Viral Medsos

Evakuasi WNI dari Sudan, Panglima TNI Yudo Margono Prioritaskan Ibu Hamil, Anak-anak dan Orang Sakit

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyebut, pihaknya memprioritaskan warga negara Indonesia (WNI) yang hamil, sakit, lanjut usia, dan anak-anak

Editor: AbdiTumanggor
Straits Times
PERANG SAUDARA DI SUDAN: Militer Sudan hari Sabtu (22/4/2023) mengumumkan mereka sedang mengoordinasikan upaya evakuasi diplomat dari Amerika Serikat, Inggris, China, dan Prancisr (Straits Times) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Sejumlah negara sudah mulai mengevakuasi warganya dari Sudan yang hingga saat ini masih dilanda perang saudara. Amerika Serikat dan Inggris pada Minggu (24/4/2023), mulai menerbangkan para diplomatnya dari negara itu.

Sementara Prancis, Jerman, Italia, Spanyol dan sejumlah negara lain juga mulai mengatur evakuasi. Sama halnya dengan Indonesia sudah dimulai melakukan evakuasi terhadap warga negaranya.

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyebut, pihaknya memprioritaskan warga negara Indonesia (WNI) yang hamil, sakit, lanjut usia, dan anak-anak untuk dievakuasi lebih dulu dari Sudan.

Kondisi sekitar 1.209 WNI di Sudan dikhawatirkan usai pertempuran meletus antara militer dan kelompok paramiliter di negara itu.

Setelah apel pemberangkatan tim evakuasi TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Yudo menyebut, TNI diperintahkan untuk melaksanakan evakuasi darurat. Sehingga, tidak semua WNI di Sudan langsung dipulangkan.

Tim Evakuasi WNI di Sudan
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono (kanan) dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo (dua kanan) berjalan menghampiri Tim Evakuasi WNI di Sudan selepas apel di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (24/4/2023). (Genta Tenri Mawangi/Antara)

Baca juga: Perang Antar Militer di Sudan Makin Panas, Diplomat AS, Inggris, China, dan Prancis Telah Dievakuasi

Baca juga: Kondisi Khartoum Ibu Kota Sudan Luluh Lantak Usai Pertempuran Sengit Antara Militer Sejak Sabtu Lalu

"Sementara ini (informasi) yang kami terima ada kurang lebih 291 (WNI) yang sudah standby di Port Sudan," kata Yudo dikutip Antara, Senin (24/4/2023).

"Ini dari Kemlu diutamakan ibu hamil, ada yang sakit juga, ada orang tua, dan anak-anak. Mungkin nanti akan kami dahulukan itu," lanjutnya.

TNI sendiri mengirim tim evakuasi dengan 39 prajurit ke Sudan.

Tim evakuasi Sudan terdiri dari kru pesawat, penerbang, tim dari Kopasgat TNI AU, dokter, BAIS TNI, dan Puspen TNI.

Tim ini akan menumpang pesawat TNI AU jenis Boeing 737.

Pesawat ini disebut dapat mengangkut sekitar 100 orang sekali jalan.

Titik evakuasi WNI sejauh ini dikonsentrasikan di Port Sudan, kota pelabuhan di timur Sudan.

Namun, TNI juga membuka kemungkinan melakukan evakuasi langsung WNI yang berkumpul di Khartum, ibu kota Sudan.

Tim evakuasi TNI akan mengangkut WNI dari Sudan ke Jeddah, Arab Saudi.

Dari Jeddah, WNI pulang ke Tanah Air menumpang pesawat komersial.

"Perjalanan penerbangan dari Port Sudan ke Jeddah 45 menit, sementara dari Khartoum sekitar 1,5 jam, sehingga kami ambil dulu yang bisa lebih cepat untuk diangkut," kata Yudo.

"Perjalanan 45 menit itu sehari bisa selesai kalau situasinya aman tentunya, situasi mendukung. Kalau 45 menit bolak-balik 2–3 kali bisa," lanjutnya.

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono memberangkatkan Satuan Tugas Evakuasi WNI di Sudan, Senin (24/3/2023). Apel pemberangkatan tim Satgas Evakuasi WNI di Sudan dilangsungkan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin sore. (KOMPAS.com/VITORIO MANTALEAN)
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono memberangkatkan Satuan Tugas Evakuasi WNI di Sudan, Senin (24/3/2023). Apel pemberangkatan tim Satgas Evakuasi WNI di Sudan dilangsungkan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin sore. (KOMPAS.com/VITORIO MANTALEAN)

Baca juga: Kondisi Khartoum Ibu Kota Sudan Luluh Lantak Usai Pertempuran Sengit Antara Militer Sejak Sabtu Lalu

Baca juga: Panglima TNI Kirim Tim ke Sudan untuk Mengevakuasi 1.209 WNI yang Terjebak Dalam Perang Saudara

Sejumlah Negara Evakuasi Warganya

Sejumlah negara sudah mulai mengevakuasi warganya dari Sudan yang hingga saat ini masih dilanda perang.

Amerika Serikat dan Inggris pada Minggu (24/4/2023), mulai menerbangkan para diplomatnya dari negara itu.

Sementara Prancis, Jerman, Italia, Spanyol dan sejumlah negara lain juga mulai mengatur evakuasi yang dimulai pada hari itu.

Perebutan kekuatan yang sengit antara tentara reguler dan pasukan paramiliter yang kuat menyebabkan kekerasan terjadi di seluruh Sudan.

Dikutip dari BBC, otoritas AS mengatakan mereka telah mengangkut lebih dari 100 orang dengan tiga helikopter Chinook pada Minggu pagi dalam operasi yang cepat dan bersih.

Kedutaan Besar AS di Khartoum saat ini telah ditutup.

Cuitan pada laman resmi Kedubes AS mengungkapkan tidak cukup aman bagi pemerintah untuk mengevakuasi warga negara AS.

Sementara itu, pemerintah Inggris berhasil menerbangkan para diplomat Inggris dan keluarga mereka ke luar negeri dalam apa yang digambarkan sebagai operasi yang kompleks dan cepat.

Kondisi Ibu Kota Sudan, Khartoum,  yang dipenuhi asap membumbung setelah pertempuran antara tentara Sudan dan Paramiliter sejak Sabtu (15/4/2023). (AP Photo/Marwan Ali)
Kondisi Ibu Kota Sudan, Khartoum, yang dipenuhi asap membumbung setelah pertempuran antara tentara Sudan dan Paramiliter sejak Sabtu (15/4/2023). (AP Photo/Marwan Ali)

Baca juga: Perang Antar Militer Sudan Semakin Membara, Sekjen PBB Minta Gencatan Senjata, Hormati Idulfitri

Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly mengatakan opsi untuk mengevakuasi warga negaranya yang tersisa di Sudan sangat terbatas.

Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengonfirmasikan bahwa pesawat telah tiba di Djibouti untuk membawa warga negara Prancis.

Selain itu, warga Belanda meninggalkan Khartoum dengan menggunakan pesawat Prancis. Pihak Belanda berharap bisa lebih banyak membawa warganya pada Minggu.

Sedangkan tentara Jerman mengatakan tiga pesawat mereka sudah meninggalkan Sudan, menuju Yordania dengan 101 penumpang.

Italia dan Spanyol telah mengevakuasi warganya, di mana misi Spanyol juga mengangkut warga Argentina, Kolombia, Irlandia, Portugal, Polandia, Meksiko, Venezuela, dan Sudan.

Di saat yang sama, Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau mengungkapkan pemerintahannya telah mengevakuasi staf diplomatiknya.

Sedangkan beberapa negara lainnya telah berhasil mengevakuasi warganya pada Sabtu (22/4/2023).

Lebih dari 150 orang, kebanyakan dari negara-negara teluk, Mesir, Pakistan telah mengevakuasi warganya lewat jalur laut menuju pelabuhan Jeddah di Arab Saudi.

Baca juga: Perang Antar Militer Sudan Semakin Membara, Sekjen PBB Minta Gencatan Senjata, Hormati Idulfitri

Baca juga: Perang Antar Jenderal di Sudan, Sebanyak 1.209 WNI Terjebak, Panglima TNI Kirim Tim Bantuan Evakuasi

(*/tribun-medan.com/kompas tv)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved