Travel

Nikmatnya Sensasi Menyeruput Kopi Khas Turki di Kopi Tugu Garuda

Di tempat ngopi ini, wisatawan bisa menikmati sensasi menikmati kopi khas Turki atau yang dikenal dengan kopi pasir

|
TRIBUN MEDAN/M NASRUL SARAGIH
MERACIK - Owner Kopi Tugu Garuda Boy Tarigan tengah meracik dan menyajikan kopi pasir khas Turki di warung milik keluarganya yang berada di Jalan Veteran, Nomor 8, Berastagi, Jumat (20/10/2023). 

TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Berbicara tentang wisata di Kabupaten Karo, tentunya tidak akan ada habisnya. Kabupaten Karo memang dikenal merupakan satu di antara banyak daerah di Sumatera Utara yang tersohor sebagai daerah wisata.

Tak hanya mengandalkan kekayaan alamnya, daerah yang berada di dataran tinggi ini juga semakin berkembang menonjolkan wisata lainnya. Selain alam, wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Karo khusunya Berastagi juga berburu tempat kuliner.

Di antara tempat kuliner yang menjadi buruan wisawatan, berada di Kopi Tugu Garuda, di Jalan Veteran, Nomor 8, Berastagi.

Di tempat ngopi ini, wisatawan bisa menikmati sensasi menikmati kopi khas Turki atau yang dikenal dengan kopi pasir.

Kopi khas Turki yang disajikan Kopi Tugu Garuda ini, merupakan sajian kopi khas negara Turki yang pertama kali ada di Kabupaten Karo.

Saat diajak berbincang, Owner Kopi Tugu by Garuda, Boy Tarigan mengungkapkan, untuk kopi khas Turki yang ada di tempatnya ini dijadikan dalam dua varian yaitu kopi pasir hitam dan kopi pasir susu.

"Bisa dibilang kita lah yang pertama di Kabupaten Karo untuk menyediakan kopi khas Turki. Kalau untuk kopi Turki, ada dua jenis kopi hitam dan kopi susu, cara penyajiannya sama-sama menggunakan pasir," ujar Boy, Jumat (20/10/2023).

Penyajian kopi pasir ini sama seperti di negara asalnya yaitu menyeduh kopi dengan menggunakan pasir yang dipanaskan. Dikatakan Boy, yang membedakan kopi di Turki dengan tempatnya hanya bahan pembuatan kopi, namun metode dan hasilnya tetap sama.

"Tapi bedanya kalau asli Turki itu di dalam ibriknya bubuk kopi, air panas, dan gula. Tapi kalau kita buat sederhana, kalau bubuk mungkin tidak semua orang terima, karena ada ampasnya, di kita tidak ada,” ucapnya.

Ketika ditanya alasannya menyediakan kopi yang beda dari lainnya, ia mengaku karena ingin mencoba dan menghadirkan sesuatu yang baru.

Ia menjelaskan, jika menyajikan kopi menggunakan mesin, tentunya di Kabupaten Karo bahkan di berbagai daerah lainnya sudah banyak dan rata-rata pasti menggunakan mesin.

"Kalau kita pakai mesin juga, apa bedanya sama yang lain. Apalagi kalau di sini, sudah pasti banyak tempat ngopi yang sudah besar namanya," katanya.

Untuk nama lokasi ini, Boy menjelaskan dirinya membuat nama tempat ngopinya sesuai dengan history yang telah ada selama ini.

Dinamakan Kopi Tugu karena lokasinya yang berdekatan dengan Tugu Perjuangan Berastagi sehingga akan menjadi ikon dan pengingat bagi wisatawan.

Sementara, untuk nama Garuda, ia menjelaskan lokasi ini dulunya merupakan rumah makan milik keluarganya yang sudah dikelola sejak tahun 1981 lalu. Sehingga, ia tidak ingin menghilangkan ciri dari peninggalan keluarganya. Bahkan, menu andalan di rumah makan tersebut yang sampai saat ini masih dicari oleh pelanggan lama seperti sop masih tetap tersedia.

Untuk jam operasional Kopi Tugu sendiri, dijelaskan Boy, buka setiap hari mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB. (mns)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved