Pilpres 2024

RESPONS KPU Soal Gugatan Kubu AMIN Terkait Data yang Tak Jelas: Tuduhan yang Manipulatif

Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjawab terkait gugatan yang diajukan kubu AMIN dan Ganjar-Mahfud ke Mahkamah Konstitusi (MK). 

Dok. Antara
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengumumkan penerimaan pendaftaran bakal calon legislatif DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota untuk Pemilu 2024 pada 1-14 Mei 2023 atau dimulai Senin (1/5). 

TRIBUN-MEDAN.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjawab terkait gugatan yang diajukan kubu AMIN dan Ganjar-Mahfud ke Mahkamah Konstitusi (MK). 

Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar dan Ganjar - Mahfud MD telah menjalani sidang gugatan perdana di Mahkamah Konstitusi.

Mereka menuntut agar dilakukan pemilihan ulang dan mendiskualifikasi pasangan Prabowo-Gibran. 

Tim AMIN juga menuding banyak DPT yang tak jelas di sejumlah tempat. 

Menanggapi hal ini, KPU mengatakan tuduhan yang dilontarkan AMIN dan Ganjar-Mahfud merupakan manipulatif. Tidak berdasarkan fakta. 

Demikian disampaikan Tim Hukum KPU, Hifdzil Alim dalam sidang sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK), Kamis (28/3).

“Tuduhan pemohon terhadap manipulasi DPT yang juga dilaporkan ke Bawaslu dan belum mendapatkan putusan, klaimnya belum mendapatkan putusan Yang Mulia, adalah tuduhan yang manipulatif,” kata Hifdzil.

“Sebab, faktanya, Bawaslu Jawa Tengah telah menerbitkan putusan 6 Maret 2024 dan Bawaslu RI telah menerbitkan putusan koreksi pada 20 Maret 2024,” tambah dia.

Baca juga: VIRAL Fenomena Pengemis "Impor" Selama Bulan Ramadan, Sehari Saja Bisa Kantongi Rp1 Juta

Baca juga: Liverpool Tunda Krisis Klub, Real Madrid Ubah Kebijakan Soal Trent Alexander-Arnold

Dia menjelaskan, bahwa temuan atau laporan dugaan manipulasi 502.564 DPT sudah diproses di Bawaslu Jawa Tengah.

Dan pada proses itu, KPU dinyatakan tidak bersalah dan tidak melakukan manipulasi DPT.

“KPU Jateng tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan perbuatan melanggar tata cara prosedur atau mekanisme pada tahapan pemilu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” kata Hifdzil membacakan amar putusan Bawaslu Jawa Tengah.

Sehingga, KPU membantah tuduhan AMIN mengenai manipulasi DPT dan menganggap data yang disampaikan pihak AMIN adalah hal yang tidak faktual.

“Hal ini menunjukkan bahwa dalil pemohon tidak didasarkan pada data yang faktual dan cenderung manipulatif. Jika demikian, siapa yang sebenarnya manipulatif? Pemohon atau Termohon?” imbuh Hifdzil.

Penyebab Ganjar-Mahfud Kalah di Madura 

Pasangan capres dan cawapres nurut 03 Ganjar-Mahfud kalah telak di Madura.

Padahal Madura adalah kampung halaman Mahfud MD.

Lantas, mengapa suara Ganjar-Mahfud kalah di Madura?

Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Achmad Baidowi alias Awiek secara terang-terangan membongkar penyebab kalahnya Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Madura, Jawa Timur.

Achmad Baidowi mengatakan kalahnya perolehan suara pasangan itu diduga karena tak terlepas dari sentimen orang Madura terhadap Mahfud MD.

Seperti diketahui, Mahfud MD, yang dikenal merepresentasikan orang Madura, malah tak disukai. 

Terbukti, perolehan suara mereka pun terjun bebas. 

Penyebab dugaan kekalahan telak Ganjar-Mahfud MD diungkap oleh Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Achmad Baidowi alias Awiek. 

Awiek memiliki analisa menarik bahwa banyak orang Madura tak memilih pasangan calon nomor urut 3 karena sosok Mahfud MD sendiri. 

Awiek, yang juga merupakan calon legislatif PPP di daerah pemilihan (Dapil) XI Jawa Timur tersebut, berkampanye  dengan berimprovisasi memasang wajah dirinya dengan Mahfud MD di baliho di seluruh Madura.  

Kala itu, Mahfud MD baru ditetapkan sebagai calon wakil presiden dari PDIP. 

Ia berharap dengan dipasangnya wajah Mahfud MD di baliho tersebut bisa memengaruhi elektabilitas Awiek sekaligus memperkenalkan Mahfud MD. 

Namun, kenyataan di lapangan tak sesuai harapan.

"Ternyata di sejumlah kecamatan, saya dimusuhi banyak orang, gambar Pak Mahfud disobek itu yang ngenes. Saya kurang tahu. Disobek gambar Pak Mahfudnya. Dimana-mana wajah Pak Mahfud disobek," kata Awiek seperti dilansir dari tayangan Youtube Total Politik pada Rabu (27/3/2024). 

Awiek yang sadar dengan maraknya kejadian ini, kemudian membawa kasus tersebut ke Bawaslu dan Polisi. 

Akhirnya, ia sempat bertemu dengan pemilih-pemilih di Madura yang mengatakan agar jangan menghubung-hubungkan Pemilihan Legislatif (Pileg) dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) saat berkampanye. 

"Akhirnya ketemu sama pemilih-pemilih yang mengatakan, "Pak kalau mau didukung pilegnya jangan bawa-bawa pilpres. Nah, ini kan real yang ada di masyarakat. Terbukti ternyata di hasil pemilunya di setiap kabupaten Ganjar-Mahfud kalah," katanya. 

Pembubaran FPI

Awiek menduga kasus perobekan wajah Mahfud MD lantaran adanya warga Madura yang kecewa dengan sosok Mahfud. 

Diketahui, warga Madura termasuk salah satu masyarakat yang kuat dalam hal keagamaan. 

Mereka akan menjadi garda terdepan membela Islam bila agama tersebut disentuh. 

Meskipun, kata Awiek, bukan berarti semua orang Madura taat dalam menjalankan ritual praktik keagamaan. 

"Nah, rupanya setelah saya telusuri yang diduga mengganggu itu, orang-orang yg kecewa dengan keputusan pemerintah pembubaran FPI (Front Pembela Islam)," ujarnya.

Mahfud MD kala itu yang mengumumkan pembubaran tersebut. 

Padahal, kata Awiek, sejatinya keputusan pembubaran itu bukan ditandatangani oleh Mahfud MD. 

"Berkali-kali kami sampaikan bahwa yang tandatangan SK itu adalah Mendagri, Menkominfo, Menteri Agama. Menkominfo waktu itu Johnny G Plate dari Nasdem mengusung Anies," jelasnya. 

Kendati sudah diberi penjelasan, orang Madura tetap tidak memercayainya. 

"Tapi orang-orang Madura lebih pinter lagi, mereka bilang "kan koordinatornya pak Mahfud", itu yang selalu dijadikan bahan di bawah," pungkasnya. 

Baca juga: Pasar Murah Terapung di Polres Tanjungbalai, Harga Lebih Murah 30 Persen dari Normal

Baca juga: Sosok di Balik Mo Salah, Tukang Komentar Sampai Mac Allister Merubah Gaya Hidup di Liverpool

(*/tribun-medan.com) 

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved