Begini Cara LPKA Medan Bangun Hubungan Harmonis antara Orangtua dan Anak: Ciptakan Lingkungan Hangat

LPKA Kelas 1 Medan Kanwil Kemenkumham Sumut bekerja sama dengan Yayasan Dizigui Medan menggelar acara basuh kaki ibu untuk anak binaan,

Editor: Jefri Susetio
istimewa
Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas 1 Medan Kanwil Kemenkumham Sumut bekerja sama dengan Yayasan Dizigui Medan menggelar acara basuh kaki ibu untuk anak binaan, Kamis (5/9/2024). 

TRIBUNMEDAN.COM, MEDAN - Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas 1 Medan Kanwil Kemenkumham Sumut bekerja sama dengan Yayasan Dizigui Medan menggelar acara basuh kaki ibu untuk anak binaan, Kamis (5/9/2024).  

Kepala LPKA Medan, Khairul Bahri Siregar mengatakan, tidak sedikit permasalahan yang terjadi di masyarakat antara orangtua dan anak. 

Sebab, barangkali ada orangtua yang merasa anak-anaknya sulit diatur dan tidak menghormati orangtua. 

Baca juga: LPKA Medan Gelar Pelatihan Public Speaking untuk Bangkitkan Jiwa Kepemimpinan Anak Binaan

 

"Tetapi ada juga keluhan dari anak yang merasa orangtua tidak memahami kemauan dan keinginannya. Kondisi demikian seringkali menimbulkan konflik di antara keduanya," ujarnya. 

Menururnya, kegiatan membasuh kaki ibu tidak semata-mata menunjukkan superioritas orangtua kepada anak. 

Akan tetapi, kegiatan ini dinilai bisa mengajarkan budaya local tentang kerukunan orangtua dan anak yang perlu diajarkan terhadap anak binaan. 

"Jadi, momen dimana orangtua dan anak-anak sama-sama merenungi dan melakoni kegiatan ini. Kesadaran ini harus terus dijaga mengingat ikatan harmoni ini bukan hanya penting untuk perkembangan dan pembinaan anak. Tetapi, menciptakan lingkungan keluarga yang hangat dan positif," katanya. 

Mentor Yayasan Dizigui Medan, Lao Shi Melva Nasution menyampaikan, membasuh kaki ibu merupakan perlambang sambung rasa antara orangtua dan anak. Jadi, lewat sambung rasa, para orangtua diharapkan menyadari peran sebagai pembimbing. 

"Bukan melulu sentral kekuatan atas anak-anaknya. Biarkan anak-anak tumbuh sesuai kreativitas masing-masing. Jika ada kesalahan, kuncinya saling menyambung rasa dan komunikasi," ujarnya. 

(*) 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved