Sosok Tal Mitnick, Pemuda Israel Berani Tolak Lawan Hamas, Akhirnya Dihukum 30 Hari Penjara

TRIBUN-MEDAN.com - Di usia masih 18 tahun Tal Mitnick menolak wajib milter Israel untuk berperang melawan Hamas di Gaza. Remaja berambut ikal ini berakhir di penjara.

Aksinya memang menuai pro dan kontra setelah mengecam tentara Israel yang membunuh sandera. Pengadilan Israel menjatuhkan penjara 30 hari bagi Tal Mitnick.

"Saya menolak percaya, lebih banyak kekerasan akan membawa keamanan," kata Tal Mitnick seperti dilansir surat kabar The Jerusalem Post.

Baginya, langkah tentara Israel menyerang Gaza, Palestina, tak lebih sebagai serangan balas dendam atas Operasi Badai Al Aqsa yang dilancarkan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Tal Mitnick mengkritisi perang Israel di bawah rezim Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tak ubahnya meningkatkan dukungan terhadap pemerintah dan membungkam kritik.

Remaja ini turut menyalahkan terbunuhnya tiga sandera tahanan Hamas yang sudah mengibarkan bendera putih, lantaran ulah militer Israel sendiri. Padahal mereka sudah berteriak dengan Ibrani, bahasa ibu warga Israel.

Satu dari tiga sandera yang terbunuh itu adalah Yotam Halim, drummer band metal Israel. Kematian talenta muda berbakat ini menjadi duka pecinta musik cadas.

Tal Mitnick menuduh tindakan militer negaranya membuat banyak sandera terbunuh setelah operasi darat berminggu-minggu di Gaza gagal.

"Karena kebohongan kriminal bahwa 'tidak ada warga sipil yang tidak bersalah di Gaza,' bahkan para sandera yang mengibarkan bendera putih sambil berteriak dalam bahasa Ibrani pun ditembak mati."

 
"Saya tidak mau membayangkan berapa banyak kasus serupa yang tidak diselidiki karena para korban dilahirkan di sisi yang salah," kata Mitnick.

Tal Mitnick orang Israel pertama dipenjara karena penolakannya atas perang di Gaza sejak konflik pecah pada 7 Oktober 2023.

Setelah pembebasan pertama, tak menutup kemungkinan Tal Mitnick mendapat hukuman penjara selanjutnya.

Pada Agustus, lebih dari 200 siswa sekolah menengah di Israel menolak wajib militer dengan alasan pendudukan Israel atas tanah Palestina.

Hingga hari ini sejak 7 Oktober 2023, Biro Pusat Statistik palestina mencatat,  21.422 warga Palestina terbunuh serangan membabi buta Israel.

Serangan pasukan Israel pun membumihanguskan Gaza hingga 355.000 rumah rusak dan ribuan bangunan hancur.

Mesarvot 

Tal Mitnick aktif di gerakan Mesarvot. Penolakannya terhadap wajib militerhingga dipenjara menjadi suara lantang gerakan yang menolak penjajahan itu.

Israel memiliki hukum yang mewajibkan setiap pemudanya yang berusia 18 tahun untuk mengikuti pendidikan militer demi membentuk pasukan yang kuat di mata dunia.

Tentu saja, para wajib militer ini kelak digunakan untuk penyerangan terhadap Palestina yang sudah berlangsung bertahun-tahun lamanya.

Mengutip Hetactiefonds.nl, Mesarvot adalah jaringan aktivis anti-pendudukan yang bertujuan untuk mendukung mereka yang menolak wajib militer.

Mesarvot melihat jalur politik sebagai alat untuk membantu mengakhiri pendudukan dan penindasan terhadap rakyat Palestina.

Organisasi ini didirikan pada akhir tahun 2015 oleh aktivis dari apa yang mereka sebut "Objection Community" atau komunitas protes.

Selama beberapa tahun terakhir mereka mendukung banyak orang yang menolak dipenjarakan. 

Kampanye-kampanye ini biasanya mencakup dukungan pribadi sebelum dipenjara oleh orang-orang yang sebelumnya menolak dipenjara dan mengetahui penjara militer dari dalam, bantuan hukum, liputan media, bantuan dalam menulis deklarasi, demonstrasi solidaritas dan solidaritas internasional.

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter