Berita Viral

Sosok Siswi di Bandarlampung Masuk RSJ, Depresi Berat, Dipaksa Adegan Asusila, Guru Lepas Tangan

Siswi malang ini berinisial MA ini mengalami depresi berat, kerap dibully teman kelas.

Editor: Satia
Tribumlampung
Siswi SMA di Lampung dipaksa lakukan adegan asusila, kini depresi berat hingga dibawa ke RSJ, respon guru cuma begini. 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Malang nasib siswi di Bandarlampung, depresi dan dimasukkan ke rumah sakit jiwa, gegara disuruh teman beradegan asusila lalu direkam.

Siswi malang ini berinisial MA ini mengalami depresi berat, kerap dibully teman kelas.

MA juga terpaksa dimasukkan ke rumah sakit jiwa (RSJ) Provinsi Lampung oleh keluarganya.

Baca juga: Erik ten Hag Buka Suara Terkait Kabar Ruang Ganti Man United Pecah, Singgung Pemain Cadangan

Pasalnya setelah menjadi korban bully teman sekelasnya, MA sering mengigau bahkan berteriak-teriak.

Dikutip TribunJakarta dari YouTube iNews TV, MA mengaku kerap disuruh teman-temannya untuk beradegan asusila lalu direkam para pelaku.

"Disuruh foto aneh-aneh, suka baju, nonton porno," ucap MA.

Baca juga: SOSOK M Ali Yusuf Siregar, Hari Ini Akan Dilantik Sebagai Bupati Deli Serdang ke 14

MA mengaku jika tak menuruti perintah para pelaku dirinya diancam akan diperkosa.

"Ancaman dia itu mana 'Ayok buka baju'," kata MA.

"Kalau enggak mau diperkosa," imbuhnya.

MA mengaku perundungan itu diterimanya sejak bulan Juli hingga awal Desember 2023.

Baca juga: Poltekpar Palembang Buka Suara, Heboh Dugaan Mahasiswa Dugem di Kampus, Joget Bareng DJ Seksi

Di rentang waktu tersebut perundungan tersebut terus berulang dan terjadi di dalam kelas.

"Sudah lama dari bulan Juli," ucap MA.

"Ada teman-teman melihat," imbuhnya.

Kakak MA, CP menangis melihat adiknya mendapatkan perlakuan tak manusiawi dari teman sekelasnya.

"Adik saya enggak mungkin tahu kayak gitu, dia itu enggak ngerti," ujar CP.

Baca juga: Poltekpar Palembang Buka Suara, Heboh Dugaan Mahasiswa Dugem di Kampus, Joget Bareng DJ Seksi

CP menduga MA dibully sejak awal duduk di kelas 12.

"Mungkin dari masuk kelas 12 itu sudah dibully," kata CP.

Sementara itu Humas SMA Muhammadiyah 2 Bandarlampung Oktaviani Delasani memberikan pernyataan mengejutkan.

Di saat siswa SMA tersebut mengalami depresi dan trauma berat, Oktaviani Delasani justru lebih memilih percaya dengan ucapan para pelaku.

Oktaviani Delasani mengatakan tidak terjadi perundungan di lingkungan sekolah.

Baca juga: Punya Rekam Jejak Bagus, Ganjar-Mahfud Diyakini Mampu Atasi Persoalan Hukum di Indonesia

"Anak yang diduga sebagai pelaku ini cuma bilang 'Si korban minta tolong saya videoin dia pakai bahasa Korea'," kata CP.

"Terjadilah dia di-videoin, mungkin namanya anak-anak jahil 'ngomongnya agak didesa-desahin',"

"Tapi mereka tidak pernah (membully), karena korban ini dekat dengan anak-anak laki itu,"

"Tidak ada (bully)," imbuhnya.

 

Artikel ini diolah Tribuntrends

Baca Berita Tribun Medan Lainnya di Google News

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved