Berita Viral

Dulu Kaya Raya, Konglomerat Ini Mendadak Bangkrut, Kini Jadi Tukang Cuci Piring dan Tidur di Jalan

Hidup konglomerat ini berubah drastis, dulu bergelimang harta lalu mendadak bangkrut saat pandemi. Hingga akhirnya dia kini banting tulang kerja jadi

Editor: Liska Rahayu
Eva.vn
Dulu Kaya Raya, Konglomerat Ini Mendadak Bangkrut, Kini Jadi Tukang Cuci Piring dan Tidur di Jalan 

TRIBUN-MEDAN.com - Hidup konglomerat ini berubah drastis, dulu bergelimang harta lalu mendadak bangkrut saat pandemi.

Hingga akhirnya dia kini banting tulang kerja jadi pencuci piring.

Dikutip dari TribunTrends, wanita bernama Hanh ini dulunya adalah seorang konglomerat kelahiran Vietnam yang berkarier di Kamboja.

Namun kini hidupnya berubah drastis, baru-baru ini dia ditemukan tidur di trotoar.

Dia juga berjualan pakaian untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Suatu hari, seorang YouTuber terkenal membeli semua pakaiannya dari kantongnya sendiri.

Mereka juga membantunya memesan tiket bus untuk pulang ke tanah air dengan harapan kehidupan lebih stabil.

Sesampainya di tanah air, ternyata dia masih belum bisa memulai hidup baru.

Dia tetap hidup dalam kemiskinan dan harus merawat ibu lanjut usia serta saudara perempuannya yang sakit jiwa.

"Keluarga saya sudah lama meninggalkan tanah air ke Kamboja.

Saya dan orang tua saya membuka bar karaoke yang menggabungkan minuman untuk masyarakat lokal dan orang Vietnam yang tinggal di sana.

Tuhan berbelaskasihan sehingga pekerjaan berjalan sangat lancar, naik bagaikan layang-layang yang tertiup angin." Katanya.

Ia melanjutkan, keluarganya berubah, dari miskin menjadi memiliki cukup makanan dan uang.

"Saya bahkan dianggap sebagai wanita kaya keturunan Vietnam di Kamboja 

Hanh kemudian membuka cabang bar karaoke lagi, jadi dia menginvestasikan uangnya." Lanjutnya.

Dulu Kaya Raya, Konglomerat Ini Mendadak Bangkrut, Kini Jadi Tukang Cuci Piring dan Tidur di Jalan
Dulu Kaya Raya, Konglomerat Ini Mendadak Bangkrut, Kini Jadi Tukang Cuci Piring dan Tidur di Jalan (Eva.vn)

Dia percaya bahwa berbisnis itu pasti berisiko. Namun, ia juga tidak bisa membiarkan uang "berdiam diri" saja di suatu tempat karena akan kehilangan nilainya.

Oleh karena itu, dia terus berinvestasi bekerja di negara tetangga.

"Saya terus bekerja keras tanpa memikirkan bahwa suatu hari nanti akan terjadi pandemi.

Saya juga yakin untuk mengatakan bahwa saya akan membantu negeri ini mengembangkan industri jasa dan pariwisata... Tapi manusia tidak sebaik Tuhan, tiba-tiba pandemi COVID-19 pecah," tuturnya.

Pada awalnya, para taipan perempuan masih diperbolehkan membuka pub dengan syarat menjual makanan dibawa pulang atau memastikan kriteria pencegahan virus.

"Pandemi merebak dengan kuat, pemerintah di sini juga meminta toko-toko tutup dalam waktu lama.

Dan tentunya bar karaoke keluarga saya harus tutup selama 2 tahun berturut-turut.

Tapi saya tetap harus membayar sewa sampai habis.

Saat itu, ayah saya meninggal karena sakit, membuat saya dan ibu semakin tertekan.

Jadi semua kekayaan yang kami peroleh selama bertahun-tahun hilang, dan ibu serta saudara perempuan harus pergi bersama untuk menyewa kamar dan tidur di trotoar ,” kenang Hanh.

Perjuangan selama berbulan-bulan di jalanan menginspirasi Hanh untuk membawa ibu, saudara perempuan dan putranya kembali ke Vietnam.

"Untungnya, saya bertemu orang-orang baik yang membantu saya.

Dia membeli tiket bus untuk 4 anggota keluarga saya untuk pulang ke rumah.

Datang ke sini, keluarga saya tinggal di rumah kerabat. Hidup belum membaik, tapi saya merasa
sangat damai di dalam , "kata Hanh jujur.

Ketika ditanya apakah dia punya modal untuk berbisnis, apakah dia akan kembali ke Kamboja, dia pun menjawabnya dengan pasrah.

"Bagaimana saya bisa mempunyai modal untuk berbisnis sedangkan saya masih harus berlari mencari makan setiap hari?

Tidak ada yang berani meminjamkan saya uang dalam jumlah besar untuk berbisnis karena sekarang semua orang kesulitan berbisnis.

Lebih dari segalanya, saya merasa Vietnam damai dan bahagia, jadi saya tidak punya niat pergi ke mana pun ,” ungkap perempuan itu.

Saat ini, Hanh bekerja mencuci piring untuk restoran dengan gaji kecil.

Dia mengatakan dia hanya ingin mendapatkan cukup uang untuk menyekolahkan putranya dan merawat ibu serta adik perempuannya yang sakit.

(*/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter 

 

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved