Viral Medsos

TERUNGKAP Kesadisan Praka Riswandi Manik, Korban Bukan Hanya Imam Masykur, ZF Pernah Disekap 12 Jam

Korban Praka Riswandi Manik (Praka RM) bukan hanya Imam Masykur yang berakhir meninggal dunia, tetapi ada sosok pria inisial ZF.

|
Editor: AbdiTumanggor
kolase istimewa/serambinews.com
TERUNGKAP Kesadisan Praka Riswandi Manik Cs, Korban Bukan Hanya Imam Masykur, ZF Pernah Disekap 12 Jam. (kolase istimewa/serambinews.com) 

Imam Masykur (25) Bukan Korban Pertama Anggota Paspampres Praka Riswandi Manik (Praka RM) Cs, Ternyata Ada Sejumlah Korban Lainnya.

TRIBUN-MEDAN.COM - Satu per satu korban keganasan oknum anggota Paspampres Praka Riswandi Manik bermunculan.

Korban Praka Riswandi Manik (Praka RM) bukan hanya Imam Masykur yang berakhir meninggal dunia, tetapi ada sosok pria inisial ZF.

Terungkap, pria ZF pernah disekap selama 12 jam.

ZF merupakan pemuda asal Sawang, Aceh Utara, yang mengaku korban Praka RM sebelum Imam Masykur.

Dikutip Tribun-medan.com dari Serambinews.com, sebelum Imam Masykur, sosok ZF pernah disekap selama 12 jam oleh Praka RM hingga mengalami trauma.

Bahkan, kondisi tubuh ZF, pemuda asal Sawang, Aceh Utara, itu sangat memprihatinkan dengan memar-memar.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh ZF saat ditemui di salah satu warung kopi di Banda Aceh, Senin (28/8/2023).

Baca juga: Ternyata Ada Teman Imam Syakur Dilepas di Tengah Jalan oleh 3 Anggota TNI, Ini Alasannya Dilepas

Tiga oknum itu berinisial Praka Riswandi, Praka HS, dan Praka J. Jika Riswandi merupakan petugas Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan Paspampres, Praka HS adalah anggota Direktorat Topografi TNI Angkatan Darat dan Praka J merupakan anggota TNI di Kodam Iskandar Muda. (HO)
Tiga oknum itu berinisial Praka Riswandi, Praka HS, dan Praka J. Jika Riswandi merupakan petugas Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan Paspampres, Praka HS adalah anggota Direktorat Topografi TNI Angkatan Darat dan Praka J merupakan anggota TNI di Kodam Iskandar Muda. (HO) 

ZF yang mengalami kejadian penculikan oleh Praka RM tersebut bahkan mengaku masih sangat trauma dengan kejadian yang menimpanya.

"Sampai sekarang saya belum berani balik ke Jakarta bang. Trauma kali saya," katanya dilansir dari Serambinews.com.

ZF lalu menceritakan pengalaman pahit yang dia alami.

ZF mengaku ditangkap dua hari menjelang Lebaran Idul Fitri, April 2023.

Saat itu ia sedang berjualan di tokonya, kawasan Bekasi.

"Saya ditangkap jam 2 siang (14.00 WIB), bulan puasa, dua hari menjelang Idul Fitri," kenangnya.

Selain itu ZF menyebutkan, ada empat orang yang datang ke toko tempat ia berjualan.

Satu menggunakan baju polisi dilengkapi senjata api yang disebutnya sebagai Praka RM, dan tiga lainnya menggenakan kemeja putih.

Semuanya mereka menggunakan masker.

"Mereka mengaku dari polisi, dan saat berada di mobil, mereka mengaku dari Polda," sebut ZF.

Ketika datang ke tokonya, hal pertama yang dilakukan keempat orang tersebut adalah mengamankan handphone.

Semua uang di dalam laci toko termasuk di dalam celana, dan barang-barang berharga lainnya diambil.

Ia dan temannya dipaksa masuk ke dalam mobil, lalu jalan.

Sekitar 2 kilometer perjalanan, mobil berhenti.

Ia dan seorang warga Aceh lainnya diperintahkan membuka baju.

Saat itu pun mata mereka kemudian ditutup dan diperintahkan tidur di bagasi belakang.

"Saat itu mereka turun dari mobil mencari sasaran lain. Dapat tiga orang lagi dari dua toko. Semuanya juga orang Aceh," ungkap ZF.

Ketiga orang itu juga disuruh membuka baju dan matanya ditutup.

Lalu diperintahkan tidur di bagasi bersama dua orang lainnya.

"Kami berlima ditidurkan di bagasi berdesak-desakan. Mobil kemudian berjalan pelan-pelan," kenang ZF.

Tiga oknum itu berinisial Praka Riswandi, Praka HS, dan Praka J. Jika Riswandi merupakan petugas Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan Paspampres, Praka HS adalah anggota Direktorat Topografi TNI Angkatan Darat dan Praka J merupakan anggota TNI di Kodam Iskandar Muda. (HO)
Tiga oknum itu berinisial Praka Riswandi, Praka HS, dan Praka J. Jika Riswandi merupakan petugas Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan Paspampres, Praka HS adalah anggota Direktorat Topografi TNI Angkatan Darat dan Praka J merupakan anggota TNI di Kodam Iskandar Muda. (HO) 

Tepat pada waktu itulah proses negoisasi terjadi.

Mereka mengancam, kalau tidak ingin cacat harus ada uang Rp 30 juta per orang.

Satu per satu mereka dipanggil untuk pindah ke bagasi tengah.

Di sinilah mereka dieksekusi oleh Praka RM, dengan melibasi punggung mereka dengan kabel listrik.

"Saya duluan yang dipukul, karena saya duluan yang ditangkap. Sakitnya luar biasa, saya berulang kali teriak takbir. Saat saya terlalu berontak, saya disetrum hingga lemas," ungkap ZF.

"Mereka nggak mau dengar kata-kata tidak ada uang, langsung dipukul," imbuhnya.

Di saat seluruh badan sudah luka-luka, permintaan uang yang awalnya Rp 30 juta dikurangi menjadi Rp 20 juta.

ZF lalu diperintahkan menghubungi temannya untuk meminta uang.

Jumlahnya mereka dikte di telinga saya. "Saya kasih Rp 8 juta, itu kiriman dari kawan. Uang di ATM juga diambil, Rp 800.000, juga di dalam kantong Rp 300.000, serta uang yang dilaci toko. Totalnya mungkin sekitar Rp 10 juta," sebut ZF.

Sementara warga Aceh lainnya yang disekap bersama ZF ada yang menyetorkan Rp 6 juta dan yang paling besar Rp 21 juta.

"Jadi mereka memeriksa handphone kami, dan mencari kontak yang berhubungan dengan uang. Kami disuruh hubungi untuk meminta kembali uang itu," ujarnya.

Kondisi Korban Praka Riswandi Manik
KORBAN PRAKA RISWANDI MANIK: Kondisi tubuh ZF, pemuda asal Sawang, Aceh Utara, yang ditangkap dan disiksa oknum Paspampres Praka Riswandi Manik pada April 2023 lalu. ZF bersama 4 orang lainnya disekap selama 12 jam dan diperas uang hingga puluhan juta. (Serambinews.com)

Mereka dilepas di dini hari

ZF bersama empat orang lainnya dilepas pukul 02.00 WIB dini hari.

Mereka diturunkan di pintu tol keluar, terminal kampung rambutan.

Karena tak memiliki uang sepeser pun, ZF lalu mendatangi Alfamart meminta tolong agar dipesankan Grab, dan dibayar saat sampai di rumah.

"Saat itu saya putuskan pulang kampung. Saya pulang 20 hari kemudian, hanya mengandalkan fotokopi kartu keluarga karena KTP, SIM, handphone diambil mereka," tambah ZF.

ZF mengaku sangat trauma dengan kejadian tersebut.

Menurut dia, apa yang dialaminya itu adalah murni perampokan dan pemerasan.

Saat ditanya lebih lanjut, ZF tak membantah bahwa kasus yang dialaminya berhubungan dengan bisnis obat Tramadol.

ZF sendiri mengaku saat itu juga menjual Tramadol, termasuk tiga orang lainnya yang ditangkap bersamanya.

"Satu orang lagi bukan, dia kalau tidak salah satpam di stasiun kereta api, orang Aceh juga. Dia dilepas dan tidak dipukul, tetapi uangnya semua habis dikuras," katamya.

Meski penangkapannya itu terkait dengan bisnis Tramadol, tetapi ZF mengaku tidak tahu bagaimana hubungan Praka RM dan komplotannya dalam bisnis tersebut.

"Saat ditangkap itu, kami sudah menawarkan uang koordinasi yang akan diberikan rutin, tetapi dia tidak mau. Mereka hanya minta disediakan uang," tutur ZF.

Menurut ZF, komplotan Praka RM sudah sering datang menculik pedagang warga Aceh.

"Sudah sering mereka datang, cuma orang yang ditangkap mereka gilir.Kalau bulan ini misalnya kena toko saya, bulan depan mereka datang lagi menyasar toko sebelah," demikian ZF.

Sementara itu menurut informasi yang dilansir dari Serambinews.com, sosok Praka RM ternyata cukup banyak melakukan penculikan hingga penganiayaan terhadap warga Aceh di Jakarta.

Meski demikian, belum diketahui pasti maksud dibalik motif Praka RM menculik dan menganiaya para korbannya selaku warga Aceh.

Dikethaui ketiga oknum TNI tersebut berinisial Praka Riswandi Manik (RM), Praka HS, dan Praka J.

Praka Riswandi Manik merupakan petugas Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan Paspampres.

Praka HS adalah anggota Direktorat Topografi TNI Angkatan Darat.

Sedangkan Praka J merupakan anggota TNI di Kodam Iskandar Muda.

Sementara seorang sipil inisial MS merupakan kakak ipar dari Praka RM.

(*/tribun-medan.com)

Baca juga: Hotman Paris Layangkan Hal Ini ke Panglima TNI Usai Resmi Jadi Pengacara Keluarga Imam Masykur

Baca juga: Praka RM Bukan Pengawal Presiden Tapi Urus Motor Patwal, Sementara Tersangka Perempuan Kakak Iparnya

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved