Ramadan 2024
Empat Tahun Rayakan Lebaran di Amerika, Fira Fatmasiefa Akui Rindu Suasana Mudik di Indonesia
Fira Fatmasiefa, mahasiswa lulusan S1 university of California mengaku rindu dengan suasana arus mudik lebaran di Indonesia.
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Fira Fatmasiefa, mahasiswa lulusan S1 university of California, Berkeley, California mengaku rindu dengan suasana arus mudik lebaran di Indonesia.
Pasalnya, ia sudah empat tahun menjalani puasa dan lebaran di Amerika.
Diceritakan Fira yang saat ini bekerja sebagai tutor dan facilitator Coach di Perusahaan Lawrence Hall Of Scince, California ini mengaku sejak kuliah dirinya tidak pernah pulang di saat lebaran. Hal itu dikarenakan masih pertengahan semester.
Namun setelah bekerja, Fira mengatakan tidak pulang lantaran waktu libur yang diberikan hanya sebentar saja. Selain itu, ia masih sibuk mengurus pemberkasan kuliah S2 dan S3 nya di Boston university.
Dijelaskan Fira, momen lebaran tanpa keluarga sudah biasa dijalani di negeri orang, sehingga di tahun ini dirinya tidak merasa begitu sedih. Hanya saja, ia rindu suasana arus mudik lebaran di Indonesia.
"Sudah sering (tidak lebaran di Indonesia), sejak pertama kali puasa di Amerika itu tahun 2020 sampai hari ini tidak pernah pulang saat lebaran," ucapnya kepada Tribun Medan, Sabtu (6/4/2024).
Dikatakan Fira, selama empat tahun lebaran di Amerika, tidak semewah dan seheboh saat lebaran di Indonesia.
Untuk itu, setiap tahun Fira selalu berpindah-pindah dan mencoba lebaran di beberapa wilayah Amerika.
"Tapi ya dibuat seru aja. Tahun ini insyaallah saya lebaran di Dallas, Texas. Karena sekalian ada kegiatan observasi gerhana matahari," ucap alumni mahasiswa S1 jurusan Astrofisika ini.
Fira juga mengaku jarang mengadakan lebaran dengan mahasiswa Indonesia. Sebab, kebanyakan mahasiswa di sana juga non muslim.
"Kalau di sekitar Barkeley, itu mahasiswa banyak non muslim. Makanya saya sering ke beberapa tempat Student Association kalau ramadan. Sebab di sana banyak mahasiswa muslim dari berbagai negara," ucapnya.
Diakuinya yang membuat ia rindu dengan Indonesia saat lebaran karena antusias masyarakat dalam menyambut hari yang suci dengan cukup meriah.
"Kangen dengan suasana lebaran dan arus mudik sih. Karena di Indonesia kan populasi muslimnya tinggi ya. Terus juga pastilah rindu saat kumpul keluarga," ucap mahasiswa asal Surabaya, Indonesia.
Menurutnya, lebaran di Amerika tidak begitu disambut dengan hangat. Mungkin karena masyarakat muslim masih menjadi minoritas.
"Bahkan masih banyak warga sini (Amerika) yang tidak mengerti apa itu puasa dan lebaran," ucapnya.
Meski tidak pulang, Fira mengaku selalu menghubungi keluarganya saat lebaran tiba.
"Kebetulan lebaran di sini tanggal 10 April. Pasti di hari itu saya telepon keluarga dan memasak makanan Indonesia tapi yang simpel aja seperti tahu, tempe, dan sop. Ini cukup buat nostalgia lebaran di rumah," katanya.
Saat lebaran, perempuan kelahiran 2022 ini mengaku rindu minuman es dawet. Sebab di Amerika tidak ada yang menjual.
"Tapi saya kangen juga dengan es kolak, kopyor, dan pasti gorengan dekat rumah. Itu selalu dipesan saat menjelang lebaran gini," jelasnya.
Fira juga rindu momen saat pulang lebaran ke kampung orang tuanya.
"Biasanya kalau lebaran gini keluarga saya pulang ke Jawa Timur ketemu kakek di malang. Kemudian ke Jember ketemu saudara. Mungkin karena sudah lama tidak pulang jadi rindunya lumayan terasa berat," ucapnya.
Menurutnya, warga Amerika cukup toleransi pada saat umat muslim sedang menjalankan ibadah. Tetapi, hal itu terjadi saat mereka memahami ibadah apa yang sedang dijalankan.
"Karena di sini umat muslim masih minoritas. Biasanya saat lebaran, itu umat muslim di sini menjalankan lebaran sesuai daerah dan negara masing-masing. seperti Pakistan, India, Turki, itu biasanya mereka punya tradisi masing-masing. Sehingga tidak ada ciri khas melekat saat lebaran di sini," terangnya.
Meski minoritas, katanya untuk di Berkeley sudah ada masjid yang berdiri dan aktif. Sehingga biasanya setiap lebaran mereka selalu solat Ied di sana.
"Bahkan solat tarawih dan solat lima waktu. Jadi masjid ini cukup aktif di sini," terangnya.
Fira juga bersyukur, sebab di kampus dan tempat ia bekerja memiliki sikap toleransi yang tinggi. Sehingga, ia mendapatkan izin libur untuk menyambut lebaran.
"Sebenarnya kalau saya minta izin pasti di kasih untuk sholat ied dan istirahat sebentar. Kemudian lanjut lagi bekerja," katanya.
Menurutnya, hal yang paling ia senangi saat lebaran di Amerika, saat sholat Ied. Sebab, dirinya bakal bertemu dengan orang-orang Indonesia muslim lainnya.
"Saya paling excited saat solat Ied sebab, bisa bertemu dengan mahasiswa muslim lainnya. Sebab teman-teman muslim saya itu beda jurusan. Jadi kalau ketemu jug seperti reuni aja gitu," tuturnya.
Untuk itu, Fira membagikan tips kepada mahasiswa muslim yang tinggal di Amerika dan tidak pulang saat lebaran.
"Tipsnya kalau rindu suasana lebaran dan puasa ramadan, coba cari dan datangi Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) yang dekat dengan kota mu. Insyaallah bisa ketemu sesama orang Indonesia muslim lainnya," jelasnya.
(cr5/tribun-medan.com)
| Apa Itu Tradisi Megengan yang Dilakoni sebelum Bulan Ramadan? Berikut Penjelasannya |
|
|---|
| 6 Kuliner Khas Medan yang Cocok Disajikan saat Idul Fitri, Ada Soto Medan hingga Lemang |
|
|---|
| 67 Anak Yatim Ditraktir Baju Baru oleh Lazismu Asahan jelang Hari Raya Idul Fitri |
|
|---|
| H-1 Lebaran 2024, Berikut Update Harga Bahan Pokok, Pasar Tradisional di Medan Padat Pengunjung |
|
|---|
| Kumpulan Doa di Akhir Ramadhan yang Bisa Diamalkan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Fira-Fatmasiefa-alumni-S1-university-of-California-Berkeley-California.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.