Berita Viral
2 Saksi Dipanggil Polisi Malah Perkuat Pegi Setiawan Bukan Pelaku Kasus Vina, Bawa Bukti Chat
Saksi yang dipanggil Polisi soal kasus pembunuhan Vina dan Eky membawa bukti isi chat FB dengan Pegi Setiawan.
TRIBUN-MEDAN.com - Saksi yang dipanggil Polisi soal kasus pembunuhan Vina dan Eky membawa bukti isi chat FB dengan Pegi Setiawan.
Saksi yang dipanggil Polisi ini malah memperkuat Pegi sebagai korban salah tangkap Polisi.
Padahal Polisi sudah sempat menghapus status facebook Pegi Setiawan di tahun 2016 atau saat kejadian kematian Vina dan Eky pada 27 Agustus 2016.
Ada dua saksi baru yang diminta polisi untuk datang ke Mapolres Cirebon Kota pada Sabtu (15/6/2024).
Mereka bernama Nurul Iman dan Dede Kurniawan.
Bukti yang memperkuat Pegi Setiawan berada di Bandung saat peristiwa Vina dan Eky terbunuh berasal dari Dede Kurniawan.
Dede Kurniawan, yang merupakan teman dekat Pegi, sempat ditanya sebanyak 22 pertanyaan oleh penyidik.
Pemeriksaan ini terutama berfokus pada sejumlah postingan di Facebook.
Menurut anggota tim kuasa hukum Pegi Setiawan, Toni RM, penyidik menanyakan tentang postingan di akun Facebook bernama Indra Ferdiyanto yang menandai Dede.
Postingan tersebut menunjukkan empati terhadap anggota kelompok suporter.
"Ya tadi Dede Kurniawan mendapatkan pertanyaan dari penyidik sebanyak 22 buah."
"Dede fokusnya ditanya seputar mengenai postingan akun Facebook bernama Indra Ferdiyanto dengan postingan Pegi Setiawan," ujar Toni, Sabtu (15/6/2024) seperti dilansir TribunJabar.
Baca juga: Live Streaming Turki Vs Georgia Pukul 23.00 WIB, Tonton Siaran Langsung Euro 2024 di HP Kamu
Baca juga: Tim Monitoring PKK Sumut Kunjungi Desa Banyumas Kabupaten Langkat
Dede menegaskan kepada penyidik bahwa dia tidak mengetahui maksud dari postingan tersebut karena dia tak mengunggah postingan itu, melainkan akun lain.
Penyidik juga mempertanyakan foto yang diposting oleh Pegi Setiawan bersama Dede, termasuk siapa yang mengambil foto tersebut dan menggunakan jenis kamera apa.
"Dede ditanya, itu yang memfoto siapa, pakai kamera siapa dan Dede jawab menggunakan kamera DSLR," katanya.
Dede juga menjelaskan bahwa Pegi bukan anggota kelompok suporter, meskipun ada upaya penyidik untuk menghubungkan Pegi dengan kelompok tersebut.
"Sehingga kali ini, jika penyidik menyambungkan Pegi bergabung bersama salah satu kelompok suporter, Dede setelah menjelaskan ya tidak," katanya.
Bawa bukti chat patahkan Pegi di Cirebon
Pada akhir pemeriksaan, penyidik menanyakan apakah Dede memiliki hal lain yang ingin disampaikan.
Dede bersama tim kuasa hukumnya menunjukkan chat inbox antara Dede dan Pegi dari 3 Agustus hingga 1 September 2016, yang menunjukkan bahwa Pegi berada di Bandung pada periode tersebut.
"Nah malah, penyidik menanyakan ke Dede ada hal lain yang ingin disampaikan, kami tunjukkan chatting inbox dengan Pegi."
"Di sana Dede komunikasi dengan Pegi di tanggal 3 Agustus sampai tanggal 1 September 2016, di mana menyatakan Pegi berada di Bandung," ujarnya.
Sempat dihapus polisi
Sebelumnya, bukti elektronik berupa status FB Pegi Setiawan yang memperkuat dia berada di Bandung sempat hilang.
Toni RM mengatakan ada upaya tidak fair dalam menangani kasus ini.
Hilangnya status-status di akun Facebook milik Pegi berawal ketika Pegi ditangkap.
Di dalam akun Facebook bernama Pegi Setiawan, sebelumnya terdapat sejumlah status yang ditulisnya pada Agustus 2016.
"Misalnya, tanggal 17 Agustus 2016, ini ada status Pegi Setiawan menuliskan 'Bismillah OTW Bandung sendirian juga, berani'. Kedua, masih di 17 Agustus 2016 juga, Pegi Setiawan menuliskan status 'mengais rezeki di kota orang'. Pada 24 Agustus 2016, Pegi menulis status 'lupa suasana kampung halaman", ujar Toni dalam Kabar Petang di TV One yang tayang pada Senin (10/6/2024).
Toni melanjutkan bahwa Pegi kemudian menuliskan status di FB-nya pada tanggal 1 September 2016.
Namun, Pegi menuliskan status mengenai keluh kesahnya.
"Nah, kejadian (pembunuhan Vina) itu kan 27 agustus 2016, kemudian di tanggal 1 september 2016 Pegi Setiawan menuliskan status dengan kalimat, Ya allah saya enggak tahu apa-apa tentang masalah ini, kenapa saya kena getahnya, cobaan yang kau berikan begitu berat ya allah'," jelasnya.
Toni mengartikan status yang ditulis pada 1 September tersebut karena Pegi telah mendapatkan kabar dari ibunya bahwa rumahnya digeledah polisi pada tanggal 31 Agustus 2016, tiga hari setelah kejadian.
"Nah ini artinya, status-status ini menunjukkan bahwa Pegi Setiawan memang berada di Bandung dalam kurun waktu sebelum dan setelah kejadian memang di Bandung," katanya.
Diminta password
Akun Facebook Pegi Setiawan belakangan mendadak hilang.
Toni menyebut, setelah hilang, beberapa waktu kemudian akun FB Pegi Setiawan muncul lagi.
Namun, status-status yang tertulis di dalam akunnya sudah hilang.
"Namun, setelah muncul lagi akun Facebook itu, status-statusnya sudah pada hilang, sudah diacak-acak," ujar Toni.
Pegi sempat mengaku kepada Toni bahwa penyidik sempat meminta password akun Facebook-nya.
"Jadi, penyidik minta password akun Facebook-nya Pegi Setiawan. Kemudian belakangan, akun Facebook ini sudah tidak ada semua statusnya, memang sudah ada akunnya, tapi statusnya sudah tidak ada," ujar Toni.
Mendengar penjelasan Pegi, Toni menduga bahwa ada upaya penyidik untuk tidak adil dalam pengungkapan kasus ini.
Seharusnya, kata Toni, bukti status tersebut tidak dihilangkan.
Pihak penyidik terkesan ingin mencari-cari kesalahan pada kliennya tersebut.
Peretasan akun FB milik Pegi pun bisa menjadi boomerang terhadap pihak penyidik.
"Jadi biarkan saja justru masyarakat indonesia dengan adanya informasi seperti ini, semakin mencurigai bahwa sesuatu yang menunjukkan bahwa Pegi Setiawan tidak berada di lokasi melainkan berada di Bandung malah dihilangkan malah tidak fair," ujarnya.
Toni akan mempertimbangkan untuk melaporkan masalah ini kepada Divisi Propam Polri.
Baca juga: Pemprov Sumut Segera Susun Perda GDPK, Pj Gubernur: Kependudukan Semakin Dinamis
Baca juga: Daftar 15 Nama dan Pangkat Polisi yang Jadi Buronan Polrestabes Medan, Ini Kasus-kasusnya
(*/tribun-medan.com)
Saksi yang dipanggil Polisi soal kasus pembunuhan
Pegi Setiawan
korban salah tangkap polisi
Tribun-medan.com
| ANIES Sentil Universitas Oxford Tak Cantumkan Nama Peneliti Indonesia Soal Temuan Rafflesia Hasselti |
|
|---|
| REKOMENDASI Penutupan PT TPL dan PT GRUTI: Upaya Menjaga Kesejahteraan Masyarakat dan Lingkungan |
|
|---|
| FAKTA BARU Kematian Alvaro, Bocah 6 Tahun Diculik di Masjid lalu Dibekap oleh Ayah Tiri |
|
|---|
| KETAHUAN Kelakuan Kejinya Bunuh Anak Tiri Alvaro, Alex Iskandar Akhiri Hidup di Kantor Polisi |
|
|---|
| GELAGAT Alex Iskandar Ikut Cari Jasad Bocah Alvaro Padahal Pelaku Pembunuhan, Akal-Akalan Ayah Tiri |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/hakim-sidang-pegi-tribunmedan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.