Polres Pematangsiantar

AKP Gabriellah Gultom Perjuangkan Keadilan Ungkap Tabrak Lari, Diganjar Kapolda Sumut Penghargaan

AKP Gabriellah Angelia Gultom SIK MH, Kasat Lantas Polres Pematangsiantar, menerima piagam penghargaan dari Kapolda Sumatera Utara (Sumut)

|
Editor: Arjuna Bakkara
IST
Kasat Lantas Polres Pematangsiantar AKP Gabriellah Angelia Gultom SIK MH menerima piagam penghargaan dari Kapolda Sumut Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto, SIK, MH, Rabu (25/9/2024) di Aula Tribrata Polda Sumut atas keberhasilan pengungkapan tabrak lari di Kota Siantar. 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN-AKP Gabriellah Angelia Gultom SIK MH, Kasat Lantas Polres Pematangsiantar, menerima piagam penghargaan dari Kapolda Sumatera Utara (Sumut) Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto, SIK, MH, Rabu (25/9/2024) di Aula Tribrata Polda Sumut.

Penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan AKP Gabriellah dalam mengungkap kasus tabrak lari yang menewaskan dua orang korban hingga tuntas. 

“Dengan bangga, saya menyerahkan penghargaan ini kepada AKP Gabriellah Angelia Gultom atas dedikasinya dalam menyelesaikan kasus tabrak lari yang merenggut dua nyawa. Keberaniannya tidak hanya menjadi inspirasi bagi kita, tetapi juga bagi keluarga yang menunggu keadilan,"ujar Kapolda Sumut, Irjen Pol Whisnu Hermawan di Podium.

Di ruangan Aula Tibarata Polda Sumut siang itu terlihat ruangan penuh dengan polisi berpangkat tinggi dan anggota Polri lainnya, semuanya mengenakan seragam resmi.

Sebuah podium berdiri di depan, dikelilingi oleh layar besar yang menampilkan logo Polri dan angka besar "69" sebagai penanda Hari Lalulintas Bhayangkara.

 "Pada setiap kecelakaan, ada satu hal yang hilang, kepedulian. Saat kita kehilangan kepedulian, nyawa menjadi angka, dan keadilan hanyalah kata tanpa makna,"demikian pesan yang tersirat.

Kapolda memberikan piagam penghargaan kepada Gabriellah yang maju dengan langkah tenang, tapi matanya menyiratkan kebanggaan dan kelelahan. 

AKP Gabriellah Angelia Gultom SH SIK MH, seorang perwira polisi wanita muda yang harus menyeimbangkan tugas beratnya sebagai Kasat Lantas Polres Pematangsiantar dengan tekanan pribadi, dalam penyelidikan kasus tabrak lari yang menewaskan dua orang. 

Dalam perjalanan menuntaskan kasus tersebut, Gabriellah tidak hanya mengejar pelaku, tetapi juga keadilan untuk para korban dan keluarga mereka.

Beberapa waktu lalu saat ditemui di Kantor Satlantas Polres Pematng Siantar, di depan AKP Gabriellah sebuah berkas yang sudah lusuh dengan tulisan tebal di depannya: "LP/A/95/V/2024". dibukanya, dia menatap foto korban dan lokasi kecelakaan.

Dari raut wajahnya saat ia menutup mata, kilatan ingatan dari tempat kejadian muncul suara sirene, tubuh tergeletak di pinggir jalan, dan jejak ban yang masih basah oleh darah.

“Ini bukan hanya tentang kasus. Ini tentang mereka yang kehilangan nyawa, dan keluarga yang mengharapkan jawaban,"ungkapnya saat berbincang dengan wartawan ketika itu.

Sesaat kejadian pada 2 Mei 2024, Gabriellah langsung ke TKP dan berdiri di tempat kecelakaan.

Dia berada diantara lampu-jalan yang suram memantulkan bayangan mobil yang melaju kencang.

AKP Gabriellah  melihat kembali lokasi kejadian, mencoba membayangkan bagaimana tragedi itu terjadi.

Cahaya sirene dan kerumunan di sekitar area kejadian memudar saat Gabriellah fokus pada jejak ban di aspal.

Tiba-tiba, bayangan hitam mobil yang menabrak korban muncul dalam pikirannya, menghantui.

"Satu malam bisa mengubah hidup banyak orang. Bukan hanya keluarga korban, tapi juga pelaku,"begitu bisikan yang terucap dari Gabriellah.

Kerja keras AKP Gabriellah dan rekannya membuahkan hasil, AYS pelaku yang merupakan sseorang remaja laki-laki diamankan hingga mempertanungjawabkan perbuatannya di pengadilan.

Demikian flashback penungkapan kasus tersebut oleh AKP Gabriellah dan rekannya.

Di saat menerima penghargaan di Ruang Tribarata Mapolda Sumut dari Kapolda, Gabriellah kembali tersenyum saat menerima piagam.

Semua orang memberikan tepuk tangan meriah, tetapi di matanya, penghargaan itu lebih dari sekadar prestasi pribadi.

"Penghargaan ini bukan untukku. Ini untuk mereka yang telah pergi, untuk keadilan yang mereka layak dapatkan. Karena dalam setiap kasus, ada hati yang hancur, dan tugas kami adalah menyatukan kembali kepingan-kepingan itu,"kata Gabriellah saat ditanya kesannya terkait penghargaan itu.

 
Gabriellah meninggalkan aula dengan piagam di tangannya, berjalan keluar. Ia tahu bahwa perjuangannya belum selesai, tetapi hari ini, ia telah membawa sekelumit keadilan ke dunia yang penuh dengan ketidakpastian.(Jun-tribun-medan.com).

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved