Pilgub Sumut 2024

TERBARU Dua Survei Pilgub Sumut Oktober-November, Bobby Nasution Ungguli Edy Rahmayadi

Hasil survei Pilgub Sumut bulan Oktober-November menunjukkan keunggulan Bobby Nasution - Surya atas pasangan Edy Rahmayadi - Hasan Basri Sagala.

Penulis: Anugrah Nasution | Editor: Juang Naibaho
TRIBUN MEDAN/ANUGRAH
Debat kedua Calon Gubernur dan Wakil Sumatera Utara di Hotel Santika, Medan, Rabu (6/11/2024) malam. Hasil survei Pilgub Sumut bulan Oktober-November menunjukkan keunggulan Bobby Nasution atas Edy Rahmayadi. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Hasil survei Pilgub Sumut bulan Oktober-November menunjukkan keunggulan pasangan calon nomor urut 1 Bobby Nasution - Surya atas pasangan Edy Rahmayadi - Hasan Basri Sagala.

Hasil survei dirilis oleh dua lembaga yakni Indikator dan Litbang Kompas.

Survei Indikator dilakukan pada 28 Oktober sampai 3 November 2024. Sedangkan Litbang Kompas diselenggarakan 22-28 Oktober 2024. 

Dalam survei Indikator, pasangan Bobby Nasution-Surya unggul jauh dari pasangan Edy Rahmayadi-Hasan Basri. 

Bobby meraih suara 50,6 persen, sedangkan Edy Rahmayadi hanya 24,5 persen. 

Data survei Indikator menunjukkan PDIP sebagai partai utama pengusung Edy-Hasan, belum solid memberikan dukungan.

Peneliti Utama Indikator, Hendro Prasetyo dalam keterangannya menjabarkan bahwa mereka melakukan simulasi dua pasangan calon menurut basis partai.

Dalam survei itu terlihat PDIP sebagai partai pengusung Edy justru lebih banyak yang memberikan dukungan kepada pasangan Bobby-Surya.

Pemilih PDIP 33,8 persen mendukung Edy-Hasan, dan 59,6 persen memilih Bobby-Surya. 

Sementara itu, Bobby meraih dukungan penuh dari partai politik pendukungnya.

Pasangan Bobby-Surya mendapatkan dukungan yang besar dari pemilih Gerindra 71,8 persen kemudian dari Golkar 69,5 persen

Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan ada sejumlah simulasi dalam survei Pilgub Sumut kali ini. 

Pertama, pihaknya melakukan survei top of mind calon Gubernur.

Kemudian Indikator menggunakan simulasi terbuka empat nama calon. Dalam simulasi ini Bobby Nasution kembali meraih posisi teratas dengan raihan 60,6 persen. 

Metodologi survei menggunakan multi stage random sampling. Survei menggunakan 2.290 responden dan margin of error 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Berikut hasil survei Indikator:

Top of Mind Calon Gubernur Sumut:
Bobby Afif Nasution: 50,6 persen
Edy Rahmayadi: 24,5 persen
Hasan Basri Sagala: 0,1 persen
Tidak tahu/menjawab: 24,7 persen

Simulasi Semi Terbuka 4 Nama Calon:
Bobby Afif Nasution: 60,6 persen. 
Edy Rahmayadi: 28,6 persen. 
Surya: 0,0 persen. 
Hasan Basri Sagala: 0,5 persen. 
Tidak tahu/jawab: 10,3 persen. 

Simulasi 2 Calon Gubernur:
Bobby Afif Nasution: 63,00 persen. 
Edy Rahmayadi: 28,6 persen. 
Tidak tahu/jawab: 8,4 persen. 

Mengenai hasil survei yang dikeluarkan Indikator Bobby merespons singkat. Dia berharap hal itu sesuai dengan keinginan masyarakat. 

"Ya mudah-mudahan itu yang diinginkan masyarakat Sumatera Utara," kata Bobby saat kampanye di Humbang Hasundutan, Jumat (8/11/2024). 

Survei Litbang Kompas:

Hasil survei Litbang Kompas juga memperlihatkan peta pemilih pasangan Bobby-Surya dan Edy-Hasan.

Dari survei yang digelar 22-28 Oktober 2024, elektabilitas Bobby-Surya unggul dari Edy-Hasan. 

Selisih elektabilitas kedua pasangan itu bahkan terpaut cukup lebar. Bobby-Surya memperoleh elektabilitas 44,9 persen, sedangkan Edy-Hasan 28 persen.

Sementara pemilih yang tidak tahu atau belum menentukan pilihan (undecided voters) mencapai 27,1 persen. 

"Kalau kita lihat selisihnya 16,9 persen hampir 17 persen. itu sudah jauh melebih sampling errornya. Artinya bisa kita katakan pasangan Bobby-Surya ini relatif lebih unggul dari pasangan Edy-Hasan," ujar Peneliti Senior Litbang Kompas Yohan Wahyu saat diwawancarai dalam acara Obrolan Newsroom Kompas.com, Selasa (5/11/2024).

Dari hasil survei Litbang Kompas, Bobby-Surya juga mengungguli Edy-Hasan dari segi popularitas. 

Sebanyak 79,2 persen responden mengenal Bobby-Surya dan 20,8 persen menjawab tidak tahu atau tidak menjawab. 

Sementara 70,5 persen mengenal Edy-Hasan dan responden yang menjawab tidak tahu atau tidak menjawab 29,5 persen.

Yohan menjelaskan, ada beberapa faktor yang membuat Bobby-Surya lebih populer dari Edy-Hasan. 

Salah satunya kinerja ketika menjadi kepala daerah.Bobby-Surya lebih dikenal masyarakat dari segi kinerja selama mereka menjadi kepala daerah. Seperti diketahui, Bobby merupakan Wali Kota Medan dan Surya adalah mantan Bupati Asahan dua periode. 

"Rekam jejak ini tertanam di responden bahwa dua orang ini mantan kepala daerah sehingga ketika ditanya apa kelebihan Bobby-Surya, karena rekam jejak kinerja," ujar Yohan.

Sementara untuk Edy-Hasan, masyarakat lebih mengingat karakter secara personal. 

Meskipun Edy merupakan mantan Gubernur Sumut satu periode, tapi dari sisi kinerja pasangan Bobby-Surya dinilai lebih diingat. Adapun Hasan merupakan mantan tenaga ahli Kementerian Agama (Kemenag). 

"Faktor apa yang (membuat) selisihnya jauh? Boleh jadi pasangan Edy ini tidak begitu menonjol dari sisi rekam jejak, terutama calon wakil gubernurnya, Hasan," ujar Yohan.

Survei Litbang Kompas juga memetakan bahwa Bobby-Surya memperoleh dukungan signifikan dari pemilih yang mengidentifikasi diri dengan sejumlah partai besar, seperti Gerindra, PKB, PDIP, Golkar, Nasdem, PAN, dan Hanura.

Meski begitu, menurut survei ini tidak semua para pemilih parpol di Sumut memberikan dukungannya kepada paslon usungan partai (split voting ticket). 

Hal tersebut tergambar ketika sebanyak 50,6 persen pemilih PKS justru cenderung mendukung Edy-Hasan, meski di sisi lain mayoritas pemilih dari PKB, Gerindra, Golkar, PAN, dan Perindo tetap memilih Bobby-Surya. 

Kurang solidnya arah dukungan partai juga terjadi pada pemilih PDIP. 

Sebanyak 48,9 persen pemilih PDIP tercatat memilih Bobby-Surya sebagai cagub-cawagub Sumut. Sementara hanya 29,2 persen yang mendukung Edy-Hasan. 

Demikian pula dengan Hanura yang memberikan 70,0 persen suara kepada Bobby-Surya, sedangkan 10,0 persen untuk  Edy-Hasan. 

Sementara itu, pemilih Demokrat justru menunjukkan kecenderungan yang seimbang, yakni sebesar 30,4 persen kepada kedua paslon.

Para pemilih juga menganggap Bobby-Surya lebih mewakili identitas sosial masyarakat Sumut dibandingkan Edy-Hasan. 

Edy Rahmayadi yang memiliki darah Melayu Deli justru dianggap lebih mewakili daerah Sabang.

Karakter personal disebut sebagai alasan utama resistensi publik terhadap pasangan petahana Edy-Hasan. 

Aspek karakter menjadi penilaian negatif terbesar, karena paslon ini dianggap kurang merakyat dan berwibawa, serta menampilkan sosok yang kurang ramah.

Di sisi lain, ketidaksukaan publik terhadap paslon Bobby-Surya lebih dipengaruhi oleh pengalaman dan kekurangan dalam memimpin daerah pada periode sebelumnya. 

Meski Sumut merupakan wilayah dengan agama dan etnis yang beragam, tetapi hasil survei menunjukkan bahwa dalam memilih pemimpin, masyarakat masih terorientasi pada identitas putra daerah. 

Oleh sebab itu, Edy-Hasan mendapat lebih banyak dukungan dari kalangan pemilih etnis Batak Pakpak dari kelima subsuku Batak lainnya.

Metode Penelitian Litbang Kompas melalui wawancara tatap muka ini diselenggarakan Litbang Kompas dari tanggal 22-28 Oktober 2024. 

Sebanyak 800 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di Provinsi Sumatera Utara.

Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, “margin of error” penelitian +/- 3,46 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Meskipun demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi. Survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas (PT Kompas Media Nusantara).

Baca juga: KRONOLOGI Ricuh Debat Pilgub Sumut, Mobil Bobby Ditimpuki Batu, Muka Edy Dilempar Botol Kemasan

Merespons hasil survei Litbang Kompas, Wakil Ketua DPD PDIP Sumut Aswan Jaya membeberkan hasil survei internal partai banteng. 

Aswan bilang, elektabilitas Edy-Hasan lebih tinggi dibandingkan Bobby-Surya. “Hasil survei kami, elektabilitas Edy-Hasan di angka 41,6 persen sedangkan Bobby-Surya di angka 36 persen,” kata Aswan, kemarin.

Menurut Aswan, ada beberapa hal yang membuat elektabilitas Edy-Hasan di atas Bobby-Surya. Seperti ketokohan Edy sebagai mantan Gubernur Sumut. Selain itu program yang diusung juga jadi pertimbangan masyarakat mendukung Edy. 

“Sudah mulai ada kesadaran masyarakat Sumut, bahwa menjadi gubernur ini bukan semata-mata karena sesuatu di belakangnya. Apakah menantu presiden, atau didukung oleh aparat hukum, atau didukung partai besar. Tapi kapasitas dan kemampuan harus memadai. Ada kesadaran itu sehingga berbalik mendukung Edy. Itu fakta yang kita temukan," kata Aswan.

Aswan mengatakan, keunggulan Edy-Hasan juga atas dukungan kader PDIP yang gencar konsolidasi mendekati hari pemilihan 27 November 2024. 

"Termasuk dukungan dari kader dan simpatisan PDIP yang terus melakukan konsolidasi," katanya.

Sementara Ketua Tim Pemenangan Bobby-Surya, Hinca Panjaitan merasa tak kaget dengan hasil survei Litbang Kompas

Hinca mengatakan, keunggulan Bobby-Surya karena kerja tim pemenangan yang terus dilakukan saat ini. 

Menurut dia, hasil survei memang berkorelasi dengan fakta di lapangan. Keunggulan Bobby dan Surya juga tercermin di masyarakat.

"Dari apa yang kami lihat di lapangan, kami yakinlah hasil survei (Litbang Kompas) itu benar dan kami gunakan sebagai cermin untuk bekerja keras," kata Hinca, Rabu.

Anggota DPR RI dari Demokrat itu yakin Bobby-Surya bisa menang di atas 60 persen pada Pilkada Sumut mendatang. "Menuntaskan di 20 hari, target kami tembus 60 persen," katanya. 

(cr17/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved