Medan Memilih

Jalan Kaki Nyoblos di TPS 042 Johor, Edy Rahmayadi Optimis Pasangan Amin Peroleh 70 Persen di Sumut

TPD capres nomor urut 1 Amin, Edy Rahmayadi mencoblos di TPS 042, Jalan Karya Bakti, Kelurahan Pangkalan Masyhur, Kecamatan Medan Johor.

Penulis: Fredy Santoso | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO
Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) Calon Presiden nomor urut 1 pasangan Anies dan Muhaimin (Amin), Sumut, Edy Rahmayadi usai mencoblos di TPS 042, Jalan Karya Bakti, Kelurahan Pangkalan Masyur, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Rabu (14/2/2024). Edy optimis pasangan Anies dan Muhaimin Iskandar meraih 70 persen suara di Sumut. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) Calon Presiden nomor urut 1 pasangan Anies dan Muhaimin (Amin), Sumut, Edy Rahmayadi mencoblos di TPS 042, Jalan Karya Bakti, Kelurahan Pangkalan Masyhur, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan.

Dia datang ke TPS bersama istrinya Nawal Lubis yang menggendong cucu sekira pukul 09:06 WIB dengan berjalan kaki dari rumahnya yang berjarak sekitar 100 meter ke TPS.

Mantan Gubernur Sumut ini nampak mengenakan kemeja putih dan celana hitam.

Seusai mencoblos, Edy mengaku optimis pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar meraih 70 persen suara di Sumut.

Keyakinan ini didapat berdasarkan hasil survei internal di Tim Pemenangan Daerah (TPD) Amin Sumut.

"Saya memang menargetkan 70 persen. Kasat mata dan dari hasil survei pribadi intern dia mencapai 70 persen. Insya Allah tidak ada hal-hal yang bisa berubah, karena kita perlu perubahan,"ungkap Edy didampingi istrinya Nawal Lubis di lokasi, Rabu (14/2/2024).

Sebelum meninggalkan TPS, Edy menyampaikan harapannya agar Pemilu aman, damai dan tertib.

Namun, kata Edy, kemarin malam ada orang-orang yang tidak menginginkan perdamaian tersebut diantaranya memberikan serangan fajar atau suap agar memilih calon tertentu.

Salah satu contohnya kata Edy, asisten rumah tangganya menerima uang sebesar Rp 200 ribu agar memilih calon tertentu.

Meski demikian Edy tak menjelaskan secara gamblang siapa yang memberi.

"Ada kegiatan kegiatan yang di luar, yang sudah diatur, ada istilah fajar datang. Orang siang-siang Fajar datang. Terlambat bangun dia. Pembantu saya dapat dia fajarnya tengah malam. Masih seperti itu rakyat kita."

(Cr25/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved