Hamas vs Israel

Vladimir Putin Sebut AS dan Sekutunya Untung Besar Atas Perang Hamas vs Israel

Putin juga menekankan berbagai taktik, termasuk "kebohongan, provokasi, dan teknologi canggih dalam agresi psikologis dan informasi" digunakan untuk m

HO
FOTO pertemuan Presiden Palestina dan Rusia waktu Lalu. Presiden Palestina Mahmoud Abbas menemui Presiden Rusia Vladimir Putin untuk meminta bantuan atas serangan Israel.  

TRIBUN-MEDAN.com - Amerika Serikat (AS) beserta negara-negara sekutunya sedang mendapat cuan besar atau memetik keuntungan dari konflik di Timur Tengah dan wilayah lain di dunia. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, Senin (30/10/2023).

"Kita tidak boleh, tidak punya hak, dan tidak bisa membiarkan emosi mengendalikan kita.

Kita harus dengan jelas melihat siapa sebenarnya yang ada di balik tragedi rakyat di Timur Tengah dan di wilayah lain di dunia, siapa yang mengatur kekacauan mematikan ini, siapa yang mendapatkan keuntungan darinya," kata Putin seperti laporan TASS, Selasa (31/10/2023).

"Saya pikir hal ini sudah jelas bagi semua orang saat ini. Para pemberi perintah bertindak secara terang-terangan dan nyata.

Elite pemerintahan AS dan negara-negara satelitnya adalah pihak yang paling mendapatkan keuntungan dari ketidakstabilan global ini," ujar Putin dalam pertemuan mengenai situasi di Dagestan.

Warga Palestina mengevakuasi korban luka dari sebuah bangunan yang hancur akibat pemboman Israel di kamp pengungsi Rafah di Jalur Gaza pada Selasa, 17 Oktober 2023.
Warga Palestina mengevakuasi korban luka dari sebuah bangunan yang hancur akibat pemboman Israel di kamp pengungsi Rafah di Jalur Gaza pada Selasa, 17 Oktober 2023. (AP Photo/Fatima Shbair)

Diketahui, pada Minggu (29/10), massa menyerbu bandara Dagestan di Rusia untuk mencari penumpang Yahudi atau berpaspor Israel, imbas dari konflik di Timur Tengah.  

"AS sebagai kekuatan superglobal sedang melemah, kehilangan posisinya, dan semua orang melihatnya, memahaminya, bahkan hanya dengan melihat tren dalam ekonomi global. 'Pax Americana,' 'Dunia Amerika' dengan satu hegemoni sedang runtuh, perlahan tapi pasti menjadi kenangan," katanya. 

Ia menambahkan, inilah mengapa AS berupaya mendestabilisasi Rusia dan pesaing-pesaing lainnya dengan cara menanamkan perpecahan.

Putin, dalam pertemuan dengan pejabat keamanan dan penegak hukum sehari setelah kerumunan menyerbu bandara di wilayah selatan Dagestan, mengatakan situasi di Timur Tengah digunakan oleh "para dalang geopolitik" untuk kepentingan pribadi.

Dia mengatakan tidak ada yang dapat membenarkan pengeboman ratusan ribu warga tak bersalah di Gaza

Putin juga menekankan berbagai taktik, termasuk "kebohongan, provokasi, dan teknologi canggih dalam agresi psikologis dan informasi" digunakan untuk mengeksploitasi kekacauan di Timur Tengah dan konflik regional dengan tujuan destabilisasi dan memecah "masyarakat Rusia yang beragam dan multi-agama."

Sementara menekankan krisis baru di Timur Tengah dimulai dengan serangan Israel pada 7 Oktober, ia mengatakan, "Alih-alih menghukum para penjahat dan teroris, sayangnya, mereka mulai membalas dendam atas prinsip tanggung jawab kolektif."

Putin juga menekankan, pendirian negara Palestina adalah kunci untuk menyelesaikan konflik di Timur Tengah. Ia menambahkan, posisi Moskow dalam penyelesaian Palestina-Israel tidak pernah didasarkan pada kepentingan sendiri.

"Tidak pernah ada kepentingan sendiri, intrik, dan 'tindakan ganda' dalam pendekatan kami terhadap situasi di Timur Tengah, berbeda dengan Barat," kata Putin dalam pertemuan mengenai situasi di Dagestan, seperti yang dilaporkan oleh TASS, Selasa (31/10/2023).

"Kami sudah menyatakan dan kami (kembali) menyatakan posisi dengan jelas, yang tidak berubah setiap tahun: kunci penyelesaian konflik ini terletak pada pendirian negara Palestina yang berdaulat, independen, dan merdeka," tegas Putin.

Putin: Tidak Ada Pembenaran bagi Pembunuhan di Gaza, Pendirian Negara Palestina Jadi Solusi Konflik

Presiden Rusia Vladimir putin, Senin (30/10/2023), menegaskan tidak ada pembenaran bagi pembunuhan mengerikan di Gaza, di mana ribuan warga tak bersalah tewas secara sembarangan.

Putin, dalam pertemuan dengan pejabat keamanan dan penegak hukum sehari setelah kerumunan menyerbu bandara di wilayah selatan Dagestan, mengatakan situasi di Timur Tengah digunakan oleh "para dalang geopolitik" untuk kepentingan pribadi.

Putin mengatakan tidak ada yang dapat membenarkan pengeboman ratusan ribu warga tak bersalah di Gaza.

Ia menekankan bahwa berbagai taktik, termasuk "kebohongan, provokasi, dan teknologi canggih dalam agresi psikologis dan informasi" digunakan untuk mengeksploitasi kekacauan di Timur Tengah dan konflik regional dengan tujuan destabilisasi dan memecah "masyarakat Rusia yang beragam dan multi-agama."

Sementara, menekankan krisis baru di Timur Tengah, ia mengatakan, "Alih-alih menghukum para penjahat dan teroris, sayangnya, mereka membalas dendam atas prinsip tanggung jawab kolektif."

Pada malam Minggu, beberapa ratus orang masuk ke terminal internasional dan area pendaratan bandara di Dagestan setelah kedatangan penerbangan reguler dari Tel Aviv. Kerumunan itu mencari para penumpang berpaspor Israel.

Menyusul insiden tersebut, otoritas di Dagestan menutup bandara tersebut sementara.

Putin juga menekankan, pendirian negara Palestina adalah kunci untuk menyelesaikan konflik di Timur Tengah. Putin menambahkan bahwa posisi Moskow dalam penyelesaian Palestina-Israel tidak pernah didasarkan pada kepentingan sendiri.

"Tidak pernah ada kepentingan sendiri, intrik, dan 'tindakan ganda' dalam pendekatan kami terhadap situasi di Timur Tengah, berbeda dengan Barat," kata Putin dalam pertemuan mengenai situasi di Dagestan, seperti yang dilaporkan oleh TASS, Selasa (31/10/2023).

"Kami telah menyatakan dan kami menyatakan posisi kami dengan jelas, yang tidak berubah setiap tahun, kunci penyelesaian konflik ini terletak pada pendirian negara Palestina yang berdaulat, independen, dan merdeka," tegas Putin.

Menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola oleh Hamas di Gaza, jumlah kematian warga Palestina yang dibunuh Israel dalam perang antara Israel dan Hamas telah mencapai 8.306 orang.

Di Tepi Barat yang diduduki, lebih dari 110 warga Palestina telah tewas akibat kekerasan dan serangan Israel.

Lebih dari 1.400 orang di Israel telah tewas, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil yang tewas dalam serangan awal oleh Hamas yang memicu pertempuran pada 7 Oktober. Selain itu, 240 orang disandera oleh kelompok militan tersebut dan dibawa dari Israel ke Gaza.

(*/ Tribun-medan.com)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved