Breaking News

Berita Viral

Nasib Wisatawan Indonesia Bawa Bekal Daging Babi Didenda Rp99,8 Juta di Taiwan, Tak Mampu Bayar

Beginilah nasib wisatawan Indonesia yang ketahuan membawa bekal makanan berisi daging babi di Taiwan dan dikenai denda Rp99,8 juta

KOLASE/TRIBUN MEDAN
Nasib Wisatawan Indonesia Bawa Bekal Daging Babi Didenda Rp99,8 Juta di Taiwan, Tak Mampu Bayar 

TRIBUN-MEDAN.COM – Beginilah nasib wisatawan Indonesia yang ketahuan membawa bekal makanan berisi daging babi di Taiwan.

Adapun wisatawan asal Indonesia keciduk membawa bekal makanan mengandung daging babi ke Taiwan.

Akibatnya, wisatawan asal Indonesia itupun didenda sebesar 200.000 dolar Taiwan atau Rp99,8 juta.

Lantas, bagaimana nasibnya setelah didenda dengan jumlah yang fantastis tersebut?

Diketahui, petugas bea cukai Taiwan menjatuhkan denda sebesar 200.000 dolar Taiwan atau lebih dari Rp99,8 juta, kepada seorang wisatawan asal Indonesia yang mencoba membawa bekal makan mengandung daging babi.

Badan Inspeksi Kesehatan Hewan dan Tumbuhan Taiwan menyatakan bahwa insiden ini terjadi pada 30 April 2024, ketika wisatawan tersebut tiba dari Hong Kong.

Kejadian ini terungkap setelah seekor anjing pelacak di bandara Taiwan mengendus "kombinasi ayam panggang dan babi" dalam bekal makan yang dibawa wisatawan tersebut.

Ilustrasi Babi dan Pangsit
Ilustrasi Babi dan Pangsit (Pixabay/Resepdanmakanan)

Menurut laporan, wisatawan tersebut tidak mampu membayar denda yang dijatuhkan dan akhirnya dideportasi.

Taiwan memberlakukan denda sebesar 200.000 dolar Taiwan bagi siapa saja yang membawa daging babi dan produk turunannya dari negara-negara yang terdampak African Swine Fever (ASF), menyusul wabah yang melanda China pada tahun 2018.

Denda ini bahkan bisa dinaikkan menjadi 1 juta dolar Taiwan bagi pelanggar yang melakukan pelanggaran untuk kedua kalinya.

ASF adalah penyakit yang sangat menular yang menyerang babi peliharaan dan babi liar, dengan tingkat kematian sekitar 80 persen.

Taiwan sendiri adalah salah satu dari sedikit negara Asia yang ternaknya belum tertular penyakit ini.

Menurut Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH), ASF bertanggung jawab atas matinya populasi babi dalam jumlah besar sehingga berdampak pada ekonomi.

Baca juga: IPTU Rudiana Tegas Bantah Tudingan Buat Skenario Kasus Vina, Ungkap Awal Mula Pertemuan dengan Dede


Meskipun tidak berbahaya bagi kesehatan manusia, ASF berdampak buruk pada populasi babi dan perekonomian peternakan.

Virus ASF sangat resisten di lingkungan dan dapat bertahan hidup di pakaian, sepatu bot, roda, dan bahan lainnya.

Virus ini juga dapat bertahan hidup di berbagai produk daging babi, seperti ham, sosis, atau bacon.

Baca juga: DULU Sempat Heboh Perawatan Suntik DNA Salmon hingga Rp1 M, Krisdayanti Kini Akui Alami Penuaan

Australia, yang sejauh ini masih bebas dari ASF, juga mengenakan denda hingga 6.260 dolar Australia (Rp 67,25 juta) bagi wisatawan yang dengan sengaja tidak melaporkan barang-barang berisiko tinggi seperti daging babi dan produk daging lainnya, atau memberikan informasi yang salah atau menyesatkan.

Pada 2022, seorang penumpang didenda dan dideportasi dari Australia karena tidak melaporkan bahwa ia membawa daging rendang.

Baca juga: Freddy Situmorang dan Andreas Simbolon Diupa-upa Keturunan Oppu Guru Tinatea Sinaga di Sirait

Baca juga: Sosok Kakek Ano Idap Sakit Diabetes dan Struk Hidup Sebatang Kara di Rumah Tak Terawat Karawang

(*/Tribun-medan.com)

 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram Twitter dan WA Channel

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved