Berita Viral

INI TANGGAPAN Jokowi setelah Effendi Simbolon Dipecat PDIP karena Bertemu Dirinya

Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) turut merespons langkah PDIP memecat kadernya, Effendi Simbolon.

|
Editor: AbdiTumanggor
HO
Jokowi saat bermain bersama mantunya Bobby Nasution dan dua cucunya di salah satu pusat perbelanjaan Sun Plaza Medan, Kamis (28/11/2024) lalu. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto blak-blakan mengungkap penyebab utama dipecatnya Effendi Simbolon dari PDI Perjuangan.

Hasto Kristiyanto menyebut, bahwa Effendi Simbolon tidak akan dipecat dari keanggotaan partai apabila bertemu dengan tokoh politik lain, seperti Presiden Prabowo Subianto, bukan Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

“Jadi maksudnya Bung Seno, kalau ketemu Pak Prabowo enggak apa-apa, kira-kira seperti itu,” kata Hasto sambil tertawa dalam konferensi pers di kantor DPP PDI-P, Minggu (1/12/2024).

Pernyataan Hasto tersebut merujuk pada penjelasan Juru Bicara PDI-P Aryo Seno Bagaskoro mengenai pemecatan Effendi Simbolon.

Seno menyebutkan, salah satu alasan PDI-P bersikap tegas adalah pertemuan Effendi dengan Presiden Jokowi, yang dianggap sebagai bentuk langkah politik yang tidak sejalan dengan rekomendasi partai. 

“Pak Effendi Simbolon ini bertemu dan berkomunikasi dengan Pak Jokowi. Ini beda persoalan kalau dengan tokoh politik lain. Tapi ini bertemu dengan Pak Jokowi sebelum mengambil langkah politik yang berbeda dengan rekomendasi partai,” ujar Seno. 

Menurut Seno, PDI-P menganggap pertemuan Effendi dengan Jokowi sebagai tindakan yang tidak dapat ditoleransi, bahkan dianggap sebagai bentuk kongkalikong.

Oleh karena itu, partai langsung memutuskan untuk memecat Effendi.

“Maka, pada saat Pak Effendi Simbolon melakukan suatu langkah politik yang berkongkalikong, komunikasi dengan Pak Jokowi, ini suatu hal yang tentu saja tidak bisa dikompromi, tidak bisa ditoleransi oleh partai,” kata Seno.

Seno menambahkan, apabila Effendi bertemu dengan tokoh politik lain selain Jokowi, partai masih mungkin mengambil langkah klarifikasi dan mediasi terlebih dahulu.

Namun, pertemuan dengan Jokowi dianggap berbeda. 

“Kalau dengan yang lain-lain, tentu partai masih akan melakukan suatu proses mediasi. Tetapi kalau bicaranya dengan Pak Jokowi, maka prinsipnya tegas, ini yang diambil oleh partai,” ujar Seno.

Bagaimana Tanggapan Jokowi?

Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) turut merespons langkah PDIP memecat kadernya, Effendi Simbolon.

Jokowi hanya menjawab singkat mengenai pertemuan dirinya dengan Effendi Simbolon yang disebut menjadi alasan pemecatan tersebut.

"Bertemu, kenapa (salah) bertemu?" kata Jokowi kepada wartawan di kediaman pribadinya, Sumber, Banjarsari, Selasa (3/12/2024).

Jokowi merespons pertanyaan wartawan mengenai alasan pemecatan yang dilakukan PDIP ke Effendi Simbolon usai bertemu dengan dirinya.

Jokowi menyebut bahwa hal itu merupakan kewenangan dari partai. "Itu kewenangan partai," jawab Jokowi.

Baca juga: SOSOK Felicia Tissue Mantan Kekasih Kaesang Pakai Jaket PDIP dan Duduk Bareng Hasto Kristiyanto

Effendi Simbolon
Effendi Simbolon (Wikipedia)

Diberitakan sebelumnya, PDI-P resmi memecat kadernya, Effendi Simbolon, dari keanggotaan partai.

Pemberhentian ini buntut keputusan Effendi mendukung pasangan Ridwan Kamil-Suswono pada Pilkada Jakarta 2024.

Ketua DPP PDI-P Djarot Syaiful Hidayat mengatakan, tindakan Effendi melanggar kode etik dan anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) partai.

“Benar, yang bersangkutan (Effendi Simbolon) sudah dipecat dari partai. Yang bersangkutan melanggar kode etik, disiplin, dan AD/ART partai," kata Djarot, Sabtu (30/11/2024). 

Kompas.com mencoba menghubungi Effendi Simbolon untuk meminta tanggapannya terkait dengan pemecatan dirinya dari DPR RI pada Sabtu kemarin. 

Namun, Effendi hanya mengirimkan gambar Paus Fransiskus bertuliskan “semoga tuhan berkati” melalui aplikasi pesan singkat. 

Sayangnya, hingga berita ini ditayangkan, Effendi tak juga memberikan tanggapannya. 

Dalam surat pemberhentian Effendi yang diterima wartawan, PDI-P memberikan sanksi pemecatan karena kadernya itu melanggar instruksi DPP partai terkait Pilkada Jakarta 2024.

Diketahui, PDI-P mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta Pramono Anung-Rano Karno.

Namun, Effendi justru mendukung kandidat dari partai lain yang menjadi lawan dari Pramono-Rano. 

“Bahwa sesungguhnya sikap, tindakan dan perbuatan Sdr. Effendi Muara Sakti Simbolon … adalah pembangkangan terhadap ketentuan keputusan dan garis kebijakan partai, yang merupakan pelanggaran kode etik dan disiplin Partai, dikategorikan sebagai pelanggaran berat,” seperti dikutip dari surat tersebut, Minggu (1/12/2024).

Atas dasar itu, PDI-P memutuskan untuk memecat Effendi terhitung sejak surat diterbitkan pada 28 November 2024.

Surat pemecatan itu ditandatangani oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto.

PDI-P juga secara tegas melarang Effendi Simbolon untuk melakukan kegiatan ataupun menduduki jabatan yang mengatasnamakan partai.

Sebanyak 27 Kader Dipecat PDIP

Kabar terbaru, Kamis (5/12/2024), sebanyak 27 kader akan dipecat DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Di antaranya  diduga Joko Widodo (Jokowi) beserta anak dan menantunya yaitu, Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution.

Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, dalam konferensi pers di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (4/12/2024).

“Pak Jokowi dan keluarganya resmi tidak lagi menjadi bagian dari PDIP. Kami kesulitan mengendalikan ambisi kekuasaan mereka, yang tidak lagi sejalan dengan cita-cita partai,” tegas Hasto.

Keputusan ini bukanlah kejutan sepenuhnya. Hubungan PDIP dengan Jokowi dan keluarganya telah memanas sejak setahun terakhir, terutama setelah Gibran dan Bobby mengambil langkah politik yang dianggap "menyimpang" dari arahan partai dalam Pemilu dan Pilkada 2024.

Keduanya diduga terlibat dalam manuver politik yang bertentangan dengan garis partai, termasuk dukungan kepada kandidat yang bukan diusung PDIP dalam beberapa kontestasi politik penting.

“Ambisi kekuasaan yang tidak terkendali telah mengubah cita-cita mereka. Ini menjadi pelajaran bagi kami dan bangsa ini tentang pentingnya disiplin dalam berorganisasi,”ujar Hasto, dikutip dari Warta Kota.

Diketahui, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP menggelar rapat tertutup di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (4/12/2024). 

Rapat ini membahas soal nasib 27 kader PDIP yang bakal dipecat sebagai anggota PDIP.

"Setelah ini kita adakan rapat tertutup untuk melihat bagaimana ketidakdisiplinan dari seluruh kader-kader partai di dalam pelaksanaan pilkada serentak yang nantinya partai akan memberikan sanksi yang begitu tegas," kata Hasto.

"DPP sudah menerima masukan, setidaknya sudah ada 27 orang yang akan dikenakan sanksi pemecahkan," ucap dia.

Hasto lantas ditanya apakah 27 kader PDIP yang dimaksud bakal dipecat, salah satunya adalah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

Namun, ia enggan membeberkannya saat itu. Menurut Hasto, siapa saja 27 kader tersebut akan diumumkan pada 17 Desember 2024. "Nanti akan diumumkan pada tanggal 17 Desember, secara bersama-sama," ujar Hasto.

Sebelumnya, Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun mengatakan bahwa partainya sudah menutup buku tentang Jokowi dan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka sebagai kader partai.  "Saya kira begini ya. Dengan tindakan Pak Jokowi termasuk anak mantunya, seperti saat ini, ya sudah itu bagian dari masa lalu partai," kata Komarudin kepada Kompas.com, ditemui di Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (23/4/2024).

Komarudin mengaku enggan ambil pusing membicarakan status keluarga Jokowi lagi di PDIP mengingat pengkhianatan yang mereka lakukan terkait Pilpres 2024.

Menurut dia, PDIP lebih penting memikirkan apa yang terjadi hari ini dan di masa yang akan datang ketimbang mengurus keluarga Jokowi.

"Kita berpikir hari ini dan masa depan, itu lebih penting daripada kita bicara satu keluarga itu terus. Kita pusing juga," ujar Komarudin.

(*/tribun-medan.com)

Sumber: Warta kota
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved