VIDEO

TEROR API di Asahan Terungkap, Pelaku Ternyata Anak Sendiri, Sempat Panggil 29 Dukun

Menurut penuturan warga setempat, sempat ada 29 paranormal untuk mengatasi teror tersebut.

Penulis: Alif Al Qadri Harahap | Editor: Satia

TRIBUN-MEDAN.COM, KISARAN - Warga Desa Baung Sibatu-batu, Kecamatan Sei Dadap, Kabupaten Asahan sempat dihebokan dengan fenomena teror api yang dialami oleh satu keluarga. 

Kejadian tersebut membuat warga satu desa sempat khawatir dengan kenyamanan dan keselamatan. Bahkan, tidak sedikit yang mengkaitkan dengan sosok gaib. 

Menurut penuturan warga setempat, sempat ada 29 paranormal untuk mengatasi teror tersebut. Sebab, selain teror api, sebelumnya terdapat teror darah yang terus menghantui keluarga tersebut. 

Kapolres Asahan, AKBP Afdhal Junaidi, membuka teka-teki teror tersebut.

Menurutnya, setelah dilakukan investigasi oleh Polsek Air Batu, dibantu tim Inafis, akhirnya terungkap bahwa fenomena tersebut dibuat oleh seorang anak berusia 13 tahun. 

Parahnya lagi, pelaku merupakan anak kandung si pemilik rumah. 

"Polsek Air Batu, dibantu camat, dan Danramil melakukan penyelidikan terkait adanya fenomena teror api ini dengan menggunakan saintifik investigasion dan membuktikan bahwa fenomena yang dikatakan adanya kejadian supranatural atau karena alam, bisa kami patahkan," kata Kapolres Asahan, AKBP Afdhal Junaidi, Senin (4/11/2024). 

Dengan ilmu Kepolisian, petugas berhasil mengungkap pelaku pembakaran tersebut adalah seorang anak berusia 13 tahun. 

"Dengan ilmu kepolisian yang kami miliki, kami mengungkap bahwa saat itu kepala Dusun melihat ada seorang anak dengan berjarak 15 sampai 20 meter sedang membakar sesuatu dengan menggunakan mancis di lokasi atau dirumah tersebut," kata Afdhal. 

Atas ungkapan kepala dusun, petugas langsung melakukan introgasi terhadap pelaku, dan mengakui bahwa perbuatannya tersebut ke petugas. 

"Saat diperiksa, dia mengakui bahwa dialah yang melakukan pembakaran dirumah tersebut," ungkapnya. 

Menurutnya, berdasarkan hasil pemeriksaan dokter di RSUD Abdul Manan Simatupang, bocah 13 tahun tersebut mengalami kelainan psikis yang dialami oleh sang anak. 

"Berdasarkan dari keterangan dokter rumah sakit umum daerah Abdul Manan Simatupang, sang anak memiliki kelainan psikis dan sang anak sering mengeluarkan darah dari mulut dan hidung," katanya. 

Kata Afdhal, pelaku diduga memiliki motif ingin mendapatkan perhatian dari orang tua maupun warga sekitar. 

"Sebab, yang sebelumnya pada Oktober 2023 lalu, pelaku menggunakan tinta berwarna merah yang seolah-olah itu darah untuk mencuri perhatian orang lain," jelasnya. 

Jelasnya, pelaku peneroran ini hanya satu orang tanpa ada yang mengorganisir. 

Sebelumnya, satu keluarga di Dusun II, Desa Baung Sibatu-batu, Kecamatan Sei Dadap, Kabupaten Asahan diteror oleh api misterius yang membakar berbagai prabotan rumah tangga. 

Tak hanya prabotan mudah terbakar, baju dan tempat tidur turut dibakar oleh api yang tidak tau dari mana sumbernya. 

Segala cara dilakukan oleh pemilik rumah untuk mengatasi akar permasalahan namun tidak mendapatkan solusi. 

Terakhir, pihak keluarga memilih mengevakuasi diri untuk mengungsi ke masjid yang ada tepat di depan rumah korban. 

"Memang sudah sering terjadi, tapi yang terparah baru tiga hari ini," kata Pemilik Rumah, Parno, Kamis (31/10/2024). 

Lanjutnya, teror terparah terjadi pada Rabu (30/10/2024). Dimana, dalam satu kejadian muncul 16 api misterius yang membakar sejumlah prabotan miliknya. 

"Semalam itu ada sekita 16 titik yang gatau entah dari mana. Di dinding ada, tempat bedak istri terbakar, diatas meja, dan banyak lagi," katanya. 

Ia mengaku, saat ini pihaknya hanya ingin melakukan evakuasi untuk mengeluarkan isi prabot dari dalam rumah untuk mengantisipasi terjadi kebakaran. 

"Sekarang upaya kami ya keluarkan barang saja, biar ga menjadi pemicu yang bisa membakar seisi rumah," katanya. 

Anehnya, teror hanya terjadi di rumah Parno dan ibunya yang hanya dipisahkan oleh dinding. Menurut Parno, sebelum teror api, ada beberapa teror lainnya yang menghantui keluarganya. 

"Sebelum teror api ini, ada teror darah. Teror ini, mata anak kami mengeluarkan darah. Bahkan, sampai dia kalau pergi ke masjid itu, darahnya menetes di jalan," kat Parno, Kamis (31/10/2024). 

Selain itu, darha juga meneror saat mereka sedang menyantap makanan. Dimana, nasi yang baru dimasak berubah warna menjadi merah. 

"Masak nasi, itu pas dibuka rumahnya sudah berdarah. Semua yang dilakukan dirumah itu ada darah. Bahkan, yang terparah, anak sedang mengaji, ada darah jatuh di hadapannya," katanya. 

Katanya, dirinya telah lelah menghadapi fenomena yang tidak masuk di akal ini. Sebab, saat keluarganya mengevakuasi ke masjid, sajadah dan mukenah masjid ikut terbakar. 

(cr2/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved