Berita Viral
Sosok Marwan Barghouti, Calon Presiden Palestina di Masa Depan yang Diminta Dibebaskan Israel
Inilah sosok Marwan Barghouti, calon presiden Palestina di masa depan yang diminta dibebaskan
TRIBUN-MEDAN.COM – Inilah sosok Marwan Barghouti, calon presiden Palestina di masa depan yang diminta dibebaskan.
Adapun nama Marwan Barghouti menjadi sorotan setelah dituntut Hamas untuk dibebaskan oleh Israel.
Marwan Barghouti disebut sosok yang penting bagi Palestina.
Sosok Marwan Barghouti juga disebut calon presiden Palestina di masa depan.
Barghouti yang merupakan bagian dari organisasi paramiliter Fatah itu disebut-sebut sebagai Nelson Mandela-nya Palestina.
Ia juga merupakan tahanan dengan profil ketokohan tertinggi yang ditahan oleh Israel.
Seperti diketahui, Nelson Mandela merupakan sosok aktivis sekaligus politikus Afrika Selatan anti-apartheid.
Ia menjadi presiden kulit hitam pertama yang dipilih dalam pemilu demokratis di negara itu, dan menjabat pada 1994-1999.
Sosok Nelson Mandela dikenal dunia atas komitmennya pada perdamaian, negosiasi, dan rekonsiliasi.
Barghouti juga disebut sebagai salah satu calon utama untuk menjadi Presiden Palestina di masa depan.
Kini dalam negosiasi antara Hamas dan Israel, pembebasan Barghouti menjadi salah satu yang dipertaruhkan.
Pada Jumat (2/4/2024), Hamas menuntut agar Israel membebaskan Barghouti sebagai bagian kesepakatan untuk mengakhiri pertempuran di Gaza.
Permintaan itu pun mengalihkan perhatian ke Barghouti, yang memainkan peranan penting dalam politik Palestina, meski telah menghabiskan lebih dari dua dekade di penjara.
Keinginan Hamas agar Barghouti dibebaskan disebut sebagai upaya untuk mendapat dukungan publik terhadap mereka.
Selain itu, juga karena status Barghouti sebagai tokoh pemersatu Palestina yang unik.
“Hamas ingin menunjukkan kepada rakyat Palestina bahwa mereka bukan pergerakan yang tertutup,” kata Kepala Kementerian Urusan Tahanan Palestina di Tepi Barat, Qadoura Fares yang telah lama terlibat dalam negosiasi pembebasan tahanan, dikutip dari ABC News.
“Mereka mewakili bagian dari komunitas sosial Palestina. Mereka mencoba terlihat bertanggung jawab,” kata Fares.
Baca juga: PILU Nasib Gadis 13 Tahun Diajak Liburan Oleh Ayah, Ternyata Dipaksa Nikah dengan Pria 19 Tahun
Baca juga: Teuku Ryan Ancam Bongkar Aib Ria Ricis, Kesal Dituduh Tak Sentuh Istri Usai Melahirkan
Pejabat senior Hamas, Osama Hamdan meminta pembebasan Barghouti ketika mediator internasional berupaya mendorong Israel dan Hamas mencapai kesepakatan setelah perang di Gaza nyaris mencapai empat bulan.
Israel saat ini masih mencoba membebaskan lebih dari 100 sandera yang ditahan Hamas di Gaza.
Sementara, Hamas menuntut agar Israel menghentikan serangan militer serta membebaskan ratusan tahanan Palestina.
Barghouti, yang berusia 64 tahun, dianggap sebagai pemimpin Intifada atau gerakan perlawanan rakyat Palestina yang pertama dan yang kedua.
Ia juga pemimpin dari Tanzim, pasukan paramiliter milik Fatah.
Sebelumnya, nama Barghouti juga disertakan Hamas dalam pertukaran tahanan dengan prajurit Israel Gilad Shalit pada 2011, namun akhirnya hal tersebut tak terjadi.
Baca juga: Angger Dimas Menduga Anaknya Meninggal Karena Ditenggelamkan, Lapor Polisi: Menurut Saya Janggal
Baca juga: Tampang Jukir Arogan di Komplek J City Medan, Hantam Mobil Warga Pakai Kursi, Kini Ditangkap Polisi
Nama-Nama Besar Palestina Bakal Bebas, Termasuk Marwan Barghouti
Channel 12 Israel melaporkan, Direktur Mossad David Barnea menyodorkan sebuah file bertajuk 'document of principles' kepada Kabinet Perang Israel, Rabu (31/1/2024).
File itu berisi proposal kesepakatan pertukaran tawanan dengan Hamas, yang mencakup pembebasan 35 tawanan perang Israel yang ditahan di Jalur Gaza pada tahap pertama dengan imbalan gencatan senjata selama 35 hari.
Media tersebut mengatakan, kesepakatan tersebut “mencakup pembebasan 35 orang yang selamat dari penculikan, termasuk perempuan, korban luka, dan orang lanjut usia, dengan imbalan gencatan senjata yang berlangsung selama 35 hari, yang berarti satu hari gencatan senjata untuk setiap tawanan.”
“Setelah itu, ada kemungkinan untuk memperpanjang gencatan senjata selama satu minggu tambahan, untuk mengadakan negosiasi mengenai kemungkinan menyelesaikan kesepakatan tahap kedua, yang mencakup pembebasan pemuda, dan semua orang yang digambarkan Hamas sebagai tentara Israel,” kata laporan itu menambahkan.
Disisi lain, pada hari Selasa, kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, mengumumkan, gerakan tersebut telah menerima proposal gencatan senjata setelah pembicaraan di Paris dan akan mempelajarinya.
Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan kemarin kalau Hamas “bersikukuh bahwa kesepakatan berikutnya mencakup tiga tahanan Palestina yang populer, hanya satu di antaranya yang merupakan anggota gerakan tersebut.”
Surat kabar tersebut menyatakan, dalam daftar yang diperkirakan akan diajukan Hamas, ada nama-nama besar yang mampu mengubah wajah Otoritas Palestina, termasuk pemimpin Fatah Marwan Barghouti.
Barghouti, menurut jajak pendapat terbaru yang dilakukan di Tepi Barat, adalah kandidat pilihan untuk memimpin Otoritas setelah Abu Mazen [Presiden Palestina Mahmoud Abbas].”
Barghouti, yang ditahan oleh Israel pada tahun 2002, menjalani lima hukuman seumur hidup dan 40 tahun penjara atas tuduhan berencana melakukan operasi yang menewaskan lima warga Israel dan lainnya terluka.
“Nama kedua yang ditekankan Hamas adalah Ahmed Saadat, sekretaris jenderal Front Populer untuk Pembebasan Palestina, yang berencana membunuh Menteri Rehavam Ze’evi pada tahun 2001,” tambah surat kabar itu. Menurut surat kabar tersebut, Israel menolak membebaskan Saadat sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan Shalit pada tahun 2011.
“Saadat, seperti Barghouti, juga dianggap sebagai tokoh populer yang penting dalam masyarakat Palestina,” katanya.
Tokoh ketiga yang diketahui bernama “Abdullah Barghouti, anggota Hamas, dan salah satu pemimpin sayap militer organisasi tersebut di Tepi Barat.”
Abdullah Barghouti saat ini menjalani hukuman seumur hidup selama 67 tahun penjara, yang merupakan hukuman “belum pernah terjadi sebelumnya” di Israel, menurut surat kabar tersebut.
Pada hari Minggu, sebuah pertemuan diadakan di ibu kota Perancis, Paris, dengan partisipasi Israel, Amerika Serikat, Mesir dan Qatar, untuk membahas kesepakatan pertukaran tahanan dan penghentian perang di Gaza, yang akan berlangsung dalam tiga tahap, menurut sumber-sumber Palestina dan Amerika.
(*/TRIBUN-MEDAN.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Sosok-Marwan-Barghouti-Calon-Presiden-Palestina-di-Masa-Depan-yang-Diminta-Dibebaskan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.