SMA Negeri 1 Tigadolok

Siswa Sering Belajar Pakai Payung, Begini Kondisi SMA Negeri 1 Tiga Dolok yang Memprihatinkan

Kondisi SMA Negeri 1, Nagori Tiga Dolok, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, kian memprihatinkan tak dapat perhatian

Penulis: Alija Magribi |

Siswa Sering Belajar Pakai Payung, Begini Kondisi SMA Negeri 1 Tiga Dolok yang Memprihatinkan

TRIBUN-MEDAN.COM, SIMALUNGUN -  Kondisi SMA Negeri 1 Tiga Dolok, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, kian memprihatinkan.

Cukup lama bagi para pelajar bertahan dengan kondisi atap yang nyaris terbuka ke langit.

Amatan reporter di salah satu kelas milik SMA Negeri 1 Tiga Dolok ini, para pelajar melangsungkan kegiatan belajar mengajar dengan kondisi ruangan yang tak lagi ideal.

Hampir seluruh plafon asbes di dalam kelas runtuh.

Beberapa kelas lainnya juga mengalami kerusakan plafon, namun dengan tingkat kerusakan yang lebih ringan.

Kata sebagian pelajar, bila sewaktu-waktu hujan mengguyur, mereka terpaksa basah-basahan dan beberapa di antara mereka bahkan menyediakan payung.

"Ini kalau hujan bocor, airnya menetes. Kalau mau hujan bawa payung," ujar para pelajar yang mengaku duduk di bangku kelas XII saat ditemui, Jumat (28/7/2023) siang.

Berkaitan dengan kondisi yang ada di sekolahnya, Pelaksana harian (Plh) Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Tiga Dolok, Hamonangan Aruan yang sejak awal antusias dengan kedatangan awak media mengakui kelas rusak tersebut adalah bangunan lama.

Ia yang baru seminggu menjabat sebagai Plh Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Tiga Dolok itu menyebutkan awal plafon runtuh terjadi pada tahun lalu.

"Hampir dua tahun yang lalu, hujan deras. Jatuhlah asbesnya itu dan beberapa lembar seng. Tahun yang lewat kejadiannya," kata Hamonangan.

"Saya masih belum mengetahui apa kendala renovasi karena memang baru beberapa hari ini. Tapi memang sudah ada pembenahan kecil-kecil. Memang masalah dana karena tidak ada ketersediaan dana untuk kita," kata Hamonangan.

SMA Negeri 1 Tiga Dolok ini memiliki 800 pelajar yang terdiri dari kelas X dengan 9 rombongan belajar (rombel), kelas XI dengan 9 rombel, dan kelas XII sebanyak 8 rombel. Mayoritas pelajar adalah warga Kecamatan Jorlang Hataran dan sekitarnya.

Hamonangan mengatakan bahwa kerusakan ini sudah dilaporkan ke Kantor Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Wilayah VI Siantar-Simalungun, untuk segera diperbaiki.

Kebetulan saat itu dirinya menjabat sebagai salah satu seksi di Kantor Cabang Dinas Pendidikan tersebut.

"Ada laporannya dan foto-foto dokumennya. Tapi untuk merenovasi ini harus dihitung oleh bagian Cipta Karya. Nggak bisa langsung kita mengusulkan anggaran perbaikan ke Cabang Dinas Pendidikan. Mereka udah datang ke sini, tapi belum ada kabar kapan perbaikannya," ujar Hamonangan.

(alj/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved