Tewas

Letuskan Petasan di Area Masjid, 1 Tewas 2 Kritis, Dikira Geng Motor, Korban Baru Salat Tarawih

Satu remaja meregang nyawa hingga akhirnya tewas, sementara dua lainnya kritis dan dirawat di rumah sakit. Berikut fakta-faktanya.

Penulis: Indra Gunawan | Editor: Randy P.F Hutagaol
Istimewa
Tiga remaja yang dianggap sebagai geng motor habis babak belur dimassa warga yang resah dengan ulah mereka, di Kecamatan Beringin, Minggu (26/3/2023). 

TRIBUN-MEDAN.com - Tiga remaja yang disangka bagian dari geng motor babak belur hingga tewas dimassa warga. Sikap paranoid ini ditengarai keresahan akan aksi-aksi geng motor.

Satu remaja meregang nyawa hingga akhirnya tewas, sementara dua lainnya kritis dan dirawat di rumah sakit.

Semuanya bermula dari letusan petasan di area Masjid Noer Ida di Desa Tumpatan, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.

1. Kronologi Kejadian

Kapolsek Beringin, AKP Doni Simanjuntak menceritakan kronologi kejadian.

tragedi nahas ini bermula pada Minggu (26/3/2023) sekira pukul 23.20 WIB.

Saat itu, sejumlah remaja Masjid Noe Ida dan beberapa anak muda tengah melaksanakan tadarus.

Tiba-tiba saja, tiga orang remaja yang diduga geng motor ini datang dari arah Lubukpakam.

"Mereka kemudian berhenti di depan Masjid Noer Ida pinggir jalan Dusun Jati. Kemudian remaja tersebut meletuskan petasan/mercon yang diarahkan ke areal masjid," kata Doni, Senin (27/3/2023).

Lantaran dianggap mengganggu ketentraman ibadah masyarakat, warga yang ada di dalam masjid kemudian keluar melakukan pengejaran. 

Aksi kejar-kejaran terjadi hingga ke Simpang Pasar Sore, Dusun Rahayu, Desa Pasar V Kebun Kelapa, Kecamatan Beringin. 

Di sana, para terduga geng motor ini jatuh.

Kemudian, mereka ditangkap warga dan dihakimi hingga babak belur.

Dalam kondisi terdesak, ketiganya dihajar hingga satu diantaranya tewas. 

"Kalau barang buktinya ada sepeda motor Honda Supra X warna merah BK 6463 MR. Kemudian 2 petasan dan satu pipa," kata Doni.

2. 2 Remaja Kritis dan Dirawat di Rumah Sakit

Ketiga remaja yang bonyok dan tewas lantaran letuskan petasan tersebut masing-masing FA (16) dan NV (16) warga Kelurahan Syahmad Kecamatan Lubuk Pakam.

Dan B (16) warga Desa Tanjung Mulia Kecamatan Pagar Merbau.

FA dan NV saat ini di rawat di RSUD Amri Tambunan sementara B tewas.

Jasadnya pun sudah diserahkan kepada pihak keluarga.

Kasus ini kini sedang ditangani oleh Polresta Deli Serdang.

Pihak kepolisian pun melakukan penyelidikan.

Pihak kepolisian langsung turun ke lokasi kejadian.

3. Korban Tewas Anak Pesantren dan Penghafal Alquran, Ayahnya Pensiunan TNI

B (16) remaja yang tewas diamuk massa karena diteriaki geng motor usai meletuskan petasan ke area Masjid Noer Ida di Desa Tumpatan, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deliserdang disebut sebagai penghafal Alquran.

Hal itu disampaikan oleh Ali, ayah dari B.

Menurut Ali, sebelum anaknya diamuk massa, korban baru saja pulang salat tarawih. 

"Tadi malam itu sebenarnya dia baru pulang dari salat tarawih. Ya, sama kami pulangnya, cuma dia keluar rumah lagi. Dia ya memang hafiz 5 juz, karena anakku ini lulusan SMP nya pesantren," ucap Ali, Senin (27/3/2023). 

Ali yang merupakan pensiunan TNI ini bercerita saat masih SD anaknya bersekolah di sekolah umum.

Setelah lulus SD, korban meminta masuk pesantren di kawasan Jalan Willem Iskandar, Medan. 

Saat ini anaknya pun tercatat sebagai siswa kelas 11 di sekolah MAN Lubukpakam. 

"Wajib hafal 5 juz, makanya bisa lulus di pesantren. Tadi malam dia pamit, cuma bukan sama saya, tapi sama mamaknya. Saya tahunya jam dua pagi ada yang ngabarin ke rumah. Itulah saya langsung lihat ke Rumah Sakit Patar Asih. Karena kurang lengkap peralatannya, saya bawa ke RSUD Amri Tambunan," kata Ali. 

Saat pertama kali melihat anaknya, ia pun mengaku kondisi anaknya sudah cukup parah.

Saat itu korban hanya bisa mengorok.

Terakhir kalau anaknya yang paling bungsu itu menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 04.00 WIB. 

"Saya memang menolak anak saya diotopsi. Untungnya apa? Anak kita nanti dibelah-belah. Itu urusan polisi (untuk mengungkap kasus, "ujar Ali. 

Bapak empat orang anak ini mengaku sejauh ini ia masih belum yakin anaknya terlibat dalam kasus seperti yang orang sebut (tergabung dalam kelompok geng motor atau melempar petasan). Ia tidak mau menyalahkan orang lain karena merasa dalam hal ini dirinyalah yang sebenarnya salah.

Selama ini ia tidak melarang anaknya keluar malam karena dalam perinsipnya yang penting jangan macam-macam di luar dan jangan narkobaan. 

"Saya nyalahkan diri sendiri, dikasih amanah punya anak tapi nggak bisa jaga amanah dari Tuhan. Tadi bisa dinilai sendirilah waktu mensolatkan ramai yang ikut. Penuh itu masjid sampai banyak juga temannya yang datang. Bahkan ibu kantinnya saja katanya datang ke sini. Ya taukan berarti anak saya seperti apa," sebut Ali. 

Ia yakin kalau polisi juga sudah tau apa tugas dan fungsinya. Ia pun tidak mau berharap banyak dan tidak mau juga orang yang tidak bersalah berakibat hukum atas kasus anaknya.

Ali pun tidak bersedia saat foto dirinya diambil untuk didokumentasikan.

4. Warga Bungkam

Warga yang tinggal di Desa Tumpatan dan Desa Pasar V Kebun Kelapa, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deliserdang bungkam setelah ada aksi main hakim sendiri terhadap tiga remaja yang sempat diduga sebagai geng motor.

Para warga yang ditanyai wartawan ramai-ramai mengaku tidak tahu kejadian tersebut.

Dalam rekaman video yang beredar di media sosial banyak warga yang pada Minggu (26/3/2023) malam tampak di lokasi kejadian, namun tidak ada satupun yang mengaku tahu. 

"Nggak tahu apa-apa kami dek. Nggak dengar. Taunya pagi tadinya karena ada yang cerita-cerita," ucap seorang pria yang membuka usaha grosir di sekitar lokasi. 

Lokasi kejadian adanya tiga remaja di massa berada tepat di Simpang Pasar Sore, Dusun Rahayu, Desa Pasar V Kebun Kelapa, Kecamatan Beringin.

Kawasan ini juga dikenal sepi ketika malam hari. 

Rizi seorang pria yang menjadi tukang pangkas di sekitar lokasi menyebut baru mengetahui kejadian pada Senin pagi.

Ia mengaku saat kejadian tempat usahanya sudah tutup. Sehingga ia pun tidak mengetahui apa-apa. 

"Betul nggak tau apa apa aku bang. Tadi polisi pun datang juga ke sini tanya. Cuma ya aku bilang aku tutup jam sembilan malam. Itukan kejadiannya katanya tengah malam. Aku nggak tinggal di sini. Pagi tadi taunya aku karena ada polisi-polisi ngumpul di sini," kata Rizi. 

Pihak kepolisian hingga Senin (27/3/2023) siang masih berada di lokasi untuk melakukan penyelidikan.

Informasi yang dihimpun, mereka tampak berusaha mendapatkan rekaman CCTV di sekitar lokasi.

Kasat Reskrim Polresta Deliserdang, Kompol I Kadek Hery Cahyadi pun belum mau berkomentar banyak. 

"Iya ada satu yang meninggal dunia dan sudah dikebumikan keluarganya. Yang luka-luka ada dua orang. Kami masih di lapangan. Kami belum berani menyampaikan (soal dugaan geng motor). Kami masih mau pastikan dan cek dulu apa sebenarnya kejadiannya. Kami masih cari informasi juga," kata Kadek.

(dra/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved