Viral Medsos

DKI JAKARTA Harus Waspada, Banjir Besar Diprediksi Terulang Lagi, Bibit Badai Siklon 91S Mendekat

Peneliti BRIN Dr. Erma Yulihastin memperingatkan banjir besar melanda Jakarta pada tahun 2002 berpotensi terulang lagi.

Editor: AbdiTumanggor
x
Update terbaru, Peneliti BRIN Dr. Erma Yulihastin memperingatkan banjir besar melanda Jakarta pada tahun 2002 berpotensi terulang lagi. Pakar klimatologi dan perubahan iklim pada Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN itu menyampaikan, bibit badai siklon 91S telah mendekat ke Jabodetabek. Perempuan kelahiran 4 Juli 1979 ini menjelaskan, mendekatnya bibit siklon 91S itu potensi banjir besar di Jabodetabek bisa terulang lagi seperti tahun 2002 silam. (X/EYulihastin) 

TRIBUN-MEDAN.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah memperingatkan cuaca ekstrem melanda sejumlah wilayah Indonesia hingga pekan depan.

Update terbaru, Peneliti BRIN Dr. Erma Yulihastin memperingatkan banjir besar melanda Jakarta pada tahun 2002 berpotensi terulang lagi.

Pakar klimatologi dan perubahan iklim pada Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN itu menyampaikan, bibit badai siklon 91S telah mendekat ke Jabodetabek.

Perempuan kelahiran 4 Juli 1979 ini menjelaskan, mendekatnya bibit siklon 91S itu potensi banjir besar di Jabodetabek bisa terulang lagi seperti tahun 2002 silam.

Hal itu disampaikan Erma Yulihastin, dalam cuitannya di platform X, Senin (11/3/2024).

Melalui cuitannya, Erma mengatakan kondisi itu perlu jadi perhatian karena sangat jarang terjadi.

"Bibit siklon tropis 91S ini merupakan kejadian langka,"jelasnya.

“Bibit siklon 91S semakin mendekat Jabodetabek. Ini adalah event langka yang mengulang penyebab banjir besar Jakarta 2002 karena vorteks telah menyebabkan hujan dinihari yang persisten selama berhari-hari di Jakarta," tulis Erma dikutip Tribun-medan.com dalam cuitannya.

Oleh karena itu, pihaknya kini berupaya melakukan pemantauan lebih lanjut mengenai siklon 91S bersama timnya.

Meski begitu, Erma memang tidak memastikan banjir besar akan terjadi di Jakarta. Hanya saja menurutnya faktor penyebabnya sudah mendekati wilayah Jabodetabek.

"Yang jelas faktor penyebabnya ada jadi harus waspada banjir jilid dua setelah 19 Februali lalu," jelasnya lagi.

Ia juga mengambil suatu kejadian yang sama persis dengan kondisi saat ini. Dimana pada banjir Jakarta 2002 menunjukkan event siklonik vortex.

Posisi siklonik vorteks yang terjadi itu disebutnya sangat mirip dengan kondisi saat ini. “Banjir di Jakarta diawali dari hujan persisten dari tgl 25 Jan dan semakin tinggi intensitasnya hingga ekstrem pada 29-30 Jan,” lanjutnya.

Erma Yulihastin kerap mengunggah perkembangan cuaca melalui akun X nya. Seperti halnya pada 30 Maret 2023 lalu, Erma memperingatkan akan adanya badai siklon Herman.

"Ya Allah, ampunilah dosa dan kecongkakan kami. Jauhkan siklon Herman dari Indonesia. Update siklon: bergerak ke timur. Tampaknya lebih cepat ke timur dari prediksi semula,"tulis Erma Yulihastin @EYulihastin.

BMKG Telah Deteksi Bibit Siklon Tropis 91S di Sekitar Wilayah Indonesia

Disisi lain dikutip Tribun-medan.com dari Kompas.com, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi bibit siklon tropis 91S di sekitar wilayah Indonesia.

Bibit siklon tersebut muncul ketika wilayah Indonesia memasuki musim pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke kemarau.

BMKG mengatakan, bibit siklon tropis 91S berada di Samudra Hindia di sebelah barat daya Pulau Sumatera tepatnya di sekitar 10,5 derajat lintang Selatan dan 92,0 derajat bujur timur.

Bibit siklon tersebut bergerak dengan kecepatan angin maksimum 20 knots dan tekanan udara minimum 1007,8 hPa.

"Bergerak ke arah barat daya. Potensi bibit siklon 91S untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam kategori rendah," tulis BMKG di akun Instagram resminya, Selasa (5/3/2024).

Terkait kemunculan bibit siklon tropis 91S, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, sistem tersebut saat ini masih terpantau di Samudra Hindia bagian Tenggara di barat daya Lampung tepatnya di sekitar 11,1 derajat lintang selatan dan 90,8 derajat bujur timur.

Bibit siklon tersebut, lanjut Guswanto, saat ini bergerak dengan kecepatan angin maksimum 15 knots atau sekitar 28 kilometer/jam dan tekanan udara 1005 hPa.

"Pengamatan citra satelit Himawari-9 kanal Enhanced-IR sejak beberapa hari terakhir menunjukkan adanya aktivitas konvektif di wilayah suspect area," kata Guswanto kepada Kompas.com, Rabu (6/3/2024).

"Namun demikian, belum menunjukkan peningkatan aktivitas pembentukan pola siklogenesis yang signifikan," tambahnya.

Guswanto menjelaskan, analisis angin per lapisan menunjukkan adanya sirkulasi siklonik pada lapisan permukaan hingga menengah pada 10 m-700 mb.

Pada lapisan permukaan, sirkulasi terpantau masih belum kuat dengan pola sedikit melebar ke arah timur, sementara pada lapisan 700 mb sirkulasinya tampak lebih cenderung melebar ke arah barat.

"Berdasarkan data ASCAT kecepatan angin 15-20 knots terpantau di bagian selatan sistem," ujar Guswanto.

Dampak Bibit Siklon Tropis 91S

Guswanto menyampaikan, ada beberapa kondisi lingkungan di sekitar bibit siklon tropis 91S yang mendukung pertumbuhan sistem ini.

Faktor tersebut adalah gelombang Madden Julian Oscillation (MJO) dan equatorial rossby secara spasial aktif di sekitar sistem, peningkatan Monsun yang ikut menyuplai massa udara ke dalam sistem, suhu muka laut yang hangat 28-30 derajat Celcius, vortisitas sedang pada lapisan bawah hingga menengah pada 850-500 hPa.

Meski begitu, ada beberapa kondisi yang tidak mendukung pertumbuhan bibit siklon tropis 91S, yakni vertical wind shear dalam kategori rendah pada 20-25 knots dan divergensi lapisan atas dan konvergensi lapisan bawah dalam kategori rendah.

"Data model NWP skala global menunjukkan bahwa bibit siklon tropis 91S, yakni vertical wind shear dalam kategori rendah 91S dalam 24-48 jam ke depan bergerak perlahan ke arah timur dengan potensi menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan pada kategori rendah," jelas Guswanto.

Ia menambahkan, bibit siklon tropis 91S memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di Indonesia dalam 24 jam ke depan terhitung sejak Rabu (6/3/2024).

Dampak bibit siklon tropis 91S, yakni:

1. Gelombang dengan ketinggian 1,25-2,5 meter (moderate sea) di:

- Perairan barat P. Simeulue

- Perairan Kepulauan Mentawai

- Perairan Enggano

- Perairan Bengkulu hingga barat Lampung

- Samudra Hindia barat Aceh hingga Kepulauan Nias

- Samudra Hindia barat Bengkulu hingga Lampung.

2. Ketinggian 2,5-4,0 meter (rough sea):

- Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai.

Baca juga: PERINGATAN BMKG Cuaca Hari Ini Minggu dan Senin Besok, Wilayah Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang

Baca juga: CUACA EKSTREM hingga Pekan Depan, Sejumlah Wilayah Dilanda Banjir, Persawahan Rusak, Warga Hilang

Baca juga: Banjir Bandang di Desa Sionom Hudon Julu, Parlilitan, Humbahas, Persawahan Berubah Jadi Sungai

Baca juga: Banjir di Madina Rendam 5 Kecamatan, Seorang Kakek Berusia 72 Tahun Ditemukan Tewas

(*/tribun-medan.com) 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved