Sumut Terkini

November 2024, Ekspor Karet Sumut Menurun Signifikan Sebesar 16,16 persen 

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, volume ekspor November 2023 juga lebih tinggi, yaitu 25.886 ton.

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/HO
Petani karet saat memanen getah karet di perkebunan, Kinerja ekspor komoditas karet alam di Sumatera Utara (Sumut) 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Volume ekspor karet asal Sumatera Utara pada bulan November 2024 tercatat mencapai 21.162 ton, mengalami penurunan signifikan dibandingkan dengan bulan Oktober 2024 yang tercatat sebesar 25.221 ton. 

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, volume ekspor November 2023 juga lebih tinggi, yaitu 25.886 ton.

Penurunan ini mencatatkan angka penurunan MoM (Month-on-Month) sebesar 16,16 persen dan YoY (Year-on-Year) sebesar 18,60 persen. 
 
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, menyampaikan, penurunan ini menunjukkan bahwa volume ekspor karet Sumatera Utara masih jauh dari kondisi normal yang dapat mencapai 42.000 ton per bulan.

Beberapa faktor utama yang mempengaruhi penurunan ini antara lain adalah kesulitan dalam pengaturan kontainer dan pengiriman, serta penurunan permintaan global, terutama dari sektor pabrik ban. 

"Selain itu, penundaan penerapan regulasi EUDR (European Union Deforestation Regulation) di Eropa berpotensi memberikan ruang bagi peningkatan ekspor, karena pembatasan yang lebih ketat dapat menunda pemberlakuannya, sehingga pasar ekspor karet Indonesia di Eropa dapat kembali berkembang," ujarnya.
 
Kinerja Ekspor ke Eropa   

Pada bulan November 2024, ekspor karet Indonesia ke Eropa tercatat sebesar 7,28 persen dari total ekspor, mengalami penurunan signifikan dibandingkan dengan Oktober 2024 yang tercatat 13,53 persen.

Negara-negara tujuan ekspor utama di Eropa termasuk UK, Polandia, Rumania, Slovenia, Prancis, Jerman, Italia, Belgia, Luksemburg, dan Spanyol, yang memberikan kontribusi hampir 7,3 persen dari total volume ekspor.

"Penurunan ekspor ke Eropa ini tidak secara langsung disebabkan oleh penundaan penerapan regulasi EUDR yang semula dapat menghambat aliran ekspor. Namun, dengan penundaan regulasi tersebut, diharapkan volume ekspor dapat meningkat pada periode mendatang," jelas Edy.
 
Beberapa faktor utama yang mempengaruhi penurunan ekspor pada bulan November disebutnya adalah kesulitan dalam pengaturan kontainer yang menyebabkan gangguan pengiriman. 

Selain itu, penurunan permintaan dari China, sebagai konsumen utama dunia, turut berkontribusi terhadap penurunan ekspor. 

"Permintaan dari sektor industri karet dan ban global, terutama dari China, mengalami penurunan seiring dengan perubahan siklus permintaan, mengurangi daya serap pasar untuk produk karet," ungkapnya.

Menjelang akhir tahun 2024, pasokan karet diperkirakan akan menghadapi kesulitan untuk meningkat. 

Hal ini disebabkan oleh gangguan cuaca hujan dan banjir yang terjadi di beberapa wilayah penghasil karet utama di Indonesia, terutama di Sumatera Utara. 

"Tingginya frekuensi hujan sedikit mengganggu produksi karet rakyat, meskipun gairah petani mulai membaik dengan adanya peningkatan harga yang mendorong petani untuk mulai menderes pohon karet yang sebelumnya tidak terawat," katanya.

Sedangkan untuk harga karet dunia disampaikannya mengalami tren penguatan pada bulan November 2024. 

Rata-rata harga SICOM-TSR20 pada bulan November tercatat sebesar 191,11 sen AS per kg, dengan harga penutupan pada tanggal 6 Desember 2024 mencapai 206,2 sen AS per kg. 

"Meskipun harga karet mengalami penguatan, hal ini belum mampu mengatasi penurunan volume ekspor yang terjadi," pungkasnya.

(cr26/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 


 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved