News Video

10 Bahan Pangan Lokal Ini Bantu Penurunan Stunting dan Tingkatkan Perekonomian

Program Matching Fund Kedaireka Stunting 2022 berhasil terlaksana, dengan pemanfaatan bahan pangan lokal

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Fariz

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Program Matching Fund Kedaireka Stunting 2022 berhasil terlaksana, dengan pemanfaatan bahan pangan lokal, program ini berhasil menyusun 10 bahan pangan yang dapat diolah secara sehat dan kreatif.

Kegiatan yang bertemakan, 'Implementasi Program Dashat dengan Pemanfaatan Pangan Lokal dan Martabe, dengan Pendampingan Perguruan Tinggi di Sumatera Utara' ini ditutup di Convention Hall Four Points by Sheraton, Jalan Gatot Subroto Medan, Rabu (28/12/2022).

Melibatkan 200 kader dari 10 kabupaten yakni Langkat, Pakpak barat, Binjai, Padang Lawas, Dairi, Simalungun, Samosir, Mandailing Natal, Labuhan Batu Utara, Padang Sidempuan.

Ketua Program Matching Fund Kedaireka Stunting 2022, Dr dr Juliandi Harahap MA Sp KKLP mengatakan, program ini tujuan utamanya adalah meningkatkan kesadaran dan pengetahuan dari kelompok sasaran.

"Kelompok sasaran ini terdiri dari remaja atau calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan keluarga beresiko stunting. Nah kepada mereka ini sudah kita berikan bentuk edukasi, penyuluhan dengan memanfaatkan modul yang disediakan," ujar Juliandi.

Modul yang disediakan untuk pegangan para kelompok sasaran, yakni Modul Pencegahan Stunting pada Ibu Hamil, pada Remaja, Ibu Menyusui, Balita dan Modul Tumbuh Kembang Balita.

"Dari kegiatan ini juga tercipta modul pengolahan bahan pangan lokal, dalam program ini kami sebut namanya DASHAT, dapur sehat atasi stunting," jelasnya.

Beberapa modul bahan pangan lokal yang berhasil di ciptakan yakni, modul kukis momori, modul thuffin labuku, modul pengolahan ikan sampah menjadi bakso, nugget, dan abon.

Kemudian juga ada beberapa modul lainnya seperti mie igun, modul kukis mokapala, modul labu kuning yang diolah menjadi mie, pengolahan tepung mokaf dan daun kelor menjadi stik dan brownies biji alpukat.

"Kita membuat inovasi bahan pangan lokal, untuk bisa diajarkan di kelompok sasaran yang disebutkan tadi. Sejauh ini ada 10 macam bahan pangan lokal yang dapat diajarkan kepada keluarga berisiko stunting, salah satunya sebagai asupan nutrisi mereka," jelasnya.

Setelah ini, lanjut Juliandi, bahan pangan lokal tersebut juga bisa menjadi peningkatan pendapatan ekonomi keluarga.

"Karena bentuk modul tersebut, bahan pangan lokal tadi bisa dibuat produk, seperti nugget, kukies, bakso dan lainnya," pungkasnya.

(cr26/www.tribun-medan.com).

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved