Pilpres 2024

Program Makan Gratis Prabowo Sudah Terlambat, Ganjar Bicara Soal Anak Stunting: Bapak Terlambat

“Kalau kasih makan untuk anak stunting, saya sama sekali tidak setuju. Bapak terlambat karena stunting ditangani sejak anak di dalam kandungan

HO
Ganjar Pranowo di ajang Debat Terakhir Capres, Minggu (4/2/2024). 

TRIBUN-MEDAN.com - Calon Presiden (Capres) nomor urut 03 Ganjar Pranowo tidak setuju Program Makan Gratis bisa mengatasi stunting

Diketahui, program makan gratis diusung Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto untuk mengatasi stunting pada anak.

Ganjar menilai program makan gratis untuk anak-anak yang dicetuskan Prabowo Subianto untuk atasi stunting sebagai langkah terlambat.

Pasalnya stunting bisa dicegah sejak dini dengan mempersiapkan kesehatan calon pengantin.

“Kalau kasih makan untuk anak stunting, saya sama sekali tidak setuju. Bapak terlambat karena stunting ditangani sejak anak di dalam kandungan. Ibunya yang harus diberi gizi, jika untuk ibu hamil, saya setuju,” ujar Ganjar merespons pertanyaan Prabowo Subianto pada Debat Kelima Capres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (4/2/2024).

Polsek Bilah Hilir Polres Labuhanbatu terus berupaya melakukan pencegahan dan antisipasi stunting di wilayahnya, Sabtu (02/12/2023).
Polsek Bilah Hilir Polres Labuhanbatu terus berupaya melakukan pencegahan dan antisipasi stunting di wilayahnya, Sabtu (02/12/2023). (Ist)

Prabowo bertanya kepada Ganjar soal makan gartis untuk anak dalam mengatasi masalah anak kurang gizi (stunting), menghilangkan kemiskinan ekstrem, dan menurunkan angka kematian ibu (AKI) saat melahirkan.

Lebih lanjut, mantan Gubernur Jawa Tengah itu mengingatkan Prabowo agar tidak bingung dengan upaya mengatasi gizi buruk dan stunting.

Dia menekankan bahwa mengatasi stunting bisa dicegah sejak sebelum menikah dengan cara memeriksakan kesehatan calon pengantin.

Ganjar juga mengatakan bahwa menikah dini merupakan cara lain untuk mencegah stunting.

Dia mengingatkan bahwa usia minimal menikah bagi wanita adalah 19 tahun.

Selain itu masalah anemia menjadi masalah di tengah remaja saat harus diatasi sebelum menuju pernikahan.

“Kalau gizi buruk boleh, jangan confused. Kalau makan terlalu banyak menimbulkan obesitas, mengatasi stunting sejak ibu hamil, bisa dicegah sejak mau nikah, jangan menikah dini, jika ibunya sehat maka akan melahirkan bayi yang sehat dan kuat,” pungkas Ganjar

Anggaran Kesehatan

Ganjar Pranowo, mengatakan bahwa untuk merealisasikan pelayanan kesehatan yang baik, harus ada dukungan melalui politik anggaran.

Hal itu ditegaskan Ganjar saat ditanya mengenai bagaimana strategi program pasangan calon (paslon) Ganjar-Mahfud mengenai program kesehatan dengan pendekatan promotif dan preventif, saat Debat Kelima Capres Pemilu Tahun 2024 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Minggu (4/2/2024).

Dengan politik anggaran, kata Ganjar, maka akan ada persentase yang harus disiapkan agar anggaran untuk kesehatan bisa cukup dan terpenuhi.

“Tentu ini bisa kita lakukan scara bertahap, itulah program yang cukup komperehensif dalam menyelesaikan, bagaimana harapan hidup bisa lebih panjang,” kata Ganjar

Kalau tadi di awal pembuka, lanjut Ganjar, disampaikan harus preventif dan promotif, perwujudannya dalam bentuk pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan, minimal untuk diri sendiri. Semisal berolahraga, makan sehat, hidup yang sehat, itu menurutnya adalah hal paling baik.

Barulah pada tahap berikutnya, Ganjar menambahkan, memberikan fasilitas kesehatan sampai ke desa-desa.

“Seperti yang tadi saya sampaikan tadi, satu desa, satu faskes (fasilitas kesehatan), dan satu nakes (tenaga kesehatan),” paparnya.

Ganjar menyayangkan dalam anggaran sebelumnya presentasi anggaran kesehatan yang harus dialokasikan dipotong. Untuk itu, ke depan anggaran kesehatan harus dikembalikan pada persentase 5 persen-10 persen .

Menurutnya, persentase tersebut jika dipastikan melalui politik kesehatan, maka layanan kesehatan yang diterima masyarakat bisa lebih baik.

 Jika bicara angka harapan hidup, maka masyarakat harus mendapatkan layanan kesehatan yang baik, masyarakat harus memperoleh hiburan yang baik, dan disini peran budayawan bisa membantu untuk membahagiakan masyarakat.

“Maka pada saat itu ada juga keinginan dari masyarakat, kami juga perlu mendapatkan layanan yang baik, maka ketika kami bisa mendapatkan layanan yang baik, kami merasa nyaman, kami senang dan hidup kami akan lebih panjang,” jelas Ganjar.

Jika ini didukung oleh peran penting posyandu, peran dasawisma, peran kelurahan, RT (Rukun Tetangga), yang bisa menjadi kekuatan luar biasa.

“Disamping tentu saja pemerintah mendampingi setiap kebijakan yang ada,” tegasnya.

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved