Gereja Unik
Gereja Katolik Berbentuk Rumah Adat Suku Pakpak, Berdiri Sejak Tahun 1973
Berdiri sejak tahun 1973, Sebuah Gereja bernuansa suku Pakpak masih berdiri kokoh di Kelurahan Pegagan Julu I Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi.
Penulis: Alvi Syahrin Najib Suwitra |
Gereja Katolik Berbentuk Rumah Adat Suku Pakpak, Berdiri Sejak Tahun 1973
TRIBUN-MEDAN.COM, SUMBUL - Berdiri sejak tahun 1973, Sebuah Gereja bernuansa suku Pakpak masih berdiri kokoh di Kelurahan Pegagan Julu I Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi, Minggu (25/12/2022).
Pantauan Tribun Medan, Gereja Santo Khatolik Biato Dionysius Sumbul tampak masih berdiri kokoh dengan atap yang di lapisi ijuk daun serta kayu Meranti Batu.
menurut sekretaris gereja, Jansen Lingga, mengatakan gereja tersebut awalnya dirancang oleh seseorang yang berasal dari Negara Australia, dan di bangun oleh seseorang yang berasal dari Negara Belanda.
"Jadi ini dirancang oleh orang dari Australia, dan di bangun oleh orang dari Belanda pada tahun 1973, dan selesai pada tahun 1976 yang di resmikan oleh uskup Agung Batubara, " Ujarnya.
Selama hampir 46 tahun berdiri, bangunan gereja tersebut hanya tiga kali mengalami perbaikan, itupun hanya pada bagian atap saja. Sementara untuk bagian dinding masih alami.
Seperti dengan rumah adat suku Pakpak lainnya, bangunan tersebut dibagi menjadi dua lantai, di mana lantai satu digunakan sebagai ruang pertemuan, dan lantai dua digunakan untuk tempat beribadah.
Selain itu, keunikan dari gereja ini adalah cara beribadah dengan cara duduk bersila di atas tikar.
"Untuk cara beribadah kami berbeda dengan Gereja yang lainnya, karena bisanya kan duduk di atas bangku, nah kalau disini , kami duduk secara bersila, " Terangnya.
Selain itu, terdapat juga 14 patung yang menceritakan sejarah perjalanan Yesus .
(Cr7/tribun-medan.com)