Viral Medsos
KETIKA JOKOWI Diusulkan oleh Putra Sulung Bung Karno untuk Menggantikan Megawati Jadi Ketum PDIP
Guntur Soekarnoputra mengatakan Presiden Jokowi bahkan mampu menundukan investor asing agar mau melakukan hilirisasi hasil tambang
TRIBUN-MEDAN.COM – Kabar Presiden Jokowi untuk menggantikan Megawati Soekarnoputri menjadi Ketua Umum PDIP makin terbuka isunya.
Sebelumnya, tahun 2022 lalu, desas-desus tentang ini telah beredar di publik.
Kini, putra sulung Presiden Soekarno, Guntur Soekarnoputra ingin Jokowi menggantikan Megawati Soekarnoputri usai tak lagi menjadi Presiden.
Adapun putra sulung Bung Karno itu berharap bahwa Presiden Joko Widodo akan menjadi Ketua Umum PDIP.
Hal itu diungkapkan Guntur Soekarnoputra di Harian Kompas.id dalam sebuah opini yang dimuat Sabtu (1/10/2023).
Guntur Soekarnoputra mengatakan bahwa selama 22 tahun kepemimpinan Jokowi mulai dari Wali Kota, Gubernur, hingga Presiden, pria asal Solo itu telah membuktikan sebagai anak-anak ideologis Bung Karno.
Guntur Soekarnoputra mengatakan Presiden Jokowi bahkan mampu menundukan investor asing agar mau melakukan hilirisasi hasil tambang agar Indonesia bisa mendapatkan manfaat lebih dari sumber daya alam (SDA). Sehingga Guntur menilai, usai tidak lagi di pemerintahan, Jokowi dibutuhkan untuk tetap berada dalam lingkar kekuasaan di pemerintahan yang baru.
Baca juga: Nyanyian Megawati untuk Kader, Ingatkan Politik Dimulai dari Keluarga, Sindir Jokowi?
Baca juga: Megawati Ibaratkan Prabowo dan Ganjar Bak Pria Tampan dan Wanita Cantik, Begini Penjelasannya
Bukan menjadi kepala pemerintahan, namun bisa menjadi Ketua Umum sebuah partai politik. “Jokowi dibutuhkan untuk tetap berada dalam lingkar kekuasaan dan pemerintahan. Bukan sebagai presiden, melainkan paling tidak Jokowi harus menjadi ketua umum sebuah partai politik,” tulis Guntur.
Sebab kata Guntur, Jokowi tentunya masih dibutuhkan untuk pembangunan negara ini.
Apalagi saat ini usia Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri atau yang kerap Guntur panggil Adis sudah tidak lagi berusia muda.
Di tahun depan, Megawati berusia 77 tahun yang artinya harus ada estafet kepemimpinan di PDIP.
“Tentu kita harus memikirkan bilamana Adis —begitu penulis kerap menyapa Megawati sejak kecil—tidak lagi menjadi ketua umum PDIP,” kata Guntur.
Oleh karenanya, Guntur berharap Jokowi bisa menjadi estafet kepemimpinan di PDIP mengingat sepak terjangnya yang mewujudkan cita-cita Bung Karno saat menjadi Presiden RI.
Guntur pun menyarankan agar PDIP segera menyelenggarakan kongres luar biasa yang demokratis untuk menunjuk Jokowi sebagai Ketua Umum partai.
Baca juga: Megawati Ibaratkan Prabowo dan Ganjar Bak Pria Tampan dan Wanita Cantik, Begini Penjelasannya
Baca juga: Megawati Terpelongo Dengar Isu Duet Prabowo Ganjar : Aku Kok Ketua Umumnya Malah Tak Ngerti
Apabila hal itu direstui oleh Jokowi, Partai, dan Megawati, ada baiknya Megawati menjadi Ketua Dewan Pembina PDIP.
“Dalam hal ini, jika nanti disetujui Megawati akan menjadi ketua dewan pembina, dapat saja kepada Megawati diberikan lagi hak prerogatif layaknya sebelumnya,” pungkasnya.
Namun meskipun berstatus sebagai kakak kandung Megawati, Guntur pun mengaku tidak tahu apakah ide tersebut akan diterima adiknya atau tidak.
Apa tanggapan PDIP?
Menanggapi usulan Guntur, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan sebagai sebuah gagasan pihaknya menerima usulan putra sulung Soekarno (Bung Karno) itu.
"Ya, sebagai gagasan, tentu saja kami menerima sebagai masukan," kata Hasto pada sela-sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP di JI-Expo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (30/9/2023).
Namun, dia menjelaskan saat ini skala prioritas PDIP adalah memenangkan pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Hasto menyebut saat ini PDIP tengah menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang ke-IV.
Kemudian, Rakernas V digelar setelah Pemilu, dan selanjutnya Kongres ke-VI tahun 2025.
"Nah, di dalam Kongres itu, kedaulatan berada di tangan anggota. Itu lembaga pengambil keputusan tertinggi, sehingga itulah yang nanti mekanisme yang berjalan di dalam partai," ujar Hasto.
Dia menegaskan dalam Kongres tentu saja mekanismenya adalah arus bawah, yakni mendengarkan suara anggota partai.
"Karena kongres itu akan diikuti oleh seluruh utusan-utusan dari tingkat yang paling bawah. Maka, namanya utusan yang membawa mandat," ucap Hasto.
Namun, dia menekankan saat ini PDIP masih fokus untuk memenangkan Pemilu 2024 dan Ganjar Pranowo sebagai presiden.
Terlepas dari usulan tersebut, Hasto mengatakan pihaknya akan terus mendukung Presiden Jokowi, mengingat masa jabatan Jokowi menyisakan waktu beberapa bulan lagi.
Adapun salah satu yang akan terus didukungnya itu, yakni soal kedaulatan pangan.
"Tugas PDI Perjuangan memberikan dukungan sepenuhnya sehingga dalam waktu yang tersisa ke depan itu legasi daripada presiden dapat ditingkatkan, termasuk dalam mewujudkan hal-hal yang sangat fundamental bagi kedaulatan pangan itu," pungkas Hasto.
Baca juga: Pengakuan Wanita Minta Tolong dari Mobil, Bukan Diculik, Ternyata Pukul-pukulan dengan Suami
Baca juga: MAHFUD MD Siap Turun Tangan Soal Korupsi di Kementan Hingga 12 Senpi di Rumdis Syahrul Yasin Limpo
Guntur Lebih Dulu Usul Ganjar Pranowo Sebagai Capres PDIP
Ternyata jauh di sebelumnya, Guntur Soekarnoputra mengusulkan agar PDIP mengusung Ganjar Pranowo sebagai Capres PDIP bukan Puan Maharani.
Padahal, PDIP sempat memperkuat elektabilitas Puan Maharani agar menjadi Capres dari PDI Perjuangan. Namun, Guntur tak tertarik mendukung keponakannya itu sebagai Capres 2024.
Dukungan Guntur Soekarnoputra terhadap Ganjar Pranowo ini disampaikan dalam sebuah program di kanal YouTube.
Kakak Megawati Soekarnoputri itu secara terang-terangan lebih memilih Ganjar daripada Puan Maharani.
Menurut Guntur, sosok presiden tidak harus keturunan Soekarno, ayahnya.
"(Saya lebih pilih) Ganjar. Yang jadi presiden tidak harus keluarganya Bung Karno," kata Guntur beberapa waktu lalu.
Dibanding garis keturunan, putra sulung Presiden Sukarno itu menyebut modal seorang yang ingin menjadi RI 1 harus memiliki basis massa yang kuat.
Menanggapi pernyataan pamannya, Puan Maharani tidak ambil pusing.
Saat itu, menurut Puan, keputusan soal capres PDIP hanya ditentukan oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
"Kan yang akan mengumumkan siapa calon dari PDI Perjuangan, Ketua Umum PDI Perjuangan (Megawati),"ujarnya.
"Jadi selama belum ada pengumuman dari Ketua Umum PDI Perjuangan kita tunggu dulu, sabar, siapa nanti yang akan diumumkan," pungkas Puan Maharani di kawasan DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis, 19 Januari 2023.
Puan berujar semua orang boleh menyatakan aspirasinya dan pilihannya soal sosok capres 2024.
Namun, untuk kader PDI Perjuangan, Puan mengingatkan hanya Ketum PDIP Megawati yang boleh mengumumkannya.
"Ya kami menunggu apa yang menjadi pilihan yang akan diumumkan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, siapa calon presiden atau calon wakil presiden dari PDI Perjuangan," kata Puan.
(*/tribun-medan.com)
Update berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Baca juga: SOSOK Putri Mentan Syahrul Yasin Limpo yang Baru Dilantik Jadi DPR RI Pengganti Almarhum Rapsel Ali
Baca juga: MINTA JATAH Rp 124 Miliar Uang Korupsi BTS Kominfo, Kenapa Kejagung Tak Menjerat Edward Hutahaean?
| REKAM JEJAK Brigjen Yusri Yunus, Daftar Jabatan Penting di Polri Pernah Diemban Yusri Yunus |
|
|---|
| DUDUK PERKARA Oknum TNI Prada SA Ngamuk di Tempat Hiburan Malam, TNI AD Usut Asal Senjata Api |
|
|---|
| SOSOK Brigjen Yusri Yunus Petinggi Polri Meninggal Tadi Malam, Yusri Rekan Seangkatan Kapolri |
|
|---|
| Nasib Oknum Polisi M Yunus Tendang Pengendara, Kapolres Prabumulih Diminta Bertindak, Kronologinya |
|
|---|
| Paniknya Pejabat Ini Tiba-tiba Didatangi Petugas dan Ditangkap, Puluhan Juta Uang di Bawah Meja |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Jokowi-dan-Megawati_Haul-Bung-Karno_Bulan-Bung-Karno.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.