Sumut Terkini

Akademisi USU Fauzan Ismail Nilai Gen Z Suara Pemilih Potensial Sekaligus Penyumbang Golput

Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara (KPU Sumut) baru saja menggelar rapat koordinasi dengan Kemenko Polkam RI.

Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/HO
Akademisi USU sekaligus Dosen UINSU, Fauzan Ismail 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara (KPU Sumut) baru saja menggelar rapat koordinasi dengan Kemenko Polkam RI persiapan Pilkada serentak 2024. KPU memaparkan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Sumut berjumlah 10.771.496 orang.

"Klasifikasi pilih milenial berjumlah 3.656.608 atau 33,95 persen, lalu Gen Z 2.964. 805 atau 27,52 persen, Gen X berjumlah 2.723.795 atau 25,29 persen. Terakhir Baby Boomer 1.296.714 atau 12,04 persen," jelas Ketua KPU Sumut Agus Arifin dalam rakor. 

Dari data tersebut, dapat dirumuskan bahwa pemenang Pilkada serentak adalah yang dapat menggaet semaksimal mungkin suara pemilih pemula dari Milenial dan Gen Z. Bila digabungkan suaranya mencapai 61,47 persen. 

Akademisi USU sekaligus Dosen di UINSU, Fauzan Ismail menilai, pemilih Milenial, Gen Z itu terbilang cukup besar, dan yang paling diperebutkan di Pilkada Serentak 2024 ini, termasuk di Sumut. Untuk Sumut sendiri persentasenya lebih dari 50 persen. 

"Hanya saja tantangan besar KPU untuk segmen pemilih pemula atau Gen Z ini yaitu kekhawatiran terhadap angka golput yang tinggi, yang itu berasal dari sikap Gen Z yang cenderung apatis atau tidak peduli dengan isu-isu politik," kata Fauzan Ismail, Sabtu (23/11/2024) 

"Keberhasilan Pemilu 2024 menggaet suara Gen Z itu kalau saya lihat malah berasal dari kampanye-kampanye gimmick dan joget-joget yang memang disenangi anak muda. 
Kemudian melibatkan influencer dan artis yang cenderung lebih didengar oleh anak muda," katanya. 

Lanjut Fauzan menilai, dibandingkan dengan format diskusi, kampanye akbar yang sekarang ini justru kurang diminati, kecuali untuk segmen mahasiswa dan kaum terpelajar. 

"Kita harus objektif menilai bahwa permasalahan literasi politik saat ini menjadi PR besar bagi penyelenggaraan Pemilu kita ke depan, karena edukasi politik itu juga menjadi tanggung jawab KPU agar proses Pemilu atau Pilkada bisa menghasilkan calon pemimpin berdasarkan visi misi dan program kerja, bukan berdasarkan gimmick atau lucu-lucuan saja," katanya. 

Ditanya soal langkah-langkah edukatif ke Gen Z agar melek literasi politik, Fauzan Ismail menyampaikan beberapa saran. 

"Kalau untuk jangka pendek ini, saran saya kepada KPU yaitu perkuat sosialisasi melalui media sosial, khususnya TikTok dan Instagram dan melibatkan influencer yang cenderung lebih didengarkan oleh anak muda," katanya 

"Lalu perkuat edukasi politik melalui media sosial dan arahkan pemilih muda ini agar tidak golput dan menggunakan hak suaranya sesuai dengan hati nuraninya bukan karena gimmick semata atau sekedar ikut-ikutan tren saja," pungkasnya.

(Dyk/Tribun-Medan.com)

Update berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved