Banyak Kendala untuk Pengembangan Pariwisata Nias, Sihar Sitorus Gandeng BI Gelar Diskusi Publik

Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Sihar Sitorus menggelar diskusi dengan tema pengembangan desa wisata.

Editor: Jefri Susetio
Istimewa
Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Sihar Sitorus menggelar diskusi dengan tema pengembangan desa wisata. 

TRIBUNMEDNA.COM, NIAS- Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Sihar Sitorus menggelar diskusi dengan tema pengembangan desa wisata.

Acara diskusi itu dengan menggandeng Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Tapunuli Utara.

Diskusi ini dilatarbelakangi keprihatian akan banyaknya permasalahan yang menghambat perkembangan pariwisata Kepulauan Nias.

Baca juga: Kunjungi Tribun Medan, Sihar Sitorus Pastikan Maju di Dapil 2 Sumut Pada Pileg 2024

 

Menurut Sihar, diskusi ini bertujuan membangun keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat desa, melalui pengembangan usaha produktif sesuai dengan potensi sumber daya lokal, terutama di Kepulauan Nias.

Diskusi yang dilakukan pada 18-21 Oktober 2023 ini dihadiri oleh
Kepala Kantor Perwakilan BI Sibolga, Yuliansyah Andrias.

Desa wisata merupakan sebuah konsep pengembangan daerah yang menjadikan desa sebagai destinasi wisata.

Saat ini terdapat 3.613 desa wisata secara nasional dengan berbagai klasifikasi mulai dari rintisan sampai dengan desa wisata maju.

Pengembangan Desa Wisata memiliki tujuan menjadikan desa sebagai sebuah destinasi pariwisata dengan cara memadukan daya tarik wisata alam, budaya, layanan fasilitas umum pariwisata, serta aksesibilitas yang memadai.

Sihar memandang saat ini, potensi pariwisata Kepulauan Nias amatlah besar, dengan adanya berbagai objek desa wisata populer.

Seperti Pantai Sorake, teluk yang memiliki ketinggian ombak ideal untuk para wisatawan peselancar pemula maupun profesional.

Kedua, Desa Bawomatoluo dan desa Hilisimaetano. Desa ini masih sangat asli, lengkap dengan tradisinya, seperti rumah adat, tradisi lompat batu, tarian perang, dan budaya peninggalan megalitikum.

Namun dibalik potensi yang besar tersebut, Sihar masih melihat berbagai kendala dalam pengembangan desa wisata di wilayah ini.

Aksesibilitas jalan menuju berbagai dewa wisata misalnya, belum merata dan beberapa diantaranya berada dalam kondisi rusak, terutama di wilayah barat.

Dari segi “people”, sebagian masyarakat Nias masih kurang mahir dalam berbahasa Indonesia.

Sementara Sihar juga melihat masih adanya persepsi di masyarakat yang memandang pariwisata sebagai aktivitas musiman. Sehingga enggan untuk menjadikan pariwisata sebagai sumber perekonomian utama.

Dengan berbagai tantangan tersebut, Sihar menyerukan diadakan berbagai upaya agar potensi desa wisata di Kepulauan Nias dapat tetap dimaksimalkan.

"Sektor pariwisata mendatangkan devisa sekitar 14 juta dolar setahun, atau sekitar 10 persen dari total cadangan devisa Indonesia. Artinya, ini kesempatan besar bagi kita untuk mengembangkan desa wisata baik
desa wisata agro, religi, adat, dan lainnya," ungkap Sihar.

Upaya yang dapat dilakukan antara lain, pengembangan desa wisata bisa dialokasikan melalui dana desa.

Kemudian, desa wisata harus mendatangkan pengalaman yang berbeda sehingga orang mau tinggal lebih lama di desa kita.

Sihar juga melihat perlu adanya perubahan cara pandang seiring dengan kemajuan teknologi.

Dulu kita bertransaksi bisa tawar menawar, sekarang semuanya serba pasti.

"Misalnya kalau kita pakai QRIS, transaksi akan lebih pasti dan efisien," ujarnya. 

Baca juga: Yasonna Laoly Lagi-lagi Disorot, Bisnis Sewa HP di Lapas Dibongkar Netizen: Sengaja Denial

 

Terakhir, Sihar menyatakan perlu adanya dorongan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pelatihan bahasa.

Sehigga mempunyai kemampuan yang baik untuk berkomunikasi dengan wisatawan domestik maupun mancanegara.

"Saya sendiri sebagai legislator terus mendorong agar pengembangan desa wisata terus disinergikan dengan pengembangan Destinasi Pariwisata Prioritas sehingga semakin memperluas manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal," ungkapnya 

(*)

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved