Breaking News

Berita Viral

Anak Panah Tertancap di Kepala Kasat Reskrim, Niat Melerai Bentrok Warga Malah Jadi Korban

Dua polisi jadi korban akibat pertikaian antar kelompok warga di Maluku Tenggara.

Editor: Salomo Tarigan
Ilustrasi/HO/AP
Ilustrasi 

TRIBUN-MEDAN.com - Dua polisi jadi korban akibat pertikaian antar kelompok warga di Maluku Tenggara.

Bentrok antar warga pecah pada Selasa (20/2/2024) malam.

Dua polisi yang jadi korban sasaran pertikaian warga yakni, Kasat Reskrim Polres Maluku Tenggara (Malra), AKP Wido Dwi Arifiya Zaen terkana anak panah.

AKP Wido Dwi Arifiya Zaen menjadi korban karena tertancap anak panah di bagian kepala saat melerai bentrokan.

Seorang lagi, anggota Brimob Polres Malra.

Bentrokan antar warga terjadi di sekitar Komplek Perumahan Pemda, Kabupaten Maluku Tenggara 

Kabid Humas Polda Maluku Kombes M. Roem Ohoira menjelaskan kondisi kedua anggota polisi tersebut.


"Kasat Serse Polres Malra (maluku tenggara) yang mengalami luka kena panah di kepala. Kemudian anak panahnya masih menancap di kepala," kata Kabid Humas Polda Maluku Kombes M. Roem Ohoirat saat dihubungi, Rabu (23/2/2024).


Selain AKP Wido, satu anggota Brimob Polres Malra juga menjadi korban luka karena tertancap anak panah di bagian lutut kaki sebelah kiri.


"Iya yang satu yang kena di lutut ini cuma dirawat di Tual, Maluku Tenggara. Sementara yang anak panahnya menancap di kepala dirujuk ya ke Ambon menggunakan pesawat terbang karena jaraknya 1 jam lebih itu, tadi sudah tiba di ambon dan di ambil tindakan," ucapnya.


Insiden ini terjadi berawal dari bentrokan antara kelompok pemuda Ohoijang Lampu Merah dengan perumahan Pemda.


"Diawali ada dua orang anak muda yang dengan kendaraan sepeda motor kemudian mendatangi perumahan pemda dan melakukan pengancaman secara lisan kepada ibu ibu yang duduk-duduk di situ," ucapnya.


"Akibat dari kejadian tersebut, kemudian menimbulkan konsentrasi massa yang bahkan terjadi bentrokan," sambungnya.


Saat ini, kata Roem, pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk menemukan pelaku-pelaku bentrokan tersebut.

Seorang Pelajar Tewas

Satu orang pelajar tewas usai mendapat perawatan setelah bentrok antar dua kelompok warga terjadi di Komplek Perumahan Pemda, Kabupaten Maluku Tenggara pada Selasa (20/2/2024) malam.


Kabid Humas Polda Maluku Kombes M. Roem Ohoirat mengatakan saat itu pelajar tersebut diduga terkena tembakan senapan angin saat ikut bentrokan tersebut.


"Dari anggota masyarakat, ada yang kena tembak diduga kena senapan angin kena pelipis atas kepala, sehingga kritis tadi malam dan tadi pagi meninggal dunia," kata Roem saat dihubungi, Rabu (22/2/2024).


Polda Maluku, kata Roem, menyesalkan adanya pelajar yang ikut terlibat dalam bentrokan antara kelompok pemuda Ohoijang Lampu Merah dengan perumahan Pemda tersebut.


"Umurnya 15 tahun ini merupakan pelajar. Yang sangat kita sesalkan adalah kejadiannya tengah malam pelajar ikut-ikutan di dalam bentrokan tersebut," ucapnya.


Adapun bentrokan tersebut bisa terjadi karena dipicu pengancaman dari salah satu kelompok di Perumahan Pemda.


"Diawali ada dua orang anak muda yang dengan kendaraan sepeda motor kemudian mendatangi perumahan Pemda dan melakukan pengancaman secara lisan kepada ibu ibu yang duduk-duduk di situ," ucapnya.


"Akibat dari kejadian tersebut, kemudian menimbulkan konsentrasi massa yang bahkan terjadi bentrokan," sambungnya.


Roem mengatakan, bentrokan antara dua kelompok warga itu bukan pertama kali yang terjadi, melainkan sudah sering terjadi.


"Kadang (pemicunya) hal-hal spele ya saling ejek, kemudian ada yang mungkin mabuk, ini hal-hal spele sebenernya yang menyebabkan terjadinya bentrokan," ungkapnya.


Bahkan, kata Roem, Polri bersama TNI dan Pemerintah Kabupaten juga sudah melakukan upaya-upaya untuk mengantisipasi bentrokan dari kedua kelompok tersebut.


Namun, kata Roem, hal tersebut belum menjadikan kedua kelompok untuk saling berdamai.


"Sudah berulang kali juga kerja sama polri melakukan upaya-upaya dengan melakukan pendekatan-pendekatan kepada tokoh agama, tokoh masyarakat kedua belah pihak untuk adanya perdamaian," jelasnya.


Untuk itu, Roem meminta kepada masyarakat agar meningkatkan kesadarannya agar tidak terjadi lagi bentrokan serupa hingga mengakibatkan adanya korban jiwa.


"ini diperlukan kerja sama dengan seluruh pihak, baik itu TNI-Polri maupun masy, karena bagaimana pun juga ini melibatkan masy yang bertetangga dua komunitas ini bertetangga, seberapa banyak pun aparat yang kita tempatkan di situ, namun kalau kesadaran masy itu tidak ada percuma," pintanya.

(*/tribun-medan.com)

Sumber: TribunSolo.com

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter 


 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved