Berita Viral
KEBOHONGAN Pram Terkuak, Santai Ajak Silvia Keluar Usai Habisi Ayah Pacarnya, Pamit ke Keluarga Asep
Awalnya, Pram tidak mengakui perbuatannya kepada keluarga Asep. Pram bahkan meminta izin kepada Ade untuk mengajak Silvia pergi ke rumahnya.
TRIBUN-MEDAN.com - Kebohongan calon menantu Asep, Pram terkuak.
Bak tanpa beban, Pram santai ajak Silvia keluar usai habisi ayah pacarnya.
Ia bahkan pamit ke keluarga Asep.
Baca juga: Dituding Selingkuh dengan Nigel Fotografernya, Sarwendah Tahan Tangis Rahasiakan Aib Pernikahan
Inilah sosok Hagistko Pramada (22) alias Pram, pemuda yang ikut melakukan pembunuhan berencana terhadap Asep Saepudin di Bekasi.
Belakangan, media sosial tengah dihebohkan dengan kabar pembunuhan berencana terhadap seorang bos aksesoris bernama Asep.
Asep dibunuh oleh istrinya, Juhariah (45), anak Silvia Nur Alfiani (22), dan kekasih Silvia yaitu Pram.
Bersama Juhariah dan Silvia, Pram turut melakukan pembunuhan berencana di rumah korban, RT 03/RW 04, Desa Taman Rahayu, Setu, Kabupaten Bekasi, Kamis (27/6/2024).
Baca juga: JADWAL Liga Inggris 2024/25: Man United Diwajibkan Finish 4 Besar, Erik ten Hag Santai Targetnya
Lantas, siapakah sosok Pram?
Sosok Hagistko Pramada
Dirangkum dari Kompas.com, sosok Pram diketahui ketika dirinya pertama kali bertemu dengan keluarga Asep.
Kepada keluarga Asep, Pram mengaku sebagai mahasiswa IT (Information Technology) di sebuah kampus di Depok.
Ibunya adalah seorang kepala sekolah. Sementara, kakak pertamanya bekerja sebagai bidan di rumah sakit dan kakak keduanya sebagai guru di Palmerah.
Awalnya Tidak Mengaku
Awalnya, Pram tidak mengakui perbuatannya kepada keluarga Asep.
Dia berkelit ketika adik Asep, Ade Mulyana melempar sejumlah pertanyaan tentang kematian sang kakak berdasarkan cerita Silvia.
"Kata dia (Pram), 'Wah, enggak, bang, enggak tahu saya, bang. Saya juga enggak tega (tanya kronologi), namanya lagi berduka. Apalagi perempuan, pasti belum stabil'," ujar Ade menirukan jawaban Pram dikutip Tribun-medan.com dari TribunJabar.id
Baca juga: Tingkatkan Literasi Pelajar, Dinas Perpustakaan Kota Siantar Gelar 3 Lomba Sambut Hari Kemerdekaan
Tak berselang lama, Pram meminta izin kepada Ade untuk mengajak Silvia pergi ke rumahnya.
Pram beralibi bahwa ibunya ingin mengajak Silvia makan bersama sekaligus mendegar kronologi meninggalnya Asep.
"Santai dia. Terus, enggak lama dia izin bawa Silvia keluar tuh," tutur Asep.
"'Mau ke mana?', 'Mama di rumah pengin tahu ceritanya gimana, ibu ajak makan di luar, sekalian mau tanya Silvia', ya saya persilakan," terangnya.
Juhariah Ajukan Pinjol Rp56 Juta Pakai Nama Suami
Usai membunuh, Juhariah ajukan pinjol Rp56 juta pakai nama suami, Asep.
Hal itu terbongkar saat adik Asep ditelepon debt collector 12 hari usai kematian kakaknya.
Dikutip Tribun-medan.com dari TribunnewsBogor.com, keluarga Asep Saepudin (43), korban pembunuhan oleh istri dan anak di Desa Taman Rahayu, Kecamatan Setu, Bekasi, mengatakan tabungan Asep dikuras pelaku sampai tinggal Rp 53.000 saja.
Baca juga: INI Proyek Tugu Putri Hijau yang Buat Bobby Nasution Ngamuk, Pengerjaannya Tak Sesuai Perencanaan
Dia pun menduga kakaknya memang dibunuh karena ingin dikuasai hartanya.
"Kalau menurut saya ya karena ingin menguasai hartanya saja dikuras, yang ditransfer itu bukan cuma pinjol doang, Tabungan pribadi pun habis tinggal Rp 53.000," ujar adik Asep, Ahmad Wahyudi, saat dikonfirmasi melalui telepon, Selasa (23/7/2024).
Yudi (33) menaruh curiga saat ada telepon dari pinjaman online tentang tagihan Asep pada hari ke-12 kematian Asep.
Yudi memberitahukan kepada pihak pinjaman online bahwa Asep Saepudin sudah meninggal dan meminta klausul jika debitur meninggal.
Baca juga: Berikut Daftar Link Download Soal Latihan Seleksi CPNS 2024 Gratis
"Terus pihak pinjol minta surat kematian. Sembari bertanya meninggalnya tanggal berapa, saya jawab tanggal 27 Juni, Terus dia (pinjol) heran tanggal 27 Juni itu dia (pinjol atas nama korban), baru mencairkan uang, dari situ ketahuannya," kata Yudi.
Lalu, Yudi langsung melakukan pengecekan mutasi rekening Asep. Ternyata ada uang masuk Rp 43 juta dari pinjol AdaKami dan Rp 13 juta dari Easycash, sehingga totalnya Rp 56 juta.
"Terus ada lagi uang keluar pukul 09.40 ke rekening atas nama Silvia Nur melalui M-banking Asep Saepudin," ujar Yudi.
Setelah melihat transaksi tersebut Yudi langsung menginterogasi Silvia (22) menanyakan uang yang masuk ke rekeningnya dari rekening Asep Saepudin.
"Saya pancing dulu soal saldo rekeningnya, dia nunjukin saldonya cuma Rp 90.000, ternyata itu rekening baru yang lama sudah diblokir," kata Yudi.
Menurut Yudi, hal tersebut membuat kasus pembunuhan Asep Saepudin terbongkar.
Kendati demikian, Silvi (22) anak korban masih berbohong.
"Ngakunya (Silvi) malamnya mamah mau bikin enggak sadar bapak, habis itu bapak dikasih teh terus dipukul lehernya dua kali enggak sadar terus handphone-nya diambil buat aplikasi pinjol abis itu bapak kebangun baru habis itu dicekik sama dipukul matanya itu dia (Silvi) ceritanya begitu," kata Yudi.
Baca juga: Berikut Daftar Link Download Soal Latihan Seleksi CPNS 2024 Gratis
"Baru habis dari itu saya cerita ke orang tua saya, ke ayah saya, akhirnya diputuskan buat laporan polisi," pungkasnya.
Diketahui sebelumnya, Polres Metro Bekasi menangkap tiga pelaku pembunuhan berencana terhadap Asep Saepudin di wilayah Kampung Serang, Taman Rahayu, Kabupaten Bekasi.
Pelaku merupakan Istri korban Juhariah (45) anak korban Silvia Nur (22), dan pacar anak korban Hagistko Pramada (22).
Atas perbuatan pelaku dijerat, Pasal 44 ayat 3 juncto pasal 5 UU RI no 23 tahun 2004 tentang KDRT ancaman hukuman 15 tahun kurungan penjara, pasal 340 KUHP pembunuhan berencana ancaman pidana mati atau kurungan penjara seumur hidup.
Juhariah, Silvia Nur, dan Hagistko Pramada memiliki memiliki motif berbeda-beda saat membunuh sang kepala keluarga. Kapolres Metro Bekasi Kombes (Pol) Twedi Aditya mengungkapkan, Juhariah tega menghabisi nyawa suaminya sendiri karena sang suami tidak mau membayar utangnya.
"Menurut keterangan, istri korban ini ada utang ke teman-temannya. Korban tidak bersedia melunasi," ujar Twedi.
Selain itu, Juhariah menganggap Asep tidak cukup menafkahinya sehari-hari. Hal itu membuat Juhariah menahan dendam dan akhirnya kongkalikong dengan sang anak untuk membunuh Asep.
Sementara itu, sang anak, Silvia Nur memiliki motif kesal kepada sang ayahanda karena hubungannya dengan kekasih, Hagistko, tidak direstui untuk ke jenjang pernikahan.
Twedi menyebut, Asep sendiri tidak merestui hubungan antara Silvia dan Hagistko karena kekasih anaknya tersebut memiliki utang.
Baca juga: Bursa Transfer - Manchester United Bakal Korbankan Pemain Senior, Serius Rombak Skuat
"Anaknya sudah pacaran bertahun-tahun, tetapi enggak kunjung diberikan restu untuk menikah oleh korban," tambah Twedi.
Ironisnya lagi, setelah membunuh Asep, Silvia juga tega mengambil ponsel sang ayah. Ia menggunakan ponsel untuk bertransaksi di pinjaman online dan dikirim ke rekening pribadi serta rekening kekasihnya.
"Mengambil handphone korban untuk digunakan transaksi pinjaman online sebesar Rp 13 juta. Setelah Itu, Melakukan pinjaman online melalui easycash sebesar Rp 43 juta. Lalu ditransfer ke rekening milik pelaku SN, kemudian ke rekening HP," tutur Twedi.
(*/Tribun Medan)
Baca juga: VIRAL Driver Taksi Online Dibacok Penumpang di Pinggir Jalan hingga Tewas, Pelaku Rupanya Pasien RSJ
Baca juga: Perindo Buka Peluang Dukung Rico-Zaki di Pilwalkot Medan
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram, Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/dfdssz.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.