Pemilu 2024

PSI Siantar Bergejolak, 8 Caleg Mengundurkan Diri, Horas Sianturi: Bro Kaesang Harus Belajar

Jelang masa kampanye Pemilu yang dimulai 28 November 2023, terjadi gejolak di internal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Pematang Siantar.

Penulis: Alija Magribi | Editor: Juang Naibaho
HO
DPD PSI Pematang Siantar saat menyerahkan formulir 30 Bacaleg Anggota DPRD Siantar ke KPU beberapa waktu lalu. 

TRIBUN-MEDAN.com, SIANTAR - Jelang masa kampanye Pemilu yang dimulai 28 November 2023, terjadi gejolak di internal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Pematang Siantar.

Sebanyak delapan calon anggota legislatif (caleg) dari PSI untuk DPRD Kota Pematang Siantar tahun 2024 menyatakan mundur.

Hal ini buntut dari dicopotnya Samuel Azarya Sianturi dari jabatan ketua DPD PSI Siantar.

Horas Sianturi, salah satu caleg PSI yang juga merupakan ayahanda Samuel Azarya Sianturi mengatakan, alasan Ketua DPW PSI Nezar Djoeli mencopot putranya cuma mengada-ngada.

Padahal, kata Horas, mereka sudah berjuang sejak awal pembentukan PSI mulai dari awal tahapan hingga memperjuangkan Daftar Caleg Tetap (DCT).

Namun entah mengapa, DPW mencopot ketua dengan alasan yang tak bisa diterima.

“Mereka memberhentikan tanpa pernah memberikan surat dalam bentuk fisik untuk kita terima sampai saat ini. Semua pemberitahuan hanya bentuk PDF,” ujarnya.

Horas mengatakan, seharusnya Nezar Djoeli mengedepankan sistem administrasi untuk membesarkan PSI.

Ia menilai alasan DPW PSI memecat Samuel Azarya dengan alasan tak mampu membentuk kepengurusan partai hingga di tingkat kelurahan di Pematang Siantar adalah hal yang mengada-ngada.

Sebab sejak awal tahapan verifikasi partai politik KPU, sudah dilaksanakan oleh kepengurusan Samuel.

“Disebutkan harus membentuk kelurahan, sudah kita bentuk kelurahan. Namun itu alasan yang dicari-cari, karena statemen surat terbuka kami bahwa bahwa Samuel sudah berhasil (membesarkan PSI di Siantar)," kata Horas.

Horas melanjutkan, seharusnya DPW PSI Sumut bisa melihat tahapan partai yang sudah dimulai sejak mendaftarkan partai ke KPU, verifikasi administrasi dengan keanggotaan, domisili kantor hingga pembentukan pengurus kecamatan.

"Kemudian dilanjutkan dengan verifikasi faktual keanggotaan. Anggota-anggota sudah dihadirkan baik di kantor dan di lapangan. Kita sudah melalui itu. Kemudian mengantarkan 21 Bacaleg ke KPU," kata Horas.

Lanjut Horas, mereka pun akhirnya merasa kecewa dengan sikap DPW Sumut sehingga delapan di antara para caleg memutuskan untuk mundur.

"Delapan orang termasuk saya akan mundur dan rencana hari ini kita serahkan pengunduran diri ke KPU Kota Pematang Siantar," katanya.

Samuel pun berpesan kepada Kaesang Pangarep selaku Ketua Umum PSI agar juga ikut mempelajari sistem administrasi.

Sehingga tidak ujug-ujug memberhentikan orang yang sudah berjuang membesarkan PSI di daerah seperti Kota Pematang Siantar.

"Bro Kaesang juga harus belajar sebagai orang yang baru masuk ke PSI dan belajar sistem administrasi," tandasnya.

(alj/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved