Viral Medsos

MILITER Korsel Siap Siaga Perang, Korut Sudah Dua Hari Tembakkan Peluru Artileri ke Perbatasan

Pulau Baengnyeong dan Pulau Yeonpyeong merupakan bagian wilayah Korsel yang ada di dekat perbatasan maritim Korut.

|
Editor: AbdiTumanggor
KCNA
Pulau Yeonpyeong: Korea Utara verus Korea Selatan semakin memanas di pulau yang disengketakan. Bahkan, Korea Selatan (Koresel) saat ini telah mengevakuasi penduduk dari perbatasan Pulau Yeonpyeong yang disengketakan dengan Korut tersebut. Dalam kondisi ketegangan ini, Korea Utara telah menembakkan 200 peluru artileri ke perairan dekat perbatasan laut barat yang disengketakan, Jumat (5/1/2023). (KCNA) 

TRIBUN-MEDAN.COM Korea Utara (Korut) kembali menebar ketegangan dengan Korea Selatan (Korsel) dalam dua hari ini. 

Untuk merespon tindakan Korut tersebut, militer Korsel langsung menggelar latihan tempur.

Diketahui, sudah lebih dari 260 peluru artileri ditembakkan militer Korut ke laut perbatasan maritim Korea Selatan, sejak Jumat dan Sabtu (6/1/2023).

Pulau Baengnyeong dan Pulau Yeonpyeong merupakan bagian wilayah Korsel yang ada di dekat perbatasan maritim Korut.

Dilansir dari Reuters, imbas dari peristiwa itu, penduduk yang menempati pulau di perbatasan pulau yang disengketakan itu telah diperintahkan untuk mengungsi.

Mereka diperintahkan oleh pihak Korea Selatan untuk berlindung sampai waktu yang tidak ditentukan.

Hingga saat ini, Kementerian Pertahanan Korea Selatan belum memberikan tanggapan atas  provokasi Korea Utara tersebut.

Pada Sabtu (6/1/2024) sore waktu setempat, Korea Utara kembali menembakkan rentetan peluru artileri dari wilayahnya ke dekat pulau perbatasan Korea Selatan (Korsel).

Dilaporkan, rentetan peluru artileri  ditembakkan oleh Pyongyang ke dekat Pulau Yeonpyeong.

Ini merupakan kedua kalinya dalam dua hari terakhir, Korut menembakkan rentetan peluru artileri ke negara tetangganya.

Baca juga: Korea Utara Vs Korea Selatan Memanas: Korsel Evakuasi Penduduk dari Perbatasan Pulau Yeonpyeong

Pulau Yeonpyeong: Korea Utara verus Korea Selatan semakin memanas di pulau yang disengketakan. Bahkan, Korea Selatan (Koresel) saat ini telah mengevakuasi penduduk dari perbatasan Pulau Yeonpyeong yang disengketakan dengan Korut tersebut. Dalam kondisi ketegangan ini, Korea Utara telah menembakkan 200 peluru artileri ke perairan dekat perbatasan laut barat yang disengketakan, Jumat (5/1/2023). (KCNA)
Pulau Yeonpyeong: Korea Utara verus Korea Selatan semakin memanas di pulau yang disengketakan. Bahkan, Korea Selatan (Koresel) saat ini telah mengevakuasi penduduk dari perbatasan Pulau Yeonpyeong yang disengketakan dengan Korut tersebut. Dalam kondisi ketegangan ini, Korea Utara telah menembakkan 200 peluru artileri ke perairan dekat perbatasan laut barat yang disengketakan, Jumat (5/1/2023). (KCNA) 

Sebelumnya, Pada Jumat (5/1/2023) waktu setempat, Pyongyang memancing amarah Seoul dengan menembakkan lebih dari 200 peluru artileri ke wilayah perbatasan maritim kedua negara.

Seperti dilansir AFP dan kantor berita Yonhap, Sabtu (6/1/2024), Kepala Staf Gabungan militer Korsel menyatakan pihaknya kembali mendeteksi aktivitas tembakan artileri di area pesisir barat daya Korut selama satu jam, sejak Sabtu (6/1/2023) sore pukul 16.00 waktu setempat.

Rentetan peluru artileri Korut itu dilaporkan terjatuh ke perairan lepas pantai barat negara tersebut.

"Pasukan Korea Utara melancarkan tembakan artileri dengan lebih dari 60 peluru dari wilayah barat laut Pulau Yeonpyeong pada hari ini, antara pukul 16.00 waktu setempat hingga pukul 17.00 waktu setempat," demikian pernyataan terbaru Kepala Staf Gabungan militer Korsel, dilansir AFP.

Dalam pernyataannya, Kepala Staf Gabungan militer Korsel kembali memperingatkan Korut untuk menghentikan aksi semacam itu.

Di sisi lain, marinir Korsel juga tengah siap siaga dengan menggelar latihan perang dengan menembak langsung peluru artileri jenis howitzer self-propelled K9 di Pulau Yeonpyeong.

Hal itu untuk merespons tembakan artileri Korut selama dua hari beruturut-turut.

Latihan tempur ini menandai latihan pertama militer Korsel di pulau perbatasan tersebut sejak Korsel dan Korut membatalkan perjanjian militer pada November tahun lalu.

Korut terakhir kali menembakkan peluru artileri ke zona penyangga maritim di Laut Timur pada 6 Desember 2022.

Sementara pada November 2010 lalu, Pyongyang menembakkan 170 peluru artileri ke pulau Yeonpyeong hingga menewaskan empat orang, termasuk dua warga sipil

Sementara, Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un menyerukan perluasan produksi peluncur rudal.

Ia pun terlihat memeriksa pabrik yang memproduksi peluncur rudal balistik antarabenua bersama putrinya, Kim Ju-ae.

Dikutip dari Al-Mayadeen, perluasan produksi peluncur rudal ini dilakukan sebagai persiapan untuk konfrontasi militer dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Pada Jumat (5/1/2024), kantor berita resmi Korea Utara mengutip Kim yang mengatakan bahwa peningkatan kapasitas produksi peluncur adalah hal yang penting.

Situasi saat ini yang dinilai berbahaya mengharuskan negara itu lebih siap menghadapi konfrontasi militer dengan musuh.

Pulau Yeonpyeong: Korea Utara verus Korea Selatan semakin memanas di pulau yang disengketakan. Bahkan, Korea Selatan (Koresel) saat ini telah mengevakuasi penduduk dari perbatasan Pulau Yeonpyeong yang disengketakan dengan Korut tersebut. Dalam kondisi ketegangan ini, Korea Utara telah menembakkan 200 peluru artileri ke perairan dekat perbatasan laut barat yang disengketakan, Jumat (5/1/2023). (KCNA)
Pulau Yeonpyeong: Korea Utara verus Korea Selatan semakin memanas di pulau yang disengketakan. Bahkan, Korea Selatan (Koresel) saat ini telah mengevakuasi penduduk dari perbatasan Pulau Yeonpyeong yang disengketakan dengan Korut tersebut. Dalam kondisi ketegangan ini, Korea Utara telah menembakkan 200 peluru artileri ke perairan dekat perbatasan laut barat yang disengketakan, Jumat (5/1/2023). (KCNA)

Sementara foto-foto media pemerintah menunjukkan Kim dan putrinya Jo Ae mengunjungi pabrik yang memproduksi peluncur rudal.

Dikatakan, Kim Jong-un tengah menguraikan rencana segera untuk memproduksi berbagai peluncur.

Kemudian rencana produksi jangka panjang serta misi untuk memperluas kapasitas produksi untuk memperkuat penangkal nuklir negara tersebut.

Beberapa hari yang lalu, pemimpin Korea Utara memperingatkan akan terjadinya perang skala besar di Semenanjung Korea.

Perang itu dimungkinkan akan terjadi akibat tindakan permusuhan Washington.

Bahkan, ia menegaskan, Korut tak akan ragu melakukan perang nuklir. "Jika agen AS dan Korea Selatan dengan keras kepala mencoba melakukan konfrontasi militer dengan Republik Demokratik Rakyat Korea, maka pilihan perang nuklir akan diambil tanpa ragu-ragu." ujar Kim.

(*/Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved