Asahan Memilih

Kisah Panitia Pemungutan Suara dan Saksi Bekerja hingga 34 Jam, Tak Tidur karena Penghitungan Suara

Katanya proses perhitungan suara DPR memakan waktu yang ekstra, sehingga banyak waktu diluangkan dalam melakukan perhitungan.

TRIBUN MEDAN/HO
Proses perhitungan suara hingga dini hari dilakukan oleh panitia penyelenggara pemilu di Desa Petatal, Kabupaten Batubara. 

TRIBUN-MEDAN.com, KISARAN - Kerja Kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) tampak mudah dan gampang untuk dikerjakan.

Namun, KPPS dan panitia pemungutan suara merupakan orang-orang yang terpilih dalam menjalankan tugas.

Tidak sedikit panitia pemungutan suara bekerja lebih dari 24 jam dan bergadang di tempat pemilihan suara (TPS).

Seperti Abdulrasyid Ridho, salah seorang panitia pemungutan suara (PPS) mengaku belum ada istirahat untuk tidur sejak subuh kemarin.

Hal tersebut dikarenakan dirinya yang merupakan panita tingkat kelurahan harus melakukan pengawasan terhadap anggota yang ada di lapangan.

"Kalau dibilang, sudah hampir 34 jam tidak tidur. Tapi mau bagaimana lagi, ini tugas kami, dan ini merupakan tanggungjawab yang besar," kata Ridho, Kamis (15/2/2024).

Katanya proses perhitungan suara DPR memakan waktu yang ekstra, sehingga banyak waktu diluangkan dalam melakukan perhitungan.

"Kalau Presiden, dua hingga tiga jam sudah selesai. Kalau DPR ini harus teliti dan jeli. Karena itu banyak namanya, dan kertasnya lebar. Disini yang sangat memakan waktu, sehingga kawan-kawan KPPS bekerja hingga pagi ketemu pagi," katanya.

Ridho mengaku, panita penyelenggaraan pemilu merupakan salah satu pahlawan demokrasi yang semestinya dihargai.

Ia sempat mengenang beberapa rekannya yang menjadi korban dalam pemilu serentak yang dilakukan beberapa tahun lalu.

"Kita tidak ingin seperti itu terjadi kembali. Saya sangat berterimakasih kepada seluruh teman-teman yang bertugas sejauh, yang bekerja dari pagi bertemu pagi lagi," ujar Ridho.

Sementara, salah seorang saksi di TPS Jalan Sei Kopas, Kisaran, Asahan, Salwa Sahputri mengaku kelelahan.

"Padahal kalau dibilang kami cuma duduk saja tapi lelah sekali rasanya," ujar Salwa.

Ia mengatakan selesai melakukan perhitungan sekitar pukul 9.30 wib pagi tadi.

"Tidak ada keributan, hanya saja proses perhitungan yang banyak makanya lama. Satu perhitungan bisa 3 jam atau lebih. DPR yang cukup memakan waktu," katanya.

Ia mengaku kapok untuk kembali menjadi saksi di pemilu ke depan. Dikarenakan perhitungan suara yang sangat memakan waktu.

"Kalau presiden dan legislatif saya kapok. Siapa yang kerja tidak tidur begini," tutupnya sambil tertawa.

(cr2/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved