Sidang Ferdy Sambo

Pakar Psikologi Sangat Ragu Pengakuan Putri Sebagai Korban Pemerkosaan, Dalam Hitungan Menit Pulih

Putri Candrawathi yang mengaku menjadi korban pemerkosaan merasa masih diragukan oleh Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel.

HO
Putri Candrawathi mengaku sempat mengalami luka lebam karena dibanting tiga kali saat Yosua mencoba melecehkannya di Magelang waktu lalu 

TRIBUN-MEDAN.com - Putri Candrawathi yang mengaku menjadi korban pemerkosaan merasa masih diragukan oleh Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel.

Sebab mengacu pada riset, 298 korban pemerkosaan butuh waktu 2 hingga 37 hari untuk memulihkan kemampuan berpikir setelah serangan seksual yang dialaminya.

Pernyataan itu disampaikan Reza Indragiri Amriel dalam program Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Jumat (13/1/2023).

“Riset menemukan dibutuhkan waktu secara umum antara 2 sampai 37 hari, berarti rata-rata korban yang mengalami frezze sampai kemudian frezze-nya berakhir total, itu dibutuhkan waktu rata-rata 19 hari, hitungan hari, hitungan pekan,” ucap Reza Indragiri Amriel.

“Sementara korban yang satu ini, yang disebut atau disimpulkan mengalami frezze ini, sekali lagi hanya butuh hitungan menit sudah mau bersosialisasi kembali, bersosialisasi dengan orang yang memperkosa, sulit diterima oleh nalar saya.”

Baca juga: Yakin Venna Melinda tak akan Kembali ke Ferry Irawan, Nenek Verrel Bramasta Dukung Putrinya Cerai

Baca juga: Karo United Tolak Liga 2 Dihentikan, Minta Liga Tetap Berjalan dengan Sistem Buble

Bagi Reza, sikap dan perkataan Putri Candrawathi yang menjadi salah satu terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J sangat berbeda dengan profil korban-korban pemerkosaan atau kejahatan seksual lainnya.

“Tim yang melakukan pemeriksaan kepada Putri Candrawathi, yaitu tim APSIFOR menyimpulkan bahwa Putri ini mengalami frezze ketika dia diperkosa, tonic immobility, tidak bisa bergerak, tidak bisa melawan, tidak bisa melarikan diri, berteriak, bahkan berpikir pun tidak bisa, itu karena frezze,” kata Reza.

“Tapi ternyata dalam hitungan sekian menit berikutnya dia sudah tidak frezze. Padahal riset mengatakan, tahap demi tahap korban pemerkosaan dimulai dari mengatasi ketakutan-ketakutannya.”

Jadi, ungkap Reza, pada momen pasca-pemerkosaan berlangsung korban dibanjiri oleh rasa takut yang luar biasa pada orang yang memerkosannya.

Tidak hanya itu, korban pemerkosaan juga takut kepada orang sekitar yang mungkin akan memberikan stigma kepadanya.

“Tapi apa yang terjadi pada Putri, sesaat lalu dia mengaku diperkosa tapi tidak butuh hitungan pekan, hari, jam, hanya dalam hitungan menit dia melakukan mitigasi,” ujar Reza.

“Dengan cara meminta Yosua datang ke ruangannya, berbincang 4 mata selama 15 menit, bukan tentang ketakutan-ketakutannya, bukan tentang tragedi yang dialaminya, justru tentang masa depan Yosua, orang yang disebut sebagai pemerkosannya, perilaku semacam ini sungguh-sungguh bukan frezze dan bukan profil korban pemerkosaan,” jelas Reza.

Maka itu, Reza pun mempertanyakan, apakah benar Putri Candrawathi mengalami frezze dan menjadi korban perkosaan.

Baca juga: Harga Tiket Pesawat Mulai Turun, Rute Medan-Bali Hanya Rp 1,5 Juta

Baca juga: Resep Ice Tea Melon Jeli dan Cara Membuatnya, Minuman Dingin yang Pas untuk Pelepas Dahaga

(*)

Berita sudah tayang di kompas.tv

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved