Wakil Ketua Apindosu Usli Sarsi: Petani Sawit Butuh Sertifikat RSPO/ISPO

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Sumatera Utara (Apindosu) membidangi perkebunan dan pertanian, Usli Sarsi mengapresiasi perusahaan sawit nasional yang siap membantu petani swadaya memperoleh sertifikasi sawit berkelanjutan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang dipersyaratkan pasar global. Sebab, sertifikat yang dimiliki dapat memberi manfaat buat para petani, industri hilir dan hasil produksinya akan mendapatkan harga premium.

Menurut Usli, ini langkah baik karena tidak mudah bagi petani untuk mendapatkan sertifikat RSPO mengingat banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Dengan adanya dukungan dari perusahaan sawit nasional akan semakin banyak petani yang memperoleh sertifikat RSPO.

Diungkapkan Usli, program energi berkelanjutan yang dicanangkan pemerintah menjadi tantangan bagi industri sawit. Dengan adanya program energi berkelanjutan otomatis permintaan minyak sawit berkelanjutan akan terus meningkat, namun petani swadaya menghadapi beragam tantangan dalam mencapai praktek keberlanjutan karena keterbatasan keahlian dan sumber daya.

“Dukungan kepada petani sangat dibutuhkan untuk dapat bersaing di pasar serta berkontribusi pada upaya keberlanjutan industri kelapa sawit,” ujar Usli Sarsi yang juga Direktur Utama PT Mahkota Group Tbk melalui sambungan telepon, Jumat (7/4).

Selain RSPO, saat ini Indonesia juga memiliki standard sertifikasi sejenis yakni Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO). Ini tentunya, lanjut Usli, harus juga didukung sehingga pengelolaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia harus sesuai dengan standar dapat tercapai. Dengan begitu hasil kepala sawit di Indonesia dapat maksimal.

Saat ini diakui Usli, pengelolaan perkebunan kelapa sawit oleh petani swadaya masih banyak di bawah standar, akhirnya hasil yang diperoleh tidak maksimal dan ini berpengaruh pada harga terima sawit di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang tentu dapat merugikan petani itu sendiri.

“Kita sangat mendukung program yang mendorong petani dalam mengembangkan dan mengelola perkebunan kelapa sawit yang lebih baik sehingga dapat menghasilkan kualitas yang lebih baik,” tegas Usli.

(*)