VIDEO

Kontroversial Laga Sumut Vs Jabar, Wasit PON XXI Dianggap Tak Netral

Ridwan mengatakan, ada beberapa bukti yang mereka miliki terkait ketidaknetralan wasit di pertandingan tersebut. 

Penulis: Aprianto Tambunan | Editor: Satia

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Tim Sepakbola Putra dan Asprov PSSI Sumut mengajukan surat keberatan kepada PSSI Pusat terkait ketidaknetralan wasit di pertandingan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024.

Hal itu disampaikan pelatih Kepala Tim Sepakbola Putra Sumut, Ridwan Saragih kepada Tribun Medan, Senin (23/9/2024). 

Ia mengatakan, ketidaknetralan kepimpinan wasit itu terjadi pada pertandingan babak delapan besar ketika Sumut menghadapi Jawa Barat. 

"Asprov Sumut melalui penyampaian dari bapak Arya Sinulingga, proses ini kita lanjutkan. Kita buat surat keberatan ke PSSI dan ke Satgas untuk segera di usut tuntas pelaku-pelaku yang mungkin punya keinginan tertentu didalam pertandingan PON kemarin," kata Ridwan Saragih. 

Ridwan mengatakan, ada beberapa bukti yang mereka miliki terkait ketidaknetralan wasit di pertandingan tersebut. 

Adapun bukti-bukti itu katanya, berupa ketidaksamaan nama wasit yang ada di Daftar Susunan Pemain (DSP) dengan di dalam lapangan. Kemudian bukti vidio wasit yang menghiraukan beberapa pelanggaran krusial. 

"Di DSP yang memimpin pertandingan kita adalah wasit Eko Agus Sugiarto, ternyata di dalam lapangan yang memimpin bukan wasit yang ada di DSP. Tetapi wasit yang lain bernama Achmad Hafid Hilmi. Dari DSP saja kita sudah tau ini kerjaannya siapa, bisa mengganti-ganti wasit. Seandainya saja terjadi kesalahan input, mungkin bukan hanya satu orang, tetapi seluruh perangkat mungkin kesalahan input. Ini terjadinya tidak sesuai dengan DSP perangkat pertandingan yang memimpin pertandingan," katanya. 

"Berdasarkan hasil bukti-bukti vidio, di menit) ke-25 itu terjadi handsball di area kotak pinalti Jabar. Kemudian posisi wasit juga melihat  jelas kejadian dan pelanggaran tersebut,tetapi tidak ada mengambil keputusan. Juga terjadi lagi handsball yang kedua dan pelanggaran di area kotak pinalti. Terakhir di injury time terjadi pelanggaran di kotak pinalti yang ada buktinya berdasarkan vidio pertandingan, wasit juga tidak mengambil keputusan," tambahnya. 

Dengan adanya surat keberatan dengan dukungan bukti-bukti yang ada, Ridwab berharap Ketua Umum PSSI, Erick Thohir bisa mengusut tuntas hal tersebut. 

Menurutnya, ketidaknetralan wasit tersebut berdampak ke progres sepakbola Indonesia yang sedang berkembang. 

"Artinya ketua umum Pak Erick dan Arya Sinulingga juga lagi bersih-bersih di tubuh sepakbola kita. Jadi sepakbola kita sekarang juga progresnya sudah bagus, tapi di kotori segelintir orang yang ingin menghancurkan sepakbola kita. Terutama sepakbola PON ini kan masa-masa transisi muda menuju profesional, hancur seketika karena kepentingan-kepentingan pribadi," tutupnya. 

Perlu diketahui, langkah tim Sepakbola putra Sumut di PON 2025 harus terhenti di babak delapan besar. 

Sumut menelan kekalahan lewat drama adu pinalti setelah bermain imbang 1-1 dalam waktu 2 x 45 menit dan 2 x 15 menit. Dalam drama adu pinalti itu, Sumut mengalami kekalahan dengan skot 3-4.

Dengan kekalahan itu, perjuangan Sumut di PON 2024 harus berhenti.

(Cr29/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved