Berita Viral

GATOT Nurmantyo Sebut Massa Pasukan Berani Mati Lindungi Jokowi Cuma Hoaks, Sempat Bikin Heboh

Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jenderal Purn Gatot Nurmantyo memastikan kabar soal pasukan berani mati Jokowi cuma hoaks.

Kompas/Andi Hartik
Gatot Nurmantyo Tolak Tawaran Ketua Umum Partai Demokrat| 

TRIBUN-MEDAN.com - Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jenderal Purn Gatot Nurmantyo memastikan kabar soal pasukan berani mati Jokowi cuma hoaks.

Pasukan berani mati Jokowi sempat beredar di media sosial. Massa ini disebut bakal menggelar apel dan melakukan aksi. 

Kabar ini diungkap oleh Amien Rais dan mantan petinggi FPI Habib Rizieq. 

“Kalau kepolisian, Menkopolhukam tahu, tentunya Presiden Jokowi  tahu soal pasukan berani mati ini, karena kan pasukan  itu yang akan membela Presiden Joko Widodo,” kata Gatot Nurmantyo di akun YouTube Hersubeno Point.

“Kalau Presiden Jokowi tahu tentunya beliau melarang. Mengapa melarang? Karena cukup disampaikan saya ini punya Paspampres, punya TNI-Polri," imbuhnya. 

"Secara definitif, saya sebagai Presiden saya yakin selama ini TNI Polri mampu melindungi saya,” tambah Gatot.

Menurut Gatot Nurmantyo, jika Presiden Jokowi tak menyampaikan isu tersebut kepada penegak hukum, pertama ada dugaan dia sudah tak percaya lagi.

Kedua, berarti dalam pikiran seorang Presiden Jokowi, kalau itu benar-benar tahu dan terjadi, berarti patut diduga sudah tak cinta rakyatnya lagi.

“Memimpin dengan segenap hati, berarti seorang presiden dengan senang hati pikirannya selalu memikirkan rakyatnya. Kalau ini dibiarkan terjadi, terjadi bentrokan, kan yang korban rakyatnya juga ya kan,” terangnya.

Menurut Gatot, jika isu tersebut benar terjadi, maka akan memicu kekacauan. Ini bisa terjadi darurat sipil.

“Boleh dong berprasaka seperti itu kalau tidak ada penjelasan," ujarnya. 

"Makanya, kesimpulan saya ini adalah hoaks, karena baik itu dari kepolisian, dari Menkopolhukam, dari Presiden, dari semuanya yang berkewenangan tidak pernah memberi penjelasan tentang hal ini benar atau tidak,” tutur Gatot.

Baca juga: VIRAL Curhat Pengantin Wanita Kesal MUA Mendadak Chat tak Bisa Hadir, Padahal Tinggal Hitungan Jam

Baca juga: Sosok Neyia Kameron, Wanita yang Dipeluk Mesra oleh Jefri Nichol

Gatot menyebutkan seharusnya yang berkewenangan memberikan penjelasan ini adalah Polri. Kalau TNI tugasnya melindungi presiden.

“Harusnya diberi penjelasan kepada masyarakat bahwa Pasukan Berani Mati Jokowi tidak ada, tidak usah resah dan gelisah. Hal ini diperlukan penjelasan kepada masyarakat,” ucap Gatot.

Menurut Gatot Nurmantyo, pemerintah harusnya peka terhadap perkembangan situasi dan mengambil tindakan-tindakan yang menenangkan publik, bukan melakukan pembiaran dengan sehingga berita ini melebar kemana-mana.

“Kalaupun ada pasukan berani mati itu mau apel, mau kumpul-kumpul ya biarkan saja. Sebenarnya mudah tinggal izin ke kepolisian. Sampai saat ini belum ada terjadi,” tambah Gatot.

Atas itu Habib Rizieq sempat emosi dan merespons sedikit berlebihan hingga viral di medsos.

Sayang, aksi damai yang rencananya akan dihadiri 20.000 orang anggota Pasukan Berani Mati Jokowi itu pun gagal dilaksanakan.

Kawasan Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat yang menjadi titik pertemuan pada Minggu (22/9/2024) terlihat sepi sejak pagi hingga malam hari.   

Belum diketahui apa yang menjadi penyebab gagalnya aksi damai yang sebelumnya digadang-gadang akan dihadiri Pasukan Berani Mati Jokowi.

Dalam seruannya, Habib Rizieq meminta seluruh umat Islam mempersiapkan diri dengan mengasah golok hingga tajam.

Seruan yang berbau provokasi itu terekam kamera dan viral di medsos.

Satu di antaranya diunggah akun twitter @Ankiiim_ pada Jumat (20/9/2024).

Dalam video tersebut, Habib Rizieq terlihat duduk di antara jemaah Majelis Ashsholaatualannabi yang disiarkan secara langsung lewat kanal Youtube.

Dirinya menyerukan agar umat Islam mewaspadai gerakan Pasukan Berani Mati Jokowi di Jakarta pada Minggu (22/9/2024) mendatang.

"Hati-hati, ada seruan tanggal 22 September, empat hari lagi? Waspada, ada kelompok menamakan diri pasukan berani mati Jokowi. Mereka mengklaim ada 20.000 orang, mau turun ke Jakarta, ke patung kuda dan lain tempatnya," ungkap Habib Rizieq.

"Kita jangan usil, kita jangan ngeganggu, silakan mereka mau demo, mau orasi, mau berteriak itu hak mereka untuk menyampaikan pendapat, betul?" imbuhnya.

Meski demikian, Habib Rizieq dengan lantang mengingatkan agar Pasukan Berani Mati Jokowi tidak berbuat onar dan mengganggu kedamaian Jakarta.

Apabila terjadi, dirinya meninta seluruh umat Islam untuk mengganyang seluruh Pasukan Berani Mati Jokowi.

"Tapi jangan coba-coba bikin rusuh di Jakarta! Jangan coba-coba bakar-bakar halte saudara! Jangan coba-coba bakar-bakar pom bensin saudara! Jangan coba-coba bikin kerusuhan saudara! Saya minta dalam malam hari ini semua umat Islam, saudara asah golok yang tajem, asah aja golok yang tajem," tegas Habib Rizieq.

"Jangan keluar rumah, jangan! Kalau mereka demo damai tenang silahkan! Masuk Jakarta damai, keluar dari Jakarta tenang! Betul!?" ujarnya.

"Tapi kalau mereka bikin huru-hara di Jakarta! coba-coba ganggu keamanan! Bakar-bakar halte! Hei umat Islam, keluar dari rumahmu! Bawa senjatamu! Ganyang mereka! Habisi ke mana mereka berada saudara! Takbir!" teriak Habib Rizieq dibalas para jemaah dengan teriakan 'Allah akbar'.

Mengantisipasi peristiwa yang tidak diinginkan, dirinya pun meminta Brigadir 411, semua Jawara dan Laskar-laskar Islam mempersipakn pasukan.

Dirinya tidak ingin kelompok yang mengatasnamakan Pasukan Berani Mati Jokowi ini menmbuat kerusuhan di Jakarta.

"Kurang ajar saudara, Jokowi tinggal sebulan lagi lengser, ada urusan apa mau kerahkan pasukan?! Karena Jokowi ketakutan, dia takut kalau dia lengser besok dia ditangkap dan dipenjara saudara!" tegas Habib Rizieq.

"Karena dia takut, dia mau tunjukkan kekuatan, 'nih gua punya pasukan!'. 'nih 20.000 orang siap mati!'. Siapa partai yang mau ngerjain gua! Siapa ormas yang mau nyerang gua! Kurang ajar! Sok jago! sok hebat! sok kuat!" tegasnya. 

"Ini bukan pasukan berani mati, ini pasukan cari mati. Kalau dia cari mati, kita kasih mati!" teriak Habib Rizieq.

Alasan Habib Rizieq Geram hingga Serukan Ganyang Pasukan Berani Mati Jokowi

Habib Rizieq terlihat geram ketika menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan Pasukan Berani Mati Jokowi.

Dirinya pun meminta kepada umat Islam untuk mewaspadai apel akbar yang rencananya akan dihadiri sebanyak 20.000 Pasukan Berani Mati Jokowi di Jakarta pada Minggu (22/9/2024) mendatang.

Hal tersebut disampaikan Habib Rizieq kepada jemaah Majelis Ashsholaatualannabi yang disiarkan secara langsung lewat kanal Youtube dan diunggah ulang oleh akun twitter @Ankiiim_ pada Jumat (20/9/2024).

Dalam video tersebut, Habib Rizieq menyampaikan alasannya bersikeras akan berhadapan dengan Pasukan Berani Mati Jokowi.

Satu di antaranya adalah soal kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).

"Ini PKI mau bangkit, dia mau tes ombak, kira-kira dia punya kekuatan nggak untuk ganyang kita," ungkap Habib Rizieq.

"Kalau kita lemah, kalau kita tidak berdaya, besok habib kita mereka sembelih. Lusa kiai kita mereka bunuh, hari berikutnya seluruh pesantren, kiai, majelis taklim akan mereka bakar," tegasnya.

Habib Rizieq kembali mengingatkan kepada seluruh umat Islam untuk mewaspadai gerakan terselubung dari PKI.

Dirinya pun meminta agar masyarakat tidak terlena dengan bujuk rayu dan iming-iming uang untuk tururt serta dalam aksi damai yang akan digelar Pasukan Berani Mati Jokowi.

"Hati-hati, dan itu pernah terjadi di tahun 1948 dan terulang di tahun 1965. Bukan nggak mungkin besok akan terulang lagi saudara," ungkap Habib Rizieq.

"Makanya jangan kaget, kenapa habaib dicaci maki, mereka ingin merontokkan kepercayaan umat kepada habaib, karena mereka tahu habaib selalu berada paling depan untuk melawan komunis di negeri ini. Takbir!" teriaknya dibalas jemaah 'Allahu Akbar'.

Pernyataan Habib Rizieq sejurus dengan informasi yang sebelumnya disampaikan Mantan Ketua MPR RI Amien Rais.

Lewat akun Youtube-nya, Amien Rais mengungkapkan akan ada apel akbar pasukan berani mati Jokowi pada 22 September 2024.

Acara tersebut digelar di Jakarta dengan melibatkan sekitar 20.000 orang.

“Tanggal 22 September nanti direncanakan akan ada apel besar-besaran di Jakarta yang akan diikuti, ini katanya, oleh sekitar 20 ribu pasukan berani mati," ujarnya. 

"Kata pimpinan pasukan berani mati itu, Sukodikdo Wardoyo, mereka punya komitmen dalam menjaga Jokowi dan keluarga dari anasir jahat yang ingin menjatuhkan Jokowi dari kekuasaan," imbuh Amien Rais.

Bila benar, kata Amien, pertanyaannya, siapa pendana utama gerakan sebesar itu.

“Ya, mungkin akan dijawab mereka sendiri yang membiayai kegiatan itu. Tentu tidak ada yang percaya. Saya tidak percaya sama sekali,” tegas Amien dikutip dari Tribunnews.com.

“Pasti ada sponsor yang menanggung biaya berjumlah miliaran itu sehingga dalam suasana sepert ini, Mulyono selalu bisa meminta para cukong untuk merogoh kocek mereka tetapi itu dulu menurut saya," lanjutnya. 

"Saya kira sekarang, sejak jadi bebek lumpuh, ia kehilangan kesaktiannya. Kekuatan rakyat yang meminta supaya Mulyono atau Jokowi sekeluarga segera diperiksa oleh penegak hukum sudah semakin meluas,” tambahnya.

Amien kemudian menyatakan, Jokowi itu sudah pasti lengser di tanggal 20 Oktober tahun ini.

"Pasca 20 Oktober besok, Mulyono tidak ada lagi di panggung politik nasional. Mungkin saja sesekali muncul tetapi yang jelas itu hanya di pinggiran, lah. Andaikata Jokowi belum dipenjara, tentu lain cerita,” katanya menambahkan.

Bahkan Amien Rais secara meyakinkan mengatakan, hari-hari ini Jokowi semakin resah, gelisah, galau, dan tidak mampu lagi tertawa lepas seperti masa-masa kemarin.

“Mudah-mudahan saya keliru, tetapi saya khawatir seperti saya sampaikan beberapa hari lalu, ini manusia Mulyono karena kalap, bisa mengambil aksi yang cukup berbahaya yang saya istilahkan sebagai politik bumi hangus,” katanya.

“Mulyono atau Jokowi ini tampaknya sadar bangunan politik yang sudah dia upayakan dengan segala cara yang licik, busuk, dan penuh dengan aneka ragam kebohongoan dan keculasan—bangunan besar itu, sekarang sudah ambruk dan pasti ini menyakitkan bagi Jokowi,” imbuhnya.

“Apa kemudian akan mengandalkan Gibran? Itu mustahil. Gibran bagaikan mentimun bongkok. Ada, tidak ada, itu tidak masalah. Jadi, ada tidak adanya, itu tidak berpengaruh, karena siapa dia itu,” katanya lagi.

Prabowo pun kata, di kepemimpinannya nanti, Gibran malah jadi beban.

“Jika si Gibran diajak sidang kabinet, ini anak ugungan Mulyono, kalau ikut bicara mungkin akan jadi lelucon saja," ujarnya. 

"Wong buka warung martabak Markobar saja tidak laku, tidak sampai setahun sudah bangkrut, lantas diskursus apa yang bisa dia sampaikan? Tentu nothing. Tidak ada sama sekali,” tegas mantan Ketua MPR itu.

 Mantan Ketua MPR RI Amien Rais yang pertama kali mengembuskan isu apel akbar pasukan berani mati Jokowi. (Tangkapan video youtube kompas.com)
“Atau kemudian Jokowi mengandalkan Kaesang. Apalagi ini, kehidupan keluarga muda Kaesang yang hedonistik, suka pamer kemewahan, bergaya OKB, mengalami culture shock, sekarang jadi sasaran kebencian mayoritas kaum milenial," tuturnya.

"Jadi Kaesang juga sudah tertutup. Jalan buntu. Mau nyagub diketawain ayam, mau nyalon wali kota juga tidak akan ada yang memilih, kecuali milenial yang keblinger,” lanjut mantan Ketua Umum PAN ini.

Disampaikan Amien, hampir semua pengamat politik jeli berpendapat tidak mungkin presiden terpilih Prabowo sudi melanjutkan program pemerintahan Jokowi yang dianggapnya memecah belah bangsa, menjadikan kebohongan dan kepalsuan sebagai seni berkuasa, dan mengunggulkan kepentingan pribadi dan keluarga segala-galanya.

“Jadi ini tidak mungkin. Pak Prabowo yang ukuran kepemimpinannya itu jauh di atas Jokowi lantas kemudian disuruh meneruskan kebijakan Jokowi,” kata dia. 

Amien Rais bahkan sempat menuding jika Jokowi merupakan pecinta Partai Komunis Indonesia (PKI).

Tudingan Amien Rais itu ke Jokowi karena adanya permintaaan maaf dari pemerintah kepada orang-orang yang terlibat kaum kiri yang tertuang dalam Keppres 17/2022.

"Nah jadi Jokowi bukan kader PKI, itu saya iyakan. Dia bukan kader PKI, saya setuju. Tapi Si Mulyono ini Jokowi jelas pencinta PKI," ujar Amin Rais dalam video.

"Lihat saja Keppres Nomor 17 Tahun 2022 yang berisi permintaan maaf pada PKI. Oleh karena itu, kita semua harus mengawasi kegiatan dan kelakuan Mulyono sekeluarga. Jangan sampai mereka merusak masa depan bangsa," lanjutnya.

(*/tribun-medan.com)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved