Kerap Hadapi Kekerasan Jalanan, Anak Binaan di LPKA Medan Ikuti Group Art Therapy

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Medan gelar kegiatan Group Art Therapy bagi Anak Binaannya, Jum'at (29/09/2023).

Kegiatan Group Art Therapy ini diselenggarakan oleh LPKA Medan bekerjasama dengan Inspired Football Club Indonesia dengan menggunakan metode menggambar guna menurunkan stres pada Anak Binaan LPKA Medan. 

Kepala LPKA Medan, Tri Wahyudi, mengungkapkan bahwa remaja yang diabaikan maupun mengalami kekerasan akan cenderung kabur dari rumah dan pada akhirnya tinggal dijalanan.

"Selama berada di jalan, mereka menghadapi permasalahan-permasalahan tertentu diantaranya kekerasan yang dilakukan oleh anak jalanan lainnya, penggunaan pil, alkohol, rokok bahkan kekerasan seksual. Anak jalanan berada dalam kondisi yang tidak memiliki masa depan jelas dan tidak jarang dari mereka berhadapan dengan hukum hingga menjadi masalah bagi banyak pihak seperti keluarga, masyarakat, dan negara," ujar Tri Wahyudi.

Ia menjelaskan, adanya masalah-masalah yang dialami oleh anak-anak dan remaja ini yang mendorong mereka melakukan tindak kriminal merupakan salah satu faktor bagi pemerintah untuk membentuk Lembaga Pembinaan Khusus Anak di mana mereka dibina dalam satu tempat agar mereka mampu menyesuaikan diri dengan keluarga dan masyarakat.

"Adanya gap antara tugas perkembangan dengan kondisi remaja sesungguhnya juga berpotensi untuk menimbulkan frustasi maupun stres pada Anak Binaan," tambahnya.

Baca juga: Daftar Instansi yang Paling Sepi Peminat dalam Pendaftaran CPNS dan PPPK 2023

Oleh karena itu, stres yang dialami oleh Anak Binaannya perlu segera mendapatkan penanganan. Hal ini dikarenakan stres yang terlalu lama terjadi akan menyebabkan dampak yang negatif bagi perkembangan mereka selanjutnya. 

Tri Wahyudi menjelaskan Inspired Football Club Indonesia memberi kesempatan kepada Anak Binaan LPKA Medan untuk menurunkan tingkat stres yang mereka alami melalui Group Art Therapy dengan metode menggambar yang dianggap lebih tepat untuk digunakan pada mereka.

Tak lupa, Tri Wahyudi menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Inspired Football Club Indonesia atas kerjasamanya mendatangkan karyawan ekspatriatnya demi mendukung kelancaran kegiatan ini. 

"Semoga kegiatan therapy ini dapat menurunkan frustasi dan tingkat stres Anak-anak kami dan harapannya kerjasama seperti ini bisa terus berlanjut," harapnya. 

RN, salah satu Anak Binaan LPKA Medan yang baru seminggu menjalani hukuman pidananya mengungkapkan curahan hatinya. "Aku kalau malam suka nangis bu, ingat sama orangtuaku. Pengen kembali ke mama ku. Aku jadi susah tidur kalau malam karena mikirin mama. Pengen pulang secepatnya dari sini bu," ucap RN. 

Baca juga: Jokowi Bocorkan Bisikan ke Ganjar Pranowo Soal Tugas Berat Jadi Presiden

Sementara itu, Pekka yang berasal dari Firlandia itu selaku Mentor Group Art Therapy mengungkapkan bahwa penanganan stres pada remaja bisa menggunakan beberapa cara diantaranya mengajarkan keterampilan koping, mengembangkan keterampilan berpikir, maupun dengan menggunakan seni/art. 

"Mereka perlu mengapresiasikan emosi negatif seperti stres dalam bentuk yang tidak mengancam seperti seni, sehingga mereka merasa lebih nyaman dalam proses terapi selanjutnya," ucap Pekka.

Ia juga menjelaskan bahwa dengan Art Therapy dapat membantu dalam proses pengeksplorasian secara psikologis, sehingga membuat klien memahami pengalaman internalnya secara lebih baik. Dan membantu individu untuk menenangkan konflik-konflik dasar yang penah dialaminya, mengintegrasikan ego, menyalurkan dorongan agresif, serta meningkatkan self esteem.

"Dengan kata lain, Art Therapy bukan cuma mengekspresikan emosi namun juga meregulasikan emosi tersebut," jelas Pekka antusias.(*)