Berita Sumut

Dianiaya Penggarap, Pegawai Perkebunan Gelar Unjuk Rasa di Kantor Bupati Asahan

Intimidasi ini juga sudah mengarah ke penganiayaan hingga menyerang mental anak-anak para karyawan yang kerap pergi sekolah.

Dianiaya Penggarap, Pegawai Perkebunan Gelar Unjuk Rasa di kantor Bupati Asahan

TRIBUN-MEDAN.COM, KISARAN - Ratusan karyawan perkebunan di Sari Persada Raya melakukan unjuk rasa di kantor Bupati Asahan, Kamis(21/9/2023). Aksi ini menuntut agar Bupati Asahan segera menyelesaikan konflik PT dan penggarap.

Menurut Fierman Sihaloho, kordinator aksi, mengaku unjuk rasa ini dilakukan oleh karyawan karena sudah resah dengan aksi para penggarap yang kerap mengintimidasi karyawan PT SPR.

Intimidasi ini juga sudah mengarah ke penganiayaan hingga menyerang mental anak-anak para karyawan yang kerap pergi sekolah.

"Para penggarap ini kerap melakukan Intimidasi kepada anak-anak kami. Mereka membangun pos-pos disana, saat anak karyawan pergi ke sekolah, mereka sering di soraki, sehingga takut untuk bersekolah," kata Fierman.

Lanjutnya, penganiayaan yang dilakukan oleh pihak penggarap terjadi kepada dirinya dan seorang karyawati yang bekerja di PT SPR.

"Saya pak, kepala saya dipukul menggunakan beroti, itukan tandanya mereka sudah mau membunuh saya, bahkan ada seorang karyawati yang babak belur dihantam mereka," katanya.

Katanya, penganiayaan tersebut terjadi pada 5 Agustus 2023 lalu, dimana sempat ada bentrok antara karyawan dengan para penggarap.

"Ini sudah kami laporkan ke pihak kepolisian. Namun, sampai sekarang tidak ada pergerakan dari Polres Asahan untuk memproses itu. Kami ini sebenarnya warga Asahan apa bukan, laporan kami tidak di tindaklanjuti," katanya.

Ungkapnya, laporan tersebut sudah masuk ke Polres Asahan sebanyak 7 laporan. Namun, hingga saat ini belum ada tanggapan dari Polres Asahan.

Katanya, kini para karyawan kerap merasa terancam dengan aksi para penggarap yang mengambil hasil buah panen karyawan.

"Kini pihak penggarap telah mendirikan pondok-pondok disana. Karyawan yang memanen, nanti ditengah jalan dirampas oleh mereka. Padahal gaji kami dari situ," katanya.

Sementara, Asisten pemerintah Kabupaten Asahan, bidang perekonomian dan pembangunan, Oktoni Eryanto menjelaskan, kini Pemkab Asahan telah membuat tim khusus untuk mengatasi konflik yang ada di Kecamatan Mandoge.

"SK sudah selesai, tinggal menunggu waktu tim khusus turun mengecek kondisi yang terjadi di sana," ujar Oktoni.

Katanya, Pemkab akan berperilaku adil. Sebab, kedua belah pihak merupakan warga Kabupaten Asahan.

KBO Polres Asahan, Kompol Yayang Rizki Pratama enggan berkomentar terkait tuntutan masyarakat meminta polisi bertindak cepat menangkap pihak penggarap yang melakukan aksi kekerasan.

"Kalau pengamanan, semua berjalan lancar. Hanya, kalau ditanya soal kasus laporan, bukan kapasitas saya. Saya juga tidak pegang data," katanya.

(cr2/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved