Breaking News

Debat Calon Gubernur Sumut

Debat Pilgub Sumut Tentang Kesehatan, Bobby Singgung Medan Club, Edy Sentil Program UHC 

Debat perdana Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgub Sumut) ada membahas tema kesehatan.

|
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/DEDY KURNIAWAN
Debat publik perdana pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut 2024 diwarnai pujian Bobby Nasution ke Edy Rahmayadi. 

TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Debat perdana Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgub Sumut) ada membahas tema kesehatan.  

Dalam debat tersebut, pasangan calon nomor urut 1, Bobby-Surya mempertanyakan alasan Edy Rahmayadi ketika menjabat sebagai Gubernur Sumut lebih memilih membeli eks Medan Club dibanding memberi pelayanan kesehatan gratis untuk warga Sumut. 

"Pak Edy saya ingin tanya, terkait kesehatan. Masyarakat butuh pelayanan yang bisa menggratiskan untuk berobat. Medan sudah ada program Universal Health Coverage (UHC). Padahal, kami itung-itung anggaran provinsi bisa untuk program tersebut," jelasnya.  

"Tapi kenapa di masa bapak menjabat sebagai gubernur,balaj lebih memilih untuk beli eks medan Club dibandingkan membuat program UHC," tanya Bobby.

Dikatakan Bobby, Edy membeli eks Medan Club harganya sebesar Rp 400 miliar. 

"Eks medan club ini dibeli dengan harga Rp 400 miliar. Sedangkan banyak masyarakat yang tidak mampu berobat. Masih banyak masyarakat yang belum bisa berobat cukup dengan KTP saja. Kenapa bapak lebih memilih itu (beli lahan Medan Club)," terangnya. 

Mendengar hal itu, Edy malah mempermasalahkan Bobby yang tak menjelaskan dengan detail beberapa kalimat asing.

"Tadi sudah disampaikan oleh moderator kalau ada singkayan dipanjangkan singkatannya dan diterjemahkan. Untuk program UHC ini selalu dibangga-banggakan tentang berobat demgan KTP itu bisa," jelasnya.

Padahal, kata Edy program tersebut  merupakan program nasional untuk mengatasi permasalahan BPJS.

"Bukan berobat dengan KTP yang menjadi persoalan. Tapi program itu, program nasional untuk mengatasi permasalahan BPJS yang belum diselesaikan. Masalahnya BPJS yang menggunakan APBD saja tidak menjadikan jawaban. Apalagi UHC setingkat Wali Kota Medan u tuk menyiapkan KTP  untuk rayak bisa berobat. Jangan bobongi rakyat," jelas Edy. 

Lanjut Edy, lebih baik perbaiki fasilitas rumah sakit yang tak ada obatnya.

Namun, Bobby kembali merespon  pernyataan Edy Rahmayadi tersebut.   

"Pak edy pertanyaan saya simpel,kok lebih milih beli Medan Club dibanding menggratiskan program UHC. Dan kenapa beli 400 miliar untuk beli aset  yang hanya untuk luasan kantor gubernur. Dibandingkan uangnya untuk bisa memfasilitasi masyarakat berobat," jelasnya.

Dikatakannya,  jika memang  anggaran tersebut bisa untuk memfasilitasi perbaikan rumah sakit. Maka fasilitasilah itu daripada membeli Medan Club.

"Dari pada hanya untuk meluaskan kantor gubernur. Kantor gubernurnya, sudah luas sudah besar belum tentu masyarakat bisa masuk.

Ini malah memilih luasin kantor gubernur, dibandingkan untuk meningkagkan pelayanan dan menggratiskan kesehatan meningkatkan puskesmas, rumah sakitnnua, obatnya tadi boleh tapi saya lebih tanya kenapa membeli itu saja,"ucapnya.

(Cr5/tribun-medan.com)

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved