Berita Viral
Sosok Erfin Dwi Sudanto Caleg Jual Ginjal Demi Modal Kampanye: Gagal Jadi Kades dan Ekonomi Sulit
Caleg jual ginjal demi modal kampanye menjadi sorotan netizan. Pria bernama Erfin Dwi Sudanto (47) nekat menjual ginjalnya demi modal kampanye sebagai
TRIBUN-MEDAN.com - Caleg jual ginjal demi modal kampanye menjadi sorotan netizan. Pria bernama Erfin Dwi Sudanto (47) nekat menjual ginjalnya demi modal kampanye sebagai caleg.
Aksi gila Erfin ini dilakukan untuk meraup suara di DPRD Dapil I Kecamatan Bondowoso, Tangerang dan Wonosari.
Erfin merupakan mantan kepala desa periode 2007 - 2013.
Kata Erfin gaji sebagai Kepala Desa tak mampu untuk modal kampanye.
Saat itu, gajinya sebagai kepala desa hanya Rp 450.000. Kemudian, pada akhir jabatannya naik menjadi Rp 1.050.000.
"Saya waktu pelayanan pada masyarakat luar biasa walaupun gajinya sedikit," ujarnya kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (16/1/2024).
Bahkan, saat menjabat sebagai kades, Erfin mengaku sempat menjual rumah warisannya untuk kegiatan di desa.
Dia mengaku mendapatkan penghargaan dari Bupati Bondowoso saat itu, yakni Amin Said Husni.
Baca juga: PREDIKSI Timnas Indonesia Vs Vietnam Piala Asia 2023, Hitung-hitungan Garuda Lolos 16 Besar
Baca juga: Harga Emas Antam Turun Rp 13 Ribu per Gram, Segini Daftar Harga Terbarunya
Setelah masa jabatannya berakhir, Erfin maju lagi dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Desa Bataan.
Namun karena biaya mendaftar besar, akhirnya ia tidak jadi maju menjadi calon kepala desa.
Tak berhenti sampai di situ, Erfin juga sempat maju dalam Pilkades Desa Kajar.
Akan tetapi ia tak lolos di tahap administrasi karena menurutnya mendapat penjegalan.
"Tahun 2021 kemarin saya nyalon lagi, tapi di Desa Kajar, tapi tidak jadi dan ada pada posisi nomor dua," terang dia.
Jual Ginjal untuk Nyaleg
Setelahnya, Erfin mendatangi salah satu ketua partai di Bondowoso.
Ketika itu, ia ditawari untuk maju sebagai anggota DPRD lantaran sosoknya dikenal baik dan memiliki massa di daerah pemilihannya.
Namun, Erfin mengaku tak memiliki modal sama sekali. Kondisi ekonominya tengah terpuruk.
"Saat itu saya bilang apa adanya, saya sekarang tidak punya apa-apa."
"Kondisi ekonomi saya ambruk total, mohon maaf jangan paksa saya nyaleg, karena biaya besar," ungkap dia.
Baca juga: GEGER Pengantin Wanita Lepas Gaun Pernikahan Usai Ayahnya Dihina, Reaksi Calon Suami Bikin Kesal
Baca juga: Istri Selingkuh dengan 300 Pria dalam Dua Tahun dan Lakukan Penipuan, Suami Syok Cek Medsos
Akan tetapi, ketua partai itu meyakinkan dirinya akan membantu dengan berbagai program.
Hal itulah yang membuat Erfin akhirnya sepakat untuk maju sebagai caleg DPRD Bondowoso.
"Setelah terjun di lapangan, warga sudah banyak yang tahu saya mau maju di pileg."
"Setelah pemberkasan kurang dua bulan, saya tidak dikasih kabar, ternyata saya digeser, ada yang mengganti posisi saya," ungkapnya.
Lalu, Erfin bertemu dengan salah satu temannya yang juga caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) di Kabupaten Banyuwangi.
"Besok paginya saya sowan ke ketua PAN, setelah bertemu beliau mengiyakan saya untuk maju sebagai caleg," tuturnya.
Di sisi lain, Erfin menyadari, untuk maju sebagai caleg tidak cukup hanya bermodal kebaikan saja.
Ia pun memerlukan modal uang yang cukup besar untuk mewujudkan keinginannya tersebut.
"Kebutuhan sangat besar sekali, terutama yang banyak seperti bansos dan kegiatan yang melibatkan masyarakat," ucap Erfin saat dikonfirmasi TribunJatim-Timur.com, Selasa (16/1/2024).
Dikatakannya, saat menggalang massa dengan mendatangi rumah warga, kebanyakan mereka bertanya besaran uang yang akan diberikan kepada para pemilih.
"Masyarakat banyak krisis kepercayaan dengan wakil rakyat. Setiap saya sowan ke rumah warga, selalu ditanya wani piro (berani berapa)" terang dia.
Kendati demikian, Erfin belum bisa menafsirkan besaran biaya kampanye yang ia perlukan untuk memenangkan suara di Dapil I Bondowoso.
"Kalau kebutuhannya dana kampanye, berat mau mengungkapkan."
"Nanti disangka mau mempermainkan dan cari-cari kesempatan," ungkapnya.
Karena saat ini kondisi ekonominya tengah terpuruk, Erfin pun berniat untuk menjual ginjalnya demi modal nyaleg.
"Akhirnya dari sana saya tekad bulat untuk menjual ginjal saya," tegas dia.
Erfin mengaku, niatnya untuk menjual ginjal demi bisa nyaleg ini bukanlah untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk masyarakat.
Sebab, menurutnya, menjadi anggota dewan adalah jabatan publik.
"Supaya saya lebih amanah lagi (saat terpilih jadi caleg) dengan sisa umur hidup saya. Ini bukan untuk kepentingan pribadi."
"Karena selain untuk membesarkan nama partai, ini juga bentuk keseriusan saya, agar ke masyarakat tidak mengkhianati nanti," ucap dia.
Janji Erfin jika Jadi Anggota Dewan
Jika nanti ia terpilih menjadi anggota DPRD Bondowoso, Erfin berujar akan menggunakan 50 persen gajinya untuk kegiatan kemasyarakatan.
"50 persen gaji pokok, jika jadi caleg nanti untuk masyarakat, biar tidak anggap umbar janji," tambahnya.
Dia beranggapan bahwa ginjal merupakan bagian raga manusia yang tidak abadi.
Sehingga, menurutnya, tidak masalah jika ia kehilangan organ vitalnya tersebut.
"Yang terpenting jiwa kita, hati nurani kita dan ruh kita yang akan dikenang oleh masyarakat," pungkasnya.
(*/tribun-medan.com)
| KRONOLOGI Alex Iskandar Ayah Tiri Bunuh Alvaro Akhiri Hidup, Permisi ke Toilet Alasan Sudah Ngompol |
|
|---|
| MOMEN Alex Iskandar Akhiri Hidup Setelah Akui Bunuh Anak Tirinya Alvaro, Akui Perbuatan ke Polisi |
|
|---|
| KELAKUAN NAF Setelah Bunuh Janda Tua Gegara Ditagih Utang, Posting di Kafe, Dikenal Suka Foya-Foya |
|
|---|
| POLISI Sita Pakaian AKBP Basuki dan Levi di Kos, Barang Bukti Ungkap Penyebab Kematian Dosen Untag |
|
|---|
| KASUS KEMATIAN Bocah RAF Diduga Dianiaya Ibu Tiri, Ayah Sebut Jatuh Kamar Mandi, Ibu Kandung Curiga |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Caleg-jual-ginjal-demi-modal-kampanye-sss.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.