Tewas Gantung Diri
Diduga Alami Depresi Orang tuanya Bercerai, Pemuda di Riau Nekat Gantung Diri di Perkebunan Sawit
Pemuda ini mengakhiri hidupnya dengan gantung diri, Minggu (6/8/2023) sore sekitar pukul 17.15 WIB.
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Fadil Saputra (17) nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di perkebunan sawit.
Warga Desa Sungai Sarik Kecamatan Kampar Kiri, Provinsi Riau ini nekat gantung diri dadasari perceraian ayah dan ibunya.
Remaja ini diuga alami stres, karena orang tuanya berpisah dikarenakan hubungan yang tidak harmonis.
Dikutip dari Tribunpekanbaru.com, pemuda ini mengakhiri hidupnya dengan gantung diri, Minggu (6/8/2023) sore sekitar pukul 17.15 WIB.
Baca juga: Polda Sumut Tegaskan Perkara AKP Purn Longser Sihombing Sudah Vonis dan Inkrah Pengadilan
Penemuan mayat itu menghebohkan warga setempat.
Kepala Kepolisian Sektor Kampar Kiri, Kompol Rahmadani mengatakan, jasad itu ditemukan pertama sekali oleh seorang warga bernama Supri Andika.
Menurut dia, Supri sedang dalam perjalanan hendak memancing.
Ia berangkat dari rumahnya sekitar pukul 17.00 WIB melewati kebun sawit milik warga bernama Gea.
"Ia melihat ada orang tergantung di pelepah pohon sawit," katanya, Senin (7/8/2023). Spontan, Supri berteriak minta tolong dan didengar waega lain, Supriono yang berada tidak jauh dari lokasi.
Baca juga: SOSOK Fatmawati Soekarno, Ibu Negara yang Menjahit Bendera Merah Putih
Supriono ternyata paman Fadil.
Kapolsek Rahmadani mengatakan, korban dan pamannya pergi ke kebun sawit itu pada Minggu pagi sekitar pukul 08.00 WIB.
Mereka bekerja membersihkan rumput di kebun milik Gea seluas 5 hektare itu.
Keduanya pun berpisah jauh sekitar pukul 12.00 WIB di lokasi itu.
Setibanya di lokasi, Supriono melihat dari dekat dan memastikan siapa sosok jasad yang tergantung itu.
Betapa kagetnya dia, saat melihat jasad itu ternyata keponakannya.
Baca juga: Tiru Adegan Dewasa, Seorang Wanita Berhijab Unggah Video Menjilat Es Krim Buat Kaum Adam Melongok
"Korban tergantung dengan mengunakan tali nilon warna kuning, terlihat korban menggigit lidah dan korban memakai baju kaos warna abu-abu," papar Rahmadani.
Supriono dan Supri pun langsung berteriak minta tolong kepada warga sekitar. Lalu melapor ke Polsek Kampar Kiri.
Kapolsek langsung memerintahkan anggotanya ke lokasi. Anggota Polsek datang dengan membawa mobil ambulance.
Jasad kemudian dibawa ke Puskesmas Kampar Kiri di Kelurahan Lipat Kain guna divisum luar.
Baca juga: Penerimaan CPNS dan PPPK Dipangkas Jadi 572 Ribu Formasi, Berikut Penempatannya di Pusat dan Daerah
Rahmadani menyatakan, dari hasil visum itu tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
"Dari kemaluan korban mengeluarkan cairan," katanya.
Jasad kemudian diserahkan kepada pihak keluarga. Menurut dia, keluarga menolak otopsi yang dibuktikan dengan surat pernyataan.
Rahmadani mengungkap penyebab Fadil mengakhiri hidupnya dengan jalan pintas.
Baca juga: Pegawai KUA Sunggal yang Dituding Melakukan Pungli tak Kunjung Dijatuhi Sanksi
Menurut dia, ayah dan ibunya sudah bercerai. Lalu ibunya akan menikah lagi.
"Motif korban bunuh diri karena ibu bapaknya bercerai dan merasa malu ibunya mau nikah kembali. Korban diperkirakan depresi karena hal itu," ungkap Rahmadani.
Baca Berita Tribun Medan Lainnya di
(tribunmedan)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/foto-ilustrasi-gantung-diri-lagi.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.