KELAKUAN ANEH Ayah di Jombang, Ngamuk Ditegur Anak Gegara Bawa Selingkuhan, Mesra-Mesraan di Rumah

TRIBUN-MEDAN.com - Kelakuan aneh dilakukan seorang ayah di Jombang. Dia marah saat ditegur anaknya lantaran membawa selingkuhan ke rumah. 

Seorang ayah inisial AR warga Desa Bandung, Diwek ini mengacam putrinya Fitri Masudah (20) lantaran menegurnya membawa selingkuhan. 

Parahnya, AR dengan santainya mengajak wanita selingkuhan itu menginap di rumahnya selama dua minggu.

Aksi AR membawa selingkuhannya ini ke rumah pun diketahui oleh istri sah dan putri kandungnya itu.

Setelah membawa selingkuhannya ke rumah, sang ayah asik bermesraan di rumah.

Menurut keterangan dari Kapolres Jombang AKBP Eko Bagus Riyadi melalui Kasi Humas Iptu Kasnasin, sang putri mengetahui ayahnya berduaan dengan wanita selingkuhan itu tak terima dan menggedor-gedor pintu ruang tamu. 

"Peristiwa itu terjadi pada hari Selasa (6/8/2024) lalu," ucap Kasnasin pada Kamis (15/8/2024). 

Baca juga: Profil AKBP Condro Sasongko, Kapolres Serang yang Dikenal Kocak, Tapi Jago Judo

Baca juga: Torehkan Kinerja Impresif Sepanjang 2023, BSI Raih Penghargaan Prominent Award 2024

Amarah sang putri memuncak ketika sang ayah berduaan dengan selingkuhan di ruang tamu.

 Karena itu, sang putri menunjukkan ketidaksukaan nya itu dengan cara menggedor-gedor pintu ruang tamu.

Setelah melakukan hal tersebut, sang putri lalu perlu ke dapur.

Namun, dari belakang AR mengikuti langkah kaki anaknya tersebut.

Saat di dapur itulah keduanya cekcok. 

Sang ayah menilai, perbuatan putrinya itu dianggap tidak menghormati selingkuhannya sebagai tamu. 

"Karena marah, AR lalu memukul putrinya itu satu kali. AR juga mengancam akan membunuh korban sambil membawa helm dan sebuah kayu," ungkapnya. 

Ketakutan usai diancam akan dibunuh ayahnya, sang putri lalu melarikan diri bersama ibunya untuk meminta pertolongan kepada tetangga terdekat.

Alhasil satu kampung pun dibuat gaduh. 

Tak lama berselang, Perangkat Desa Bandung bersama Babhinkamtibmas datang menolong korban.

AR kemudian diamankan ke Balai Desa karena telah membuat resah.

"AR diamankan oleh perangkat desa dan dibawa ke Polres Jombang," katanya. 

Saat ini, AR sudah ditetapkan tersangka dan ditahan di Rutan Mapolres Jombang akibat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan terhadap putri kandungnya.

Akibat perbuatannya, AR dijerat dengan Pasal 44 ayat (1) UURI No. 23 tahun 2004 tentang PKDRT.

"Ancaman penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp 15 juta," pungkasnya

Suami sekarat di Rumah Selingkuhan

Suami sekarat dari rumah selingkuhan, istri matikan alat bantu hidup. Ia tak ingin memberikan dukungan pengobatan kepada suaminya.

Sang istri sakit hati sudah 10 tahun dibayangi pelakor.

Suaminya pun sudah tak lagi memberikan nafkah. 

Peristiwa ini terjadi di Tiongkok. Pria berusia 38 tahun dari provinsi Liaoning di timur laut Tiongkok mengalami pendarahan otak di rumah kekasihnya.

Kekasihnya itu membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan darurat seperti dilansir dari NetEase News via South China Morning Post (SCMP).

Namun tak berapa lama, wanita itu justru menghilang. 

Padahal pihak rumah sakit membutuhkan persetujuan operasi.

Wanita lain kemudian tiba di rumah sakit dan memberi tahu dokter bahwa dia adalah istri sah pria tersebut.

Dokter menjarlaskan bahwa kondisi pasiennya kritis.

Pria itu dalam keadaan koma dengan peluangnya untuk sembuh sangat kecil meskipun sudah dilakukan operasi.

Di sisi lain biaya operasinya juga sangat tinggi.

Sang istri kemudian menolak untuk menyetujui operasi itu.

Dia tahu suaminya tidak setia selama lebih dari 10 tahun.

Kehidupan pernikahannya dengan sang suami selalu dibayangi pelakor.

Ia kini tidak mempunyai perasaan terhadap suaminya lagi. 

Apalagi sang suami tidak memberikan dukungan finansial selama ini.

Dia sudah lama tidak mencintainya.

Dia kemudian menolak untuk menandatangani formulir persetujuan.

Ia meminta dokter untuk melepas selang trakea yang menopang kehidupan suaminya dan menghentikan segala upaya penyembuhan sang suami.

Menurut hukum Tiongkok, jika pasien tidak dapat mengambil keputusan, dokter harus menjelaskan risiko pembedahan kepada kerabat dekat pasien dan mendapatkan persetujuan tertulis dari mereka.

Artinya, dalam keadaan tertentu, orang tua atau pasangan dapat mengambil keputusan medis untuk pasien.

Namun jika anggota keluarga tidak dapat mencapai kesepakatan mengenai kelanjutan pengobatan, tindakan medis yang tepat dapat segera dilakukan dengan persetujuan pimpinan institusi medis.

Tindakan sang istri memicu perbincangan luas di media sosial daratan.

“Dia tidak punya hati. Apa pun yang terjadi, berhenti berobat berarti menyerahkan hidup,” tulis seorang pengamat online di Douyin.

“Pria yang tidak setia ini berada dalam kondisi kritis dan operasi sepertinya tidak bisa menyelamatkannya. Ini karmanya,” kata orang lain.

“Istrimu akan menemanimu sampai tua. Memperlakukan istrimu dengan baik berarti memperlakukan dirimu sendiri dengan baik,” kata yang ketiga.

(*/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram,  Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan