Awal Mula Linglungnya Mbah Mazkur, Jemaah Haji Tersesat di Madinah, Dikira Masih di Indonesia
Dia bingung kenapa tiba-tiba sudah ada di Madinah Al Munawarah. Sebab seingatnya, ia berada di Jakarta. Ia kemudian berkeliling.
TRIBUN-MEDAN.com - Mazkur bin Main atau Mbah Mazkur mendapat kisah unik saat menjalani ibadah haji tahun 2023.
Jemaah haji kloter 1 pemberangkatan Embarkasi Jakarta–Pondok Gede (JKG 1) itu tersesat di Madinah.
Dia seperti 'hilang' memori untuk beberapa waktu sejak naik pesawat hingga tiba di Madinah.
Hari itu, Mazkur bin Main tampak masih bingung.
Tangannya memegang kepala tanda tak habis pikir.
Mazkur bin Main menceritakan kebingungannya.
Dia bingung kenapa tiba-tiba sudah ada di Madinah Al Munawarah.
Sebab seingatnya, ia berada di Jakarta. Ia kemudian berkeliling.
Setelah sadar, ternyata dia ada di di Masjid Nabawi, Madinah.
Namun selanjutnya, Mazkur bin Main Ia lupa arah pulang ke hotel di Madinah.
Mazkur bin Main tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 1 Embarkasi Jakarta–Pondok Gede (JKG 1).
Dia bersama 389 jemaah DKI Jakarta lainnya, tiba di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah, Rabu (24/5/2023), pukul 06.30 waktu Arab Saudi (WAS).
Dari bandara, jemaah JKG 01 ini di antar sampai hotel di Madinah pada sekitar pukul 08.00 WAS.
Setelah istirahat sejenak, Mazkur belum percaya sudah sampai di Tanah Suci.
Dia merasa masih di Tanah Air dan ingin mencari keluarganya.
Ia pun keluar dari hotel yang berada di antara gedung-gedung tinggi sekitar kompleks Masjid Nabawi.
"Saya ingat semalam itu naik pesawat, abis itu blas (ga ingat)," ungkap Mazkur kepada petugas yang menemaninya.
Dalam kebingungannya di Masjid Nabawi, ia bertemu dengan petugas haji.
Petugas lalu mengidentifikasi Mazkur lewat gelang identitas yang dikenakan jamaah tersebut.
Dalam gelang itu, terdapat sejumlah informasi, mulai dari nomor paspor, asal embarkasi, hingga keterangan kloter.
Dari gelang identitas, diketahui bahwa Mazkur tergabung dalam kloter JKG 01.
Petugas lalu mengecek lokasi hotel JKG 01 dan diketahui kalau itu adalah Hotel Grand Plaza Badr Al Maqam yang terletak di Sektor 1.
Petugas selanjutnya mengantar Mazkur bin Main ke hotelnya hingga bertemu petugas lainnya.
Mazkur pun bisa kembali ke kelompoknya.
Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 H Subhan Cholid mengatakan, pengalaman Maskur, mengajarkan betapa pentingnya jemaah mengenakan gelang identitas.
Subhan menjelaskan, gelang identitas jemaah haji itu dibagikan saat akan masuk asrama haji.
Gelang identitas jemaah ini terbuat dari logam yang bisa bertahan dalam kondisi apapun.
Bahkan tahan saat terbakar api.
"Gelang itu bukan asesoris, tapi menjadi bagian dari identitas diri," ucap dia.
Di dalamnya, tercakup info nomor paspor dan kloter yang bisa mengidentifikasi asal jemaah dan juga hotel tempat tinggalnya, baik di Madinah maupun Makkah.
Sebagai identitas, saat seseorang menemukan gelang itu, baik dengan orangnya maupun tidak, bisa diidentifikasi pemiliknya dan daerah asalnya.
“Dan ini terbukti pada kejadian tahun 2015, saat peristiwa Mina dan kecelakaan crane, kita temukan orangnya dalam keadaan meninggal, dan bisa diidentifikasi melalui gelangnya,” sebut Subhan.
Pernah juga, tahun 2012, ada jemaah haji Indonesia terpisah dari rombongannya dan ternyata ditemukan di gunung Uhud dalam keadaan meninggal.
Saat itu sudah sulit diidentifikasi jasadnya. Gelang yang dikenakannya menjadi petunjuk sehingga diketahui indentitasnya.
“Maka, gelang itu mohon jangan ditukar dan ditinggalkan. Kenakan gelang tersebut dengan kenceng supaya tidak lepas dari tangan selama di Tanah Suci,” pesannya.
“Mohon jangan ditukar selama masih di Tanah Suci. Sebab ada data pribadi. Sehingga jangan diberikan kepada orang lain dan jangan ditukar. Gelang ini juga bisa jadi kenang-kenangan seumur hidup,” tandasnya.
Seluruh jemaah haji Indonesia yang sudah tiba di Arab Saudi diingatkan untuk tetap mengenakan gelang identitas untuk memudahkan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) untuk menunjukkan tempat penginapan dan mencari keberadaan mereka jika tersasar.
Menurut laporan jurnalis Kompas.com, Reni Susanti, pada Rabu (24/5/2023) kemarin terdapat seorang jemaah haji Indonesia yang tersesat di Masjid Nabawi, Madinah. Sang jemaah haji yang tidak disebutkan identitasnya itu kemudian ditemukan oleh tim PPIH.
"Kemarin ada salah satu jemaah yang tersasar di Masjid Nabawi. Oleh karena itu PPIH Arab Saudi kembali mengingatkan jemaah haji untuk tidak melepaskan gelang identitas yang diberikan PPIH Arab Saudi," kata Reni saat menyampaikan laporan langsung dari Madinah, Arab Saudi, Kamis (25/5/2023).
Reni mengatakan, pada gelang itu dituliskan informasi kloter dan asal embarkasi jemaah haji.
Informasi yang tercantum di gelang itu bakal memudahkan petugas yang akan mencarikan tempat menginap dan mencari asal kloter jemaah haji jika terjadi permasalahan.
Reni melaporkan, PPIH juga terus mengingatkan jemaah haji Indonesia buat selalu membawa sandal jika menuju Masjid Nabawi untuk beribadah.
Selain itu, jemaah haji Indonesia juga diingatkan untuk tidak lupa membawa kantung plastik atau wadah khusus untuk menyimpan sandal yang mereka gunakan ke Masjid Nabawi.
Sandal itu digunakan buat melindungi kaki para jemaah haji dari lantai Masjid Nabawi yang biasanya bersuhu tinggi akibat terpapar terik Matahari dan mengakibatkan telapak kaki melepuh.
"Lantai Masjid Nabawi cukup panas. Jadi misalnya kita memaksakan diri untuk berjalan kaki di atasnya maka kaki akan melepuh," kata Reni.
Reni melaporkan, jemaah haji Indonesia kerap menganggap remeh kondisi itu dan nekat berjalan di lantai area Masjid Nabawi yang terpapar sinar Matahari.
"Hal ini biasanya seringkali diabaikan oleh para jemaah. Mereka merasa tidak masalah jalan kaki di atas lantai, tetapi kemudian mereka akan mengalami kaki melepuh. Dan ini sudah banyak terjadi di tahun-tahun sebelumnya," ucap Reni. (Laporan langsung jurnalis Kompas.com Reni Susanti)
(*/ Tribun-Medan.com)
Mazkur
haji
tersesat
Madinah
Tribun-medan.com
Awal Mula Linglungnya Mbah Mazkur
Jemaah Haji Tersesat di Madinah
| BUKAN Korban Bully, Sikap FN Disebut Berubah Usai Kecelakaan, Ledakkan Sekolah Akibatkan 96 Korban |
|
|---|
| NASIB Anggota DPRD Tersangka Perzinaan dengan Oknum Polwan Bakal Dipanggil BKD: Langgar Kode Etik |
|
|---|
| DUDUK PERKARA Siswa SMPN 1 Blora Korban Perundungan, Dikeroyok dan Diprovokasi Senior |
|
|---|
| RISMON Sianipar Tantang Ahli Forensik Polri Soal Ijazah Jokowi: Kau Atau Kami yang Tidak Ilmiah |
|
|---|
| DUDUK Perkara ASN Vita Amalia Injak Al-quran Motif Kesal Dituduh Selingkuh, Kini Berujung Dipecat |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/mazkur-haji-tersesat-tribunmedan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.