Breaking News

Berita Medan

MUI Sumut Sindir Kapolda Hingga Kepala BNN Kenapa Narkoba Sulit Diberantas:Aparat Jadikan Itu Bisnis

MUI menduga, kian maraknya peredaran narkoba di Sumatera Utara lantaran aparat penegak hukum justru menjadikannya bisnis.

Penulis: Fredy Santoso | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO
Momen saat, Sekretaris Gerakan Nasional Anti Narkoba MUI Sumut Arifinsyah (2 dari kanan) menyindir aparat keamanan kenapa narkoba di Sumut sulit diberantas lantaran aparat menjadikannya bisnis. 

TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN - Gerakan Nasional Anti Narkoba (Ganas Annar) Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyindir aparat penegak hukum mengenai sulitnya memberantas narkoba di Sumatera Utara.

MUI menduga, kian maraknya peredaran narkoba di Sumatera Utara lantaran aparat penegak hukum justru menjadikannya bisnis.

Hal ini diungkap Arifinsyah, Sekretaris Gerakan Nasional Anti Narkoba MUI Sumut di hadapan Kepala BNN Komjen Marthinus, Kepala BNN Sumut Brigjen Toga, Kapolda Sumut Irjen Agung, perwakilan Pangdam I BB, Kolonel Infanteri  Ridwan, Direktur Pembinaan Narapidana dan Latihan Kerja Produksi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Erwedi Supriyatno Erwedi serta pejabat lainnya dalam acara workshop BNN RI di Medan, Selasa (23/4/2024).

Saat mendengar ucapan aparat menjadikan narkoba sebagai bisnis, para tamu yang hadir nampak riuh bertepuk tangan dan tertawa.

Sementara pejabat utama yang hadir memiliki respon yang berbeda-beda, diantaranya ada yang ikut bertepuk tangan dan ada yang berdiam diri.

"Majelis ulama, tokoh agama, sudah sepakat yang namanya narkoba haram total. Tapi aparat juga banyak menjadikan itu alat bisnis,"kata, Sekretaris Gerakan Nasional Anti Narkoba MUI Sumut Arifinsyah di acara Workshop BNN RI bertema Indonesia Bersinar, Selasa (23/4/2024).

MUI menilai, mental aparat di Sumut harus diubah jika ingin Sumatera Utara bebas dari narkoba.

Ia menyebut, adanya bandar narkoba yang mengendalikan jaringan dari dalam lapas karena ada indikasi keterlibatan pihak lapas.

Menurutnya, tidak mungkin handphone bisa masuk ke dalam sel dan digunakan terus menerus untuk mengkoordinir peredaran narkoba tanpa diketahui petugas.

"Kalau mau logika, jujur bapak, mana mungkin narkoba masuk pakai handphone tanpa pintu. Di pintu itu ada aparat bapak. Ada apa?"tanya nya.

BNN RI mengungkap, Sumatera Utara masih menjadi rangking pertama di Indonesia soal penyalahguna narkoba.

Dari 3,3 juta pengguna narkoba di Indonesia, 1 juta diantaranya berada Sumut.

Deputi Pencegahan BNN RI, Richard Nainggolan menerangkan, narkoba masuk melalui Sumut melalui pantai timur Sumatera Utara seperti Tanjung Balai.

Sabu-sabu biasanya dikirim dari Myanmar, ke Malaysia, lalu ke Tanjung Balai melalui pelabuhan tikus yang ada.

"Dari seluruh penyalahguna narkoba di Indonesia, sepertiganya ada di Sumut. Sementara ini, Sumut duduk di rangking satu," kata Richard di Hotel Grand Aston City Hall, Kota Medan, Selasa (23/4/2024).

(Cr25/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved