Berita Viral

Sosok Bidan Dwi Yunita, Tewaskan Bayi Prematur 1,5 Kg Demi Konten, Dimandikan Selama 1,5 Jam

Inilah sosok bidan jutek bernama Bidan Dwi Yunita Lestari yang jadikan bayi prematur 1,5 kilogram untuk bahan konten hingga meninggal dunia

KOLASE/TRIBUN MEDAN
Inilah sosok bidan Dwi Yunita Lestari yang jadikan bayi prematur 1,5 kilogram untuk bahan konten hingga meninggal dunia. 

TRIBUN-MEDAN.COM – Inilah sosok bidan jutek bernama Bidan Dwi Yunita Lestari yang jadikan bayi prematur 1,5 kilogram untuk bahan konten hingga meninggal dunia.

Sosok bidan jutek yang jadikan bayi prematur konten foto dan dimandikan selama 1,5 jam itu ternyata istri dari bos sebuah klinik Alifa di Tasikmalaya.

Adapun sosok bidan sekaligus istri bos klinik Alifa ini disebut-sebut menjadi penyebab meninggalnya bayi dengan berat 1,5 kilogram itu.

Diketahui, ternyata Klinik Alifa Tasikmalaya tersebut milik dari pasangan suami istri.

Suaminya menjabat sebagai Direktur Klinik Alifa.

Sedangkan istrinya merupakan bidan di Klinik Alifa.

Sosok Bidan Dwi Yunita yang memberikan pelayanan buruk pada ibu hamil hingga bayi yang dilahirkan meninggal dunia. 
Sosok Bidan Dwi Yunita yang memberikan pelayanan buruk pada ibu hamil hingga bayi yang dilahirkan meninggal dunia.  (HO)

Selain itu Direktur Klinik Alifa adalah seorang perawat di puskesmas.

Klinik Alifa berlokasi di Kecamatan Bungarsari, Kota Tasikmalaya.

Sosok bidan dan klinik Alifa itupun kini dikecam.

Dimana bayi anak dari Erlangga Surya Pamungkas dan Nisa Armila ini meninggal dunia setelah dijadikan konten newborn photography oleh pihak Klinik Alifa di Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya.

Erlangga bercerita, selama hamil ia dan istrinya memang rutin cek up kandung di Klinik Alifa.

Semasa hamil, Nisa Armila ditangani Bidan Dwi.

"Bidan pun menyatakan kondisi kehamilan istri dalam keadaan normal dan baik-baik saja," kata Erlangga saat menceritakan kejadian di tanggal 13 November 2023 ketika perutnya mengalami kontraksi.

Baca juga: PENGAKUAN Guru Ngaji yang Cabuli 20 Anak di Semarang: Saya Suka Anak Kecil, Tapi Kebablasan

Baca juga: Karyawan 26 Tahun Lamar Bos 50 Tahun, Rekan Sekantor Heboh, Pernah Ditolak Tidak Menyerah

Mereka mendatangi Klinik Alifa pukul 16.00 WIB, namun sampai 22.00 WIB Nisa justru tak mendapat penanganan maksimal dari perawat.

Bahkan menurut Erlangga Surya Pamungkas, istrinya sama sekali tak diberi edukasi terkait proses persalinan.

"Bidan pun menyatakan kondisi kehamilan istri dalam keadaan normal dan baik-baik saja," kata Erlangga saat menceritakan kejadian di tanggal 13 November 2023 ketika perutnya mengalami kontraksi.

Mereka mendatangi Klinik Alifa pukul 16.00 WIB, namun sampai 22.00 WIB Nisa justru tak mendapat penanganan maksimal dari perawat.

Bahkan menurut Erlangga Surya Pamungkas, istrinya sama sekali tak diberi edukasi terkait proses persalinan.

Padahal saat itu sang istri sudah mengerang kesakitan, bahkan sudah mengeluarkan air ketuban dan darah saat buang air kecil.

Viral bayi prematur meninggal diduga usai dipakai klinik untuk konten Newborn Photography.
Viral bayi prematur meninggal diduga usai dipakai klinik untuk konten Newborn Photography. (Instagram.com/@nadiaanastasyasilvera)

Bahkan saat proses melahirkan, sang bidan pun tak berhenti main handphone.

Dan lebih parahnya bidan jaga tersebut malah menjadikan istri Erlangga bahan praktik mahasiswa.

Erlangga mengungkap bidan yang menangani proses persalinan istrinya adalah Bidan Dwi Yunita.

Setelah ditelusuri, Bidan Dwi Yunita Lestari merupakan istri dari Andi Irawan, Direktur Klinik Alifa.

Sikap bidan Dwi sendiri menjadi bulan-bulanan kakak Erlangga.

"Kalah sieun, asaan kan judes. (Malah takut, kayaknya waktu itu judes)," kata Nadia Anastasya Silvera di depan Andi Irawan dan Bidan Dwi.

"Sakit hati Demi Allah," teriak Nadia dalam video.

Meski keluarga pasien emosi, namun Bidan Dwi dan suaminya terlihat tetap santai duduk berdampingan.

Bukan hanya itu, Bidan Dwi juga diduga bersembunyi ketika diminta konfirmasi usai bayi 1,5 kg meninggal dunia.

Bayi tersebut juga dijadikan sebagai konten newborn photography oleh pihak Klini Alifa tanpa izin dari Nisa dan Erlangga sebagai orang tuanya.

"Bidan Dwi Yunita yang attitudenya sangat buruk, bersikap tidak ramah dan jutek," tulis Erlangga.

Pada tanggal 15 November 2023, ketika datangi Nadia, Bidan Dwi diduga menghindar.

"1,5 jam kakak saya nunggu Bidan Dwi. kemudian tiba-tiba sudah ada di ruangan, padahal selama kakak saya di sana nunggu di pintu masuk tidak ada bidan Dwi masuk ke pintu depan. Berarti selama 1,5 jam tadi Bidan Dwi sembunyi tidak mau keluar dan menemui kakak saya," kata Erlangga Surya Pamungkas.

Baca juga: Penggalangan Dana untuk Qory Batal, Sang Dokter Pilih Cabut Laporan KDRT Suaminya: Masih Cinta

Baca juga: PENYEBAB Utama Marshel Widianto Diboikot Sejumlah TV, Sang Komika Akui Kesalahannya

Nadia Anastasia menerangkan selama proses persalinan adiknya tidak mendapat pelayanan baik dari bidan maupun perawat Klilnik Alifa.

"Jadi adik saya, ibu yang melahirkan di sana, tidak direspons dengan baik," kata Nadia.

Ia juga menduga, adik iparnya sengaja dijadikan bahan praktik oleh mahasiswa di Klini Alifa.

"Bayi adik saya memiliki berat badan sekitar 1,5 kilogram saat lahir. Namun, bayi itu hanya dimasukkan ke dalam inkubator selama beberapa jam pada Selasa (14/11/2023) pagi. Ibu dan bayi disuruh pulang oleh pihak klinik lantaran dinyatakan sudah sehat tanpa harus melakukan penanganan lanjutan," kata Nadia.


Bayi Prematur Dimandikan 1,5 Jam dan Disuruh Pulang

Sehari setelah melahirkan sekira pukul 07.00 WIB, bayi tersebut dimandikan oleh bidan dengan waktu yang lama hingga pukul 08.30 WIB.

Pihak keluarga mengaku tak tahu di mana bayi tersebut dimandikan hingga akhirnya mengetahui bayinya ternyata telah dijadikan konten.

Setelah selesai dimandikan, bayi tersebut diperbolehkan untuk pulang.

Pihak keluarga sempat mempertanyakan keputusan pihak klinik mengingat bayi tersebut terlahir dengan berat badan kurang dari 2 kilogram.

"Saya kira hanya istri saya saja yang pulang, ternyata anak saya juga disuruh pulang. Anak bayi 1,7KG disuruh pulang? Tidak salah?"

"Beberapa kali ibu saya menanyakan dan memastikan kepada bidan jaga, apakah benar ini anak disuruh pulang? Apakah sehat? Apakah normal?" ujar Erlangga.

Sepengetahuan Erlangga dan keluarganya, bayi yang memiliki berat badan kurang dari 2 kilogram harus dirawat di inkubator.

Namun, bidan di klinik tersebut menyatakan bahwa bayi Erlangga dan Nisa dalam kondisi normal dan sehat.

Akhirnya Erlangga dan Nisa pun membawa bayi mereka pulang.

Tiba di rumah pukul 18.00 WIB, bayi tersebut sempat buang air besar (BAB), lalu kembali ditidurkan pukul 21.00 WIB.

Namun saat itu Nisa menangis lantaran melihat bayi yang baru dilahirkannya tidak bergerak.

Erlangga pun bergegas membawa bayinya ke klinik tempat istrinya melahirkan, namun ternyata tutup.

Ia pun sempat menggedor pintu gerbang klinik berulang kali hingga akhirnya ada bidan yang membukakan.

"Saya minta bidan jaga untuk memeriksa anak saya, ada satu orang laki-laki entah itu dokter atau siapa."

"Dia memeriksa anak saya lalu menyebutkan bahwa anak saya sudah meninggal," terang Erlangga.

(*/TRIBUN-MEDAN.com)

 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter    

 

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved