Viral Medsos

KESAL Tak Lagi Dilayani, Kakek di Ngawi Jawa Timur Aniaya dan Cekik Istrinya Hingga Tewas

Kapolres Ngawi, AKBP Argowiyono mengatakan, motif tindak pidana pembunuhan itu karena korban tidak melayani kebutuhan sehari-hari pelaku karena sakit.

Editor: Satia
HO
Ilustrasi nenek tewas dicekik suami 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Kesal tak lagi dilayani istri, kakek di Desa Bringin, Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur nekat melakukan pembunuhan.

Korban yang tewas dicekik ini diketahui bernama Suminten (63).

Nenek ini dianiaya dan dicekik hingga tewas oleh Parsi (68).

Kapolres Ngawi, AKBP Argowiyono mengatakan, motif tindak pidana pembunuhan itu karena korban tidak melayani kebutuhan sehari-hari pelaku karena sakit.

"Motif pembunuhan yang dilakukan oleh suami korban lantaran sakit hati. Kebutuhan pelaku selama ini dari makan, rokok dan kopi dilayani oleh korban, namun karena sakit korban tidak bisa melayani suaminya," kata Argowiyono melalui pesan singkat, Selasa (2/4/2024).

Baca juga: Direktur Keuangan RSU Adam Malik Mangapul Bakara Ditetapkan Tersangka dan Ditahan Kejari Medan

Argowiyono menyebut, pelaku membunuh korban dengan cara memukul dan mencekik leher korban.

"Semula pelaku tidak mengaku. Kita periksa saksi lain total 13 orang dan dari alat bukti yang kita amankan yaitu satu balok kayu dan sidik jari sesuai dengan pelaku," imbuh Argowiyono.

Polisi menjerat pelaku dengan Pasal 44 Ayat (3) Jo Pasal 5 huruf a UU RI Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) dengan ancaman hukuman pidana penjara paling lama 15 tahun penjara.

"Ancaman pelaku 15 tahun penjara," ucap Argoyuwono.

Baca juga: Gerbang Tol Indrapura-Tebingtinggi Mulai Bertarif, Pembukaan Gerbang Kisaran Menyusul

Sebelumnya, Suminten ditemukan tewas di kamarnya pada Senin (18/3/2024) pukul 10.00 WIB.

Jenazah Suminten ditemukan dalam kondisi mencurigakan.

Suminten terbaring di atas tempat tidurnya dan lehernya terlilit kain dan luka pada bagian kepala.

Lansia suami istri tersebut, menurut warga, belum genap satu tahun tinggal di Desa Beringin.

Mereka sebelumnya tinggal di Kalimantan sebagai transmigran dan menempati rumah sederhana berdinding tripleks di atas tanah milik kerabatnya.

 

Artikel ini diolah Kompas.com

Baca Berita Tribun Medan Lainnya di Google News

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved