News Video

Tom Lembong Ungkap Penyesalannya Pernah Menjadi Bagian dari Pemerintahan Jokowi

Kini pria yang akrab disapa Tom Lembong itu mengungkap penyesalannya pernah menjadi bagian dari Pemerintahan Presiden Joko Widodo.

TRIBUN-MEDAN.COM - Nama Thomas Trikasih Lembong menjadi pembicaraan publik setelah disinggung cawapres Gibran Rakabuming Raka saat debat Pilpres 2024.

Kini pria yang akrab disapa Tom Lembong itu mengungkap penyesalannya pernah menjadi bagian dari Pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Pengakuan Tom Lembong ini disampaikan saat menggelar diskusi di Kawasan Senayan, Jakarta, pada Jumat lalu (11/2/2024).

"Saya tentunya semakin mendalami data-data ekonomi. Saya ini benar-benar sedih banget prihatin banget. Dan saya punya rasa sesalnkarena saya pernah menjadi bagian dari Pemerintah," ungkap Tom saat menggelar diskusi di Kawasan Senayan, Jakarta, pada Jumat lalu (11/2/2024).

Diketahui, ia pernah menjabat sebagai Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) pada (27/7/2016) hingga (23/10/2019).

Tom Lembong sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan di kabinet Jokowi mulai (12/8/2015) hingga (27/7/2016).

Saat dikonfirmasi, Tom lantas mengungkap alasan mengapa merasa menyesal pernah menjadi bagian pemerintahan Jokowi.

Diakuinya, alasan penyesalannya karena data-data perekonomian Indonesia tak sepenuhnya positif.

Oleh karenanya, ia mengaku prihatin karena menurut data yang ia lihat banyak yang gagal.

"Saya tentunya semakin mendalami data-data ekonomi. Saya ini benar-benar sedih banget prihatin banget. Dan saya punya rasa sesal karena saya pernah menjadi bagian dari Pemerintah," ungkap Tom saat menggelar diskusi di Kawasan Senayan, Jakarta, pada Jumat lalu (11/2/2024).

Adapun pertumbuhan dari sisi ekonomi terlihat dari data jumlah kelas menengah di Indonesia yang tidak alami perkembangan.

Padahal, kelas menengah merupakan salah pendorong utama pertumbuhan ekonomi.

Menurunnya jumlah kelas menengah tercermin dari data penjual sepeda motor yang mengalami penurunan.

Ia juga membeberkan, kondisi penjualan sepeda motor sama halnya seperti penjualan mobil dan barang elektronik yang mengalami tiap penurunan setiap tahunnya.

Alasannya tidak lain karena konsumsi masyarakat kelas menengah yang rendah.

Menurutnya, masyarakat membatasi pengeluaran.

"Bahwa jumlah sepeda motor yang terjual setahun itu begitu drastis turunnya, ini tanda buruk untuk ukuran kelas menengah ya, seberapa tebal, seberapa kuat dan seberapa bertumbuhnya kelas menengah," pungkasnya.

 

(Tribun-Video.com/Tribunnews.com)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved