LPKA Medan

Latih Ketelitian dan Konsentrasi, LPKA Kelas I Medan Kirim 9 Petugas Ikuti Bela Diri Shorinji Kempo

9 orang petugas LPKA Kelas I Medan mengikuti kegiatan latihan beladiri Kempo di halaman depan Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Medan, Jumat (10/2/2023).

Dok. Kemenkumham Sumut
9 orang petugas LPKA Kelas I Medan mengikuti kegiatan latihan beladiri Kempo di halaman depan Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Medan, Jumat (10/2/2023). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Shorinji Kempo itulah sebutan dari nama salah satu cabang olah raga seni bela diri, Kempo inilah salah satu olah raga yang menjadi favorit bagi petugas pemasyarakatan. Sekurangnya ada 9 orang petugas LPKA Kelas I Medan mengikuti kegiatan latihan bela diri Kempo di halaman depan Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Medan, Jumat (10/2/2023).

Shorinji Kempo adalah salah satu cabang olah raga seni bela diri berasal dari Tiongkok kuno yang diciptakan oleh Bodhidharma (Dharma Taishi atau Tatmo Cowsu) seorang biksu Buddha untuk diberikan kepada calon bikhsu sebagai pendidikan keagamaan pada Zen Budhisme, pada tahun 550 M, disebarkan sesudah perang dunia ke-2 oleh So Doshin. Dengan perkembangan zaman yang pesat, akhirnya Shorinji Kempo dikenal masyarakat luas.

Cara memainkannya mudah, hanya saja butuh ketelitian dan ketepatan. Konsentrasi penuh sangat dibutuhkan dalam berlatih seni bela diri ini guna melatih pertahanan diri bagi petugas pemasyarakatan khususnya petugas LPKA Medan dalam menjalankan tugas.

Meski terbilang mudah, namun seni bela diri Kempo tidak bisa diremehkan. Sangat butuh kejelian sang peserta Kempo tersebut untum dapat gerakan yang bagus dan tepat sasaran. Gerakan-gerakan di dalamnya dapat berakibat fatal jika sang peserta tidak fokus.

Tidak jarang, banyak dari petugas pemasyarakatan khususnya LPKA Medan tertarik untuk belajar Kempo. Karena gerakan-gerakan dari seni bela diri Kempo yang sangat tegas dan bervariasi yang membuat mereka tertarik ingin belajar dan melakukannya.

Ridwan salah satunya, dia mengaku awalnya hanya penasaran dengan gerakan-gerakannya, namun lama-lama dia tertarik untuk belajar dan bermaksud lebih mendalami kempo.

"Awalnya sih cuma iseng saja ikut Kempo, liat gerakan-gerakannya waktu sensai (sebutan bagi pelatih Kempo) mengenalkan pertama kali, eh lama-lama asik juga, sekalian aja belajar. Selain itu juga bisa untuk menjaga diri," tutur Ridwan salah satu petugas LPKA Medan yang mengikuti latihan Kempo.

Perlu diketahui bahwa atlet Kempo tidak hanya lelaki saja, tetapi banyak juga atlet perempuan. Komponen yang yang terpenting dari seni bela diri Shorinji Kempo ini adalah ketelitian dan ketepatan.

Berlatih Kempo bukan berarti untuk menyombongkan diri karena merasa kekuatan lebih, tetapi justru malah mengajarkan untuk merendah diri, mengajarkan tanggung jawab dan kedisiplinan yang tinggi. (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved