Berita Sumut

Perajin Sandal Murni Sitanggang Perkenalkan Produk Buatannya Berbahan Eceng Gondok

Usai membuat sandal, sisanya dijadikan pupuk organik untuk pertanian. Ia tambahkan, proses pembuatan sandal tersebut secara manual.

Penulis: Maurits Pardosi |

Perajin Sandal Murni Sitanggang Perkenalkan Produk Buatannya Berbahan Eceng Gondok

TRIBUN-MEDAN.com, PANGURURAN - Seorang perajin sandal yang berbahan eceng gondok Murni boru Sitanggang (52) perlihatkan produknya kepada pengunjung yang datang pada Hari Jadi Kabupaten Samosir XX pada hari ini, Senin (26/2/2024). Ia adalah seorang warga yang berada di pinggiran Danau Toba sehingga mudah mendapatkan bahan dasar pembuatan sandal.

Ia kisahkan, jumlah eceng gondok banyak di lingkungannya yang berada di pinggiran Danau Toba pada bulan November 2023. Secara otodidak, ia memulai proses pembuatan sandal. Dan, i akhirnya mampu mengemas eceng gondok menjadi sandal.

"Saya tinggal di tepi Danau Toba yang berada di Desa Parsaoran. Eceng gondok yang datang dari Tao Silalahi banyak pada bulan November 2023. Ada yang panjang dan juga yang pendek. Yang ukurannya agak panjang, saya ambil dan jemur," ujar Murni boru Sitanggang, Senin (26/2/2024).

"Walau saya tak ada pelatihan membuat kerajinan tangan dari eceng gondok ini, akhirnya saya berani dan bisa menghasilkan sandal. Bermodalkan kreativitas dan pantang menyerah, saya bisa menghasilkan sandal dari eceng gondok. Saya juga belajar dari banyak sumber hingga bisa menghasilkan sandal tersebut," sambungnya.

Usai membuat sandal, sisanya dijadikan pupuk organik untuk pertanian.

"Sandal ini kita kerahkan untuk keperluan hotel. Dan sisa bahan yang tak berguna kita jadikan sebagai pupuk organik," sambungnya.

Ia tambahkan, proses pembuatan sandal tersebut secara manual.

"Prosesnya manual. Maka, hasilnya masih membutuhkan kreativitas. Sekarang itu, kita bisa hasilkan sepuluh pasang per hari. Mungkin karena saya juga seorang ibu rumah tangga yang memiliki kesibukan lainnya di rumah," sambungnya.

Soal harga, produk sandal tersebut memiliki harga bervariasi. Ia berharap, produknya mendapatkan sambutan hangat dari pihak pengelola hotel.

"Untuk di pasaran, harganya Rp 10 ribu, untuk keperluan lainnya bisa harga lebih tinggi atau Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu. Tergantung kualitasnya. Biasanya kalau hotel memesan dalam jumlah yang banyak," pungkasnya. (cr/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved